Setetes Air di Bulan Ramadhan

Apa arti ramadhan bagi Anda? Jawabannya tentu akan berbeda jika ditanyakan pada anak-anak. Seperti kita tahu, bulan ramadhan adalah bulan istimewa. Mengapa? Karena bulan ini jatuh setahun sekali dan bagi umat muslim merupakan ladang amalan tak terbatas. Khusus di bulan ini, umat muslim di seluruh dunia akan melaksanakan kewajiban berpuasa selama sebulan penuh. Tentunya segala perilaku mereka akan lebih terjaga mengingat puasa bukan hanya menahan diri dari lapar dan dahaga. Perilaku, lisan, hati, dan pandangan pun ikut berpuasa untuk lebih ‘menjaga’ kualitas puasa.

Nah, kembali pada judul di atas, tulisan ini menceritakan kembali peristiwa yang terjadi di minggu kedua bulan ramadhan. Aku selalu tersenyum tiap membayangkan hal ini. Hari itu aku dan ibuku berkunjung ke salah satu sanak saudara yang sakit. Kebetulan Beliau adalah kakak dari ibuku. Di rumah itu Beliau tinggal bersama anak, menantu dan kedua cucunya. Di rumah sederhana nan sejuk alam pedesaan, salah seorang dari cucunya tengah asyik berendam di ember berisi air penuh. Semula kupikir dia hanya bermain air layaknya anak-anak kecil berumur 5 – 6 tahunan. Rupanya dugaanku salah. Si Kecil yang khusyuk berendam itu ternyata sedang berjuang mempertahankan puasanya. Bagi bocah yang memiliki nama depan seperti film burung fenomenal itu puasa sudah menjadi keharusan di tahun keduanya ini. Agak tercengang aku mendengarnya. Umumnya anak –anak seusia dia masih belum kuat berpuasa. Ada pula orang tua yang memanjakan bahwa anak-anak tidak usah berpuasa.

Salut aku dengan pola asuh kedua orang tuanya. Memang betul bahwa keluarga merupakan pendidikan agama yang pertama. Dan itupun terbukti bahwa si Kecil tidak saja rajin berpuasa, tetapi juga mempraktekkan adab-adab dalam islam lainnya. Misalnya saja tidak meniup minuman ketika masih dalam kondisi panas dan minum dalam kondisi duduk. Singkatnya, pertemuan dan pemandangan hari itu telah mencuri perhatianku.

Saat kami tengah asyik ngobrol, tiba-tiba aku dikejutkan dengan polah dia yang tergopoh-gopoh minta membasuh muka. Dalam hati bertanya, ada apa gerangan? Namun jawabannya terbawa angin lalu karena kami kembali larut dalam obrolan bude yang tengah menceritakan sakitnya. Selang beberapa hari, aku kembali mengunjungi Beliau, hanya saja kali ini aku ke sana dengan saudaraku. Di sana masih ada si Kecil, Rio, yang tetap berpuasa. Lagi-lagi aku dikejutkan dengan polahnya. Kurang lebih hampir tiap sepuluh menit sekali dia minta ibunya untuk membasuh mukanya. Tiba-tiba aku teringat pertanyaan tempo hari yang belum sempat kutahu jawabannya.  Aku pun langsung menanyakannya. Dan ternyata Rio biasa membasuh mukanya untuk menjaga kesegaran badannya. Padahal kita tahu, umumnya orang berpuasa itu pasti lemas dan kelihatan layu. Meskipun hampir sepuluh menit sekali dia membasuh muka, Rio tetap menjaga puasanya. Dia menjaga jangan sampai air basuhan mukanya terminum. Sontak aku dan saudaraku tertawa. Di saat anak-anak kecil lain merengek-rengek minta buka puasa awal, dia malah konsisten berpuasa dan bahkan mencari cara agar tetap segar dan semangat berpuasa. Karena bagi dia puasa itu dosa bagi yang tidak menjalankannya dan nanti bisa masuk neraka. Subhanalloh… mari kita jaga dan didik buah hati kita dengan pemahaman sebaik mungkin. Tidak harus difasilitasi yang mahal, asalkan kita sebagai orang tua bisa memberi bahasa yang mudah mereka pahami dan pastinya kita pula yang menjadi contoh nyata dalam kehidupan mereka. Karena mereka bukan saja amanah dari Alloh, tetapi salah satu yang akan menentukan amalan kita di akhirat.

kontes cerita ramadhan

Rio setelah membasuh muka

Oleh: Nita Evlina

Dari: Tegal, Jawa Tengah


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *