Sosok Inspiratif di Balik Kemuliaan Al Qur’an

Sosok Inspiratif di Balik Kemuliaan Al Qur’an

Sosok inspiratif bisa datang dari mana saja. Kehadiran sosok ini dapat mempengaruhi seseorang untuk meneladani, meniru, dan menjadikan pedoman hidup dalam aktivitas keseharian. Seorang ayah dapat menjadi sosok inspiratif bagi anaknya dalam menerpa dan menampaki jalan hidup. Seorang guru menjadi teladan bagi muridnya dalam bertutur kata dan bertingkah laku. Seorang pemimpin menjadi sosok teladan bagi anggotanya dalam berperilaku baik, bertanggung jawab, dan bersikap adil. Begitu juga Nabi Muhammad SAW yang menjadi rujukan hidup umat muslim penjuru dunia dalam menjalankan segala sunah-sunah beliau yang telah dijalankan semasa hidup.
Ramadan menjadi bulan istimewa bagi kaum muslimin untuk berburu amal ibadah dan menemukan sosok inspiratif berikutnya. Banyak sekali potret keteladan yang dapat kaum muslimin amalkan selama bulan suci Ramadan. Mulai dari banyaknya orang yang berbagi menu makanan berbuka puasa (ifthor), bershodaqoh selama bulan suci ramadan, acara televisi yang memperbanyak tayangan islami, tak terkecuali tayangan hafiz Indonesia yang ditayangkan oleh beberapa televisi swasta nasional. Tanyangan semacam hafiz Indonesia menjadi inspirasi bagi kaum muslimin untuk giat membaca, mempelajari, dan mengkaji Al Qur’an. Umumnya, peserta hafiz Indonesia yang disiarkan televisi berasal dari usia anak-anak hingga dewasa.
Puluhan peserta yang tampil di acara hafiz Indonesia menjadi sorotan seluruh lapisan masyarakat. Kehebatan dan kelebihan para peserta hafiz Indonesia dalam melafadzkan hafalan-hafalan Al Qur’an menaikkan standar acara televisi menjadi lebih bermakna. Hafiz Qur’an berhasil menjadi sosok inspirasi bagi kaum muslimin untuk giat membaca, mengkaji, dan menghafal Al Qur’an. Tayangan yang hadir sejak tahun 2013 telah berhasil mencetak kader-kader muda muslim yang cinta dengan Al Qur’an. Kisah perjalanan peserta hafiz Inonesia
tidak berhenti di bulan suci Ramadan, melainkan berlanjut di saat para peserta ini mendapat undangan khusus untuk mengikuti berbagai perlombaan bertaraf internasional.
Musa sebagai putra asli Bangka berhasil membutikan sebagai inspirator masa kini. Penobatan Musa sebagai juara pertaman pada acara hafiz Indonesia 2014, berhasil mengantarkanya untuk mengikuti perlombaan hafidz tingkat dunia di Mesir. Penampilan Musa sebagai satu-satunya peserta termuda, berhasil membuat juri tidak dapat menyembunyikan kekagumannya. Betapa tidak? Musa sebagai salah satu peserta yang tidak mahir berbahasa Arab, berhasil menghafal Al Qur’an dengan fasih dan benar. Torehan Musa di ajang Hafidz tingkat Dunia ini membuat ia di undang khusus oleh pemerintah Mesir untuk menghadiri peringatan malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan berikutnya.
Lahirnya musa-musa lain ternyata berhasil di cetak oleh program hafiz cilik Indonesia dari salah satu televisi swasta nasional tersebut. Ahmad dan Kamil sebagai juara hafiz cilik Indonesia 2017 berhasil menjadi sorotan, ketika mereka berdua mendapatkan undangan khusus Dewan Mufti Rusia untuk di MTQ tingkat internasional yang diselenggarakan di Moscow. Lantunan surah Ar-Rahman ayat 1-40 dari kedua hafiz cilik asal Indonesia berhasil menggemakan seisi ruangan. Bahkan banyak dari peserta yang hadir tak kuasa meneteskan air mata. Mereka terharu dengan kehebatan kedua anak tersebut dengan kekuatan hafalan 30 juz Al Qur’an, terlebih profil mereka berdua sebagai anak yatim.
Sosok inspiratif dari dua kisah ini merupakan cerita islami yang dapat menjadi rujukan bersama untuk tidak berhenti dan merasa bosan untuk mencintai Al Qur’an. Kita diwajibkan untuk membaca, menghafal, dan mentadabur Al Qur’an di manapun kita berada. Kemulian Al Qur’an yang kita inginkan tidak hanya mengharap dari penghargaan di dunia saja, melainkan mendapatkan penghargaan dari Allah Ta’ala dan dapat memberikan mahkota kepada kepada kedua orang tua di akhirat kelak.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *