Sebab Allah SWT Tidak Kelihatan

Tuhan pada dasarnya merupakan raja dari segala raja atau Sang Pencipta, Pemilik, Penguasa, Pengurus, serta Pemusnah segala sesuatu juga sangat penting dibutuhkan bagi semua kehidupan makhluk hidup ciptaan-Nya dan Tuhan ini hanyalah satu yakni Allah SWT karena Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali DIA. Apabila tidak ada Tuhan, maka semua yang ada di Alam semesta ini akan hancur dan binasa. Seperti pada kisah Nabi Musa A.S. yang menanyakan kepada Malaikat Jibril tentang “Apakah Tuhanku Allah SWT pernah sesekali tidur?”, Jawab Malaikat Jibril : “Apabila Allah SWT Tidur , maka alam semesta ini seperti perumpamaan gelas yang berisi dengan air dipegang dalam keadaan tidur sehingga tumpahlah air tersebut beserta gelasnya. Dan bagi seorang muslim harus mengimani bahwa Allah SWT itu ada dan yang selalu mengawasi kita terus menerus.
Allah SWT menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini termasuk langit yang berlapis tujuh tingkatan dan juga bumi ini tempat kita sebagai makhluk menempati dan memeliharanya. Adapun tentang Allah SWT tidak kelihatan dikarenakan indera kita terbatas yang hanya bisa melihat dengan kapasitas tertentu saja. Semua makhluk yang ada di alam semesta ini selalu memuji dan mensucikan-Nya dan kita tidak mengerti akan pujian mereka kecuali Jin dan manusia yang enggan untuk memuji dan mensucikan-Nya.
Bumi yang kita tempati hanyalah bagian paling kecil sekali dibandingkan dengan besarnya langit yang ada di atas kita. Oleh karena itu kita tidak perlu sombong atas hasil dari apa yang telah kita lakukan karena yang berhak sombong hanyalah Allah SWT semata yang memiliki nama yang terdapat dalam Asmaul Husna yaitu Al-Mutakabbir yang berarti (Maha Sombong) sebab kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi yang tidak akan pernah musnah selamannya.
Ketika kita sedang melakukan sholat pada saat Takbiratul Ihram kita selalu mengucapkan “Allahu Akbar” yaitu Allah Maha Besar dan tidak ada yang lebih besar dari pada Allah SWT. Besarnya Bumi yang berada dibawah langit pertama seperti cincin yang dibuang dipadang pasir yang luas yakni tidak kelihatan begitu juga dengan langit kedua lebih besar yang besarnya digabung antara langit pertama dan bumi, Besarnya langit ketiga lebih besar yang besarnya digabung antara Bumi, Langit Pertama dan kedua, Langit Keempat besarnya digabung Bumi dan Langit ke 1,2,3 , Langit Kelima yang besarnya digabung antara bumi, langit ke 1,2,3,4 , Langit Keenam besarnya digabung antara Bumi dan langit ke 1,2,3,4,5 Dan langit ketujuh besarnya digabung antara Bumi dan Langit ke 1,2,3,4,5,6 , diatasnya lagi ada Sidratul Munthaha yaitu hijab antara Allah SWT dengan makhluknya yang besarnya lebih besar gabungan dari Bumi dan 7 lapis langit , kemudian ada sebuah lautan (Air) dibawah Arsy Allah SWT yang besarnya lebih besar antara gabungan Bumi, 7 Lapis langit , Sidratul Munthaha, Lalu diatasnya lagi ada Arsy- Nya Allah SWT yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu “Ayat Kursi atau Pijakan kaki sang raja ke singgasana-Nya ” yang menutupi seluruh Langit dan Bumi beserta segala sesuatu didalamnya. Dan besarnya Allah SWT sendiri lebih besar dari itu semua wallahua’lam.
Kita sebagai makhluk ciptaan-Nya tidak akan pernah bisa mampu untuk dapat melihat Wujud Allah SWT karena sangat besarnya sampai menutupi Bumi dan langit beserta isinya bahkan makhluk Allah yang ada diatasnya. Bahkan semua Nabi dan Rasul tidak pernah sekalipun yang melihat wujudnya Allah terutama pada Nabi Muhammad sendiri tidak melihatnya. Pernah Rasulullah ditanya oleh istrinya Aisyah R.A. dan bertanya : “ Apakah anda (Rasulullah) saat melakukan Mi’roj ke langit sempat melihat Tuhan anda?” , Jawab Rasulullah Mengatakan : “ Allah Itu Cahaya diatas Cahaya yang sangat Terang dan aku pun tidak mampu melihatnya “ . Juga pada kisah Nabi Musa A.S. yang ingin melihat Wujud Allah SWT dan ketika Allah hendak datang (hanya dalam wujud cahaya) Semua Gunung – Gunung Hancur luluh karena tidak mampu menyambut kedatangan Allah SWT. Kemudian setelah melihat kejadian tersebut, Nabi Musa pun pingsan, dan ketika sadar Nabi Musa berkata “Aamantu Billah (saya beriman kepada Allah)” . Oleh karena itu kita sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT , harus menggantungkan segala urusan, beribadah, menyembah, memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT serta dalam Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *