Senyum Ramadhan

Senyum Ramadhan
Oleh: Nur Aisah
Matahari sudah mulai menenggelamkan dirinya, dan kini digantikan oleh bulan yang bersinar sangat cerah. Malam ini terasa sangat berbeda dengan malam-malam sebelumnya, karena esok hari bulan ramadhan telah hadir. Para muslim sangat bahagia, mereka bersorak-sorai menyambut kedatangan bulan yang penuh berkah. Segala persiapan untuk bulan ramadhan mereka siapkan dengan baik dan matang. Tak terkecuali, Miu, gadis kecil yang sekarang tengah membantu ibunya memasak.
Alih-alih bahagia, tetapi sebaliknya sang ibu melihat wajah Miu yang murung, “Miu kenapa kamu terlihat murung? Kamu nggak merasa senang? Kan besok kita sudah mulai puasa?” Tanya ibu. “Aku hanya merasa aneh, kenapa ramadhan datang cepat sekali, aku belum siap bu dan pasti aku harus berpuasa.” Jawab Miu sedih. “Aku tidak boleh makan dan minum, pasti akan sangat melelahkan. Bu apa boleh aku tidak berpuasa? Dan memangnya puasa itu untuk apa sih?” Lanjut Miu. Sang ibu pun tersenyum mendengar jawaban anaknya dan mulai menjelaskan, “Miu, ramadhan adalah bulan yang suci, bulan yang paling ditunggu oleh kita semua sebagai muslim. Di bulan inilah kita diwajibkan untuk melakukan ibadah karena pahalanya akan berlipat ganda, salah satunya berpuasa. Jadi sebagai muslim yang beriman kita wajib untuk berpuasa.” Jawab ibu. “Oh iya Miu, puasa juga mengajarkan kita untuk bersabar dan menahan segala yang membatalkannya, juga Allah menjanjikan surganya bagi hambanya yang berpiasa dengan baik. Jadi Miu sudah mengertikan tentang puasa?” Sambung ibu. “Iya bu, sekarang Miu sudah paham. Miu juga akan berpuasa bu.” Jawab Miu dengan wajah yang ceria.
Malam semakin larut, gelap mulai melanda dan melahap semua bintang yang bersinar. Sampai pada pertengahan malam menjelang pagi, tepatnya pada pukul 3 pagi. “Miu ayo bangun sahur!” Kata ibu membangunkan Miu. Miu pun terbangun dalam keadaan yang masih sangat mengantuk, iapun pergi mencuci muka. Setelahnya mulai mengambil makanan untuk sahur dan makan.Waktu Imsak telah tiba mereka mulai menyudahi makan sahur, setelah makan rasa kantuk Miu perlahan mulai menghilang. “Miu kamu masih ingatkan niat puasa ramadhan?” Tanya ayah. “Masih dong ayah.” Jawab Miu. “Miu ayo kita sikat gigi, dan bersiap karena sebentar lagi masuk waktu subuh!” Kata ibu. “Baik bu” sahut Miu. Mereka pun melaksanakan shalat Subuh berjamaah.
Matahari perlahan mulai menunjukan sinarnya, hari ini Miu libur sekolah. Miu pun memilih menghabiskan paginya untuk menonton film. Tetapi lama kelamaan Miu mulai merasa bosan, untungnya saat itu ayah mengajak Miu untuk ikut bersamanya belanja ke supermarket dan setelahnya bermain ke taman dekat rumah. Miu pun mengiyakan dan pergi dengan ayahnya. Saat ayah sedang berbelanja bahan makanan, Miu melihat ada seorang nenek tua yang sedang menyebrang jalan depan supermarket tersebut, setelah mendapat izin dari ayah, Miu dan ayah keluar supermarket dan membantu nenek menyebrang jalan. Kemudian nenek tersebut berkata, “terima kasih ya sudah membantu.” Ayah pun menjawabnya, “sama-sama nek.” Lalu ayah berkata pada Miu, “ bagus Miu kita harus saling

tolong menolong pada sesama.” Kata ayah bangga. “Iya ayah” jawab Miu. Mereka pun datang ketaman dan Miu mulai bermain.
Waktu Dzuhur telah tiba, ayahpun menyudahi Miu untuk bermain dan mengajak Miu untuk pulang dan shalat. Sesampainya dirumah mereka segera bersih-bersih dan berwudhu kemudian melaksanakan shalat zuhur berjamaah. Karena bermain tadi Miupun merasa kelelahan, sekarang tenggorokannya terasa kering. Miu mulai merasa haus, iapun berpikir untuk minum diam-diam. Miupun mulai menunggu kesempatan itu, saat kesempatan datang Miu perlahan membuka kulkas dan mengambil air untuk meminumnya. Sebelum diminumnya air tersebut, ternyata ibu melihat hal yang dilakukan Miu, dan hal tersebut cepat dicegah oleh ibu yang melihat kejadian tersebut. Miu merasa takut karena pasti ia akan dimarahi. Kemudian ibu mengajak Miu duduk dan bertanya, “Miu kamu tahu tidak yang kamu lakukan hal yang salah?” Tanya ibu. “Tahu bu” jawab Miu gugup. “Lalu kenapa masih melakukannya?” Tanya ibu. “Miu minta maaf bu, Miu haus banget sehabis bermain jadi Miu minum diam-diam.” Sahut Miu. “Miu tahu tidak Allah selalu mengawasi hambanya, jadi segala yang dilakukan Allah tahu. Walau tidak ada satupun manusia yang tahu, tetapi Allah tetap tahu.” Sambung ibu kembali. “Jadi semua yang Miu perbuat Allah bisa tahu ya? Kok bisa bu?” Tanya Miu. “Karena Allah mempunyai sifat maha melihat, mendengar dan lain lain semuanya tercantum dalam asmaul husna atau 99 sifat Allah.” Jawab ibu. “Oh jadi gitu bu, Miu minta maaf ibu karena telah berbohong dan mulai sekarang aku tidak akan seperti itu lagi bu.” Sahut Miu. “Bagus, kamu harus jadi anak yang jujur ya Miu.”
Tak terasa waktu sudah menjelang sore hari, adzan Ashar mulai berkumandang, dan Miu sekeluarga shalat berjamaah dirumah. Setelah shalat ibu menyiapkan banyak makanan untuk berbagi takjil, Miu yang melihatnya kebingungan, ”ibu, kenapa ibu masak banyak sekali makanan, apa akan ada tamu?” Tanya Miu penasaran. “Tidak Miu, ibu masak untuk berbagi takjil untuk berbuka puasa.” Jawab ibu tersenyum. “Kenapa harus berbagi kan kita tidak kenal dengan mereka?” Sambung Miu. Ibu pun menjawab pertanyaan Miu, “Miu ingatkan ibu pernah bilang, barangsiapa yang mengerjakan kebaikan pada bulan ramadhan maka mendapat pahala yang berlipat ganda. Jadi walaupun tidak saling kenal berbagi juga harus dilakukan, dengan berbagi kita bisa saling mengenal juga.”
“Oh jadi gitu ya bu, oke deh bu Miu juga mau ikut berbagi bu” jawab Miu.
Merekapun memasuki mobil dan mulai menyusuri jalan demi jalan membagikan takjil untuk sesama, Miu sangat menikmati momen berbagi tersebut. “Benar kata ibu dengan berbagi kita bisa saling mengenal, juga merasa bahagia dalam hati.” kata Miu. Setelahnya mereka kembali kerumah dan berbuka puasa bersama. Mereka juga shalat Maghrib dan bersiap ke masjid untuk shalat Isya dan Tarawih berjamaah. Ramadhan hari pertama sudah Miu lewatkan dengan baik. Miu tidak menyangka bahwa ramadhan hari pertama sudah Miu jalankan dengan banyak hal-hal berharga. Seperti tolong menolong, arti puasa, saling berbagi, dan masih banyak lagi. Ia bersyukur dirinya bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim yang beriman. Miu berharap dan akan berusaha untuk lebih baik lagi dari hari ini di ramadhan hari berikutnya.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *