Ramadhanku Bersama Al-Quran

Ramadhan kali ini aku mempunyai sebuah target ibadah yang belum pernah aku laksanakan di ramadhan sebelumnya. Ramadhan adalah kesematan mengumpulkan pahala. Targetku adalah mengkhatamkan Al Quran minimal satu kali. Tidak hanya itu aku pun ingin merutinkan amalan sunnah yang lain di bulan ramadhan ini.

Bagiku berhasil khatam Al-Quran adalah pencapaian yang luar biasa. Dipertengahan  ramadhan aku hampir khatam. Tiba-tiba seseorang mengatakan masih banyak orang yang khatam ayat Al-Quran tapi belum khatam terjemahannya. Ia mengatakan kalau khatam ayatnya saja masih biasa, tapi kalau bisa khatam beserta artinya itu yang luar biasa, ucapnya. Aku sedikit kecewa awalnya, padahal mengkhatamkan Al-quran itu kan banyak pahalanya tapi kok malah jadi biasa. “Apa iya sih, baca terjemah Al-Quran itu luar biasa?” tanyaku dalam hati.

Rasa penasaranku semakin menggebu. Sepuluh hari terakhir ramadhan aku menguatkan tekad untuk mengkhatamkan terjemah Al-Quran. Selangkah telah ku mulai, ternyata tidak seperti yang kubayangkan membaca ayat Al-Quran dalam waktu empat puluh menit banyak orang yang dapat membaca satu juz, begitu juga denganku. Tapi tidak berlaku pada terjemahannya, satu jam aku duduk sambil membaca terjemahan baru dapat setengah juz, godaan kantuk pun tak kalah membuat mata ingin terpejam. Padahal kalau ingin  khatam, dalam satu hari harus dapat tiga juz terjemah. Tapi apa boleh buat lima hari berlalu aku hanya bisa menyelesaikan lima juz, semangatku mulai kendor, apalgi badan dan mata ini yang tidak bisa diajak kompromi. Berbagai cara kucari agar bisa bertahan, sampai aku membaca di teras rumah agar suasana tidak membosankan dan mengantuk, aku juga mencoba mengatur waktu kapan harus membaca dan kapan istirahat. Aku lebih suka membaca setelah ashar karena tubuh terasa segar pada waktu-waktu itu meskipun sudah sore.

Hal yang paling membuatku semakin geregetan adalah berkali-kali aku kehilangan batas halaman yang telah kubaca karena tertidur tiba-tiba. Terpaksa harus mengulang lagi. Sempat aku akan menyerah, baru dapat beberapa ayat terjemah aku sudah menguap. Bagaimana bisa khatam kalau seperti ini. Suatu ketika aku menemukan ayat yang begitu menyentuh hatiku. Dari situlah aku menemukan semangat untuk melanjutkan. Dari ayat ke ayat, halaman ke halaman, lembar ke lembar, juz ke juz, hingga aku banyak menemukan makna luar biasa dalam Al-Quran. Di malam takbir aku tidak hanya menyelesaikan targetku tapi aku menemukan makna hidup yang semakin menambah keimananku pada Allah Swt. Subhanallah.

Oleh: Anita Meilia Sari

Dari: Lampung Timur, Lampung


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *