Ramadhan Meninggalkan Luka

Di bulan suci ramadhan kali ini, aku menghabiskan waktu di sekolah, karena walaupun sedang berpuasa tetap ada kegiatan belajar mengajar di sekolah ku. Walaupun disisi lain aku pasti akan kelelahan, tapi aku harap, di bulan suci ramadhan tahun 2023 ini aku bisa lebih produktif dari biasanya.

Walaupun cuaca di Bogor saat ini sangatlah panas, hal itu tidak bisa membuat ku tidak produktif dan tidak sekolah.

Setiap hari dari hari Senin sampai Sabtu aku sekolah dari jam 7 sampai jam 11 siang. Walaupun kita sedang berpuasa, hal itu tidak bisa menjadi alasan untuk aku bolos sekolah. Sebenarnya kegiatan ku tidak hanya sekolah, aku sangat lah aktif di organisasi, banyak lomba yang aku ikuti, dan aku juga mengikuti berbagai kegiatan di sekolah dan luar sekolah.

Menjadi produktif pada bulan suci ramadhan itu sangatlah berarti. Jika kita menghadapi nya dengan rasa bersyukur dan senang, hati kita bisa menjadi tenang dan bisa menjadi lebih semangat untuk menjalani hari-hari.

Saat ini hari Senin, aku bangun pada jam 03.00 WIB untuk melaksanakan makan sahur.

“Rika, sini turun kebawah.” Suruh seorang wanita.

“Iya Bun, sebentar.” Jawab ku.

Aku sudah di panggil oleh bunda untuk turun ke bawah, tapi sebelum aku kebawah sebaiknya aku merapikan kasur ku yang sangat berantakan. Setelah selesai, aku segera turun kebawah.

“Huaaaaaa, aku ngantuk sekali.” Gumam ku.

“Selamat pagi bunda.” Ucap ku sembari menuruni tangga.

“Selamat pagi sayang.” Jawab bunda.

“Hari ini masak apa Bun?.”

“Hari ini kan kamu sekolah sampai sore jadi untuk sahur, ibu masak ikan supaya tubuh kamu kuat.” Jawab bunda.

“Wahh terimakasih bunda.” Ucap ku.

“Ayo cepat makan.” Suruh bunda.

“Bismillahirrahmanirrahim.”

Beberapa saat kemudian. .

“Alhamdulillah kenyang juga.” Ucap ku.

“Alhamdulillah, kalo gitu sebelum imsyak kamu sebaiknya segera sikat gigi lalu mandi.” Suruh bunda.

“Siap bun.”

Setelah aku selesai sahur aku segera sikat gigi, mandi, memakai seragam sekolah, lalu aku berangkat sekolah dengan berjalan kaki sejauh 2 kilometer. Itu sebenarnya bukan jarak dari rumah ke sekolah, itu hanya jarak dari rumah ke tempat jemputan bus sekolah. Walaupun setiap harinya pulang pergi aku harus jalan sejauh 2 kilometer, tapi aku tetap senang melakukannya, karena dengan kita berjalan kaki badan kita bisa menjadi sehat.

Memang pasti lelah berjalan kaki saat berpuasa, tapi aku harus bersyukur sudah bisa sekolah di sekolah terbaik di Bogor menurut ku.

“Akhirnya aku sampai di halte bus.” Gumam ku.

“Hai Rika.” Sapa seseorang.

“Wah, hai Yuri.” Sapa ku kembali.

“Kok tumben kamu masuk pagi?.” Tanya Yuri.

“Iya nih, karena pagi ini aku ada rapat panitia di sekolah.” Jawab ku.

“Terus kamu pulang sore dong?.”

“Iya dong.”

“Kamu kuat?.”

“Kuat dong.”

“Kamu kok rajin banget sih, aku sih udah ga sanggup, ini aja aku sekolah males banget, capek soalnya.” Ucap Yuri.

“Gapapa, walaupun aku capek juga harus di jalanin, aku ikut kepanitiaan juga karena aku mau jadi aku harus bertanggung jawab, aku juga suka mencoba hal baru dan bertemu orang baru.” Jelas ku.

“Hebat banget sih kamu, aku harap apa yang kamu inginkan semoga tercapai.” Ucap Yuri sembari menyemangati ku.

“Terimakasih Yuri, ohiya bus nya udah Dateng tuh, ayo kita naik.” Ajak ku.

Kita berdua pun segera menaiki bus sekolah yang sudah sampai di halte. Beberapa saat kemudian setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya bus sekolah yang ku naiki sampai di sekolah, Alhamdulillah di perjalanan tidak macet jadi kita bisa sampai di sekolah dengan tepat waktu.

Entah mengapa, setiap aku sampai di sekolah aku sangat merasa bersyukur karena aku merasa seperti bermimpi bisa sekolah di sini. Memang semua orang bisa sekolah disini karena ini adalah sekolah swasta, tapi entah mengapa aku senang sekali bisa sekolah disini. Walaupun sekolah ini bukan sekolah yang ku inginkan, tapi aku percaya kepada Allah SWT. Bahwa dibalik kegagalan pasti ada sebuah kesuksesan.

Sudah mendekati jam 07.00 WIB, aku dan Yuri segera pergi ke GOR sekolah untuk melaksanakan sholat Dhuha berjamaah.

“Yuri kamu sholat tidak?.” Tanya ku.

“Sholat dong.” Jawab Yuri.

“Yaudah yuk kita ke atas GOR.” Ajak aku.

“Ayo, kita harus dapet shaf paling depan.” Jawab Yuri.

Di sekolah ku sebenarnya setiap hari saat masuk pagi, di adakan sholat Dhuha berjamaah supaya kita terbiasa untuk sholat sunnah.

Setelah sholat Dhuha selesai pada pukul 08.00 WIB. Aku langsung ke tempat titik kumpul rapat organisasi, sedangkan Yuri langsung pergi ke kelas, karena ia sekolah pagi.

“Yuri, aku duluan ya.”

“Iya Rika, kamu juga.”

Setelah kami berpisah, aku segera berlari ke titik kumpul rapat. Setelah aku sampai, aku merasa lelah sekali, karena walaupun masih di sekolah jarak nya sangat jauh. Memang titik kumpul nya di tengah sekolah, tapi sekolah aku sangat luas jadi aku merasa lelah.

“Duh capek banget.” Gumam ku.

“Ini jam berapa ya.” Gumam ku.

Aku segera mengecek jam di ponsel ku.

“Lah, jam 08.00 WIB??! Pantas saja masih sepi.” Gumam ku kesal.

“Lagi bulan suci ramadhan, aku lagi puasa sebaiknya aku sabar.” Gumam ku.

Singkat cerita rapat hari ini selesai, kami membahas mengenai event yang ada di sekolah pada bulan besok, aku tidak sabar menantinya. Saat ini, karena sudah mendekati jam 12.00 WIB aku segera pergi ke masjid sekolah untuk melaksanakan sholat Dzuhur.

Setelah sholat Dzuhur, aku segera bergegas ke kelas yang jaraknya lumayan jauh dari masjid. 3 menit setelahnya, akhirnya aku sampai di kelas. Ya, sudah aku menduganya pasti sudah ada guru di kelas.

Saat bulan suci ramadhan, jam belajar mengajar di kurangi. Biasanya kami pulang jam 17.00 WIB, sekarang kita pulang jam 15.50 WIB. Aku sangat bersyukur karena dengan cara pulang lebih cepat, aku bisa berbuka puasa bersama keluarga di rumah.

Kegiatan belajar mengajar pun dimulai, beberapa jam kemudian ada pesan masuk di ponsel ku, pesan nya lumayan banyak.

“Huh, siapa sih ini.” Gumam ku sembari melihat ponsel.

Isi pesan:
“Dek, kamu pulang sekarang ya, kakak jemput kamu.” Isi pesan dari kakak ku.

“Kenapa emangnya kak?.” Tanya ku di pesan.

“Ayah kecelakaan dek.”

“Astaghfirullahaladzim.” Ucap ku dan aku pun menangis.

“Kamu kenapa Rika?.” Tanya pak guru.

“A-ayah saya kecelakaan pak, dan saya harus pulang sekarang.” Jawab ku.

“Yasudah sekarang kamu siap-siap untuk pulang, kakak kamu sudah kirim pesan ke bapak juga.” Suruh pak guru.

Tidak lama kemudian, kakak sampai di sekolah untuk menjemput ku. Aku menangis di perjalanan karena tidak percaya ini, karena ayah sudah 6 bulan tidak pulang ke rumah karena bekerja di Papua. Kami pun sampai di rumah.

Bunda menangis sejadi-jadi nya. Melihat keadaan bunda yang seperti itu, aku tidak tega sampai-sampai aku tidak bisa mengeluarkan air mata lagi. Setelah aku melihat ternyata ayah sudah meninggal, karena kecelakaan kerja. Setelah aku tanya ke kakak, ternyata ayah sudah meninggal dunia pada malam hari saat sedang bekerja. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, padahal seminggu lagi sudah idul fitri, tapi ayah pulang bukan untuk merayakan nya bersama keluarga. Aku merenung seorang diri, dan aku berfikir pasti Allah SWT mengambil ayah di bulan suci ramadhan pasti karena ayah orang yang baik, ayah adalah orang yang beruntung, aku harap ayah tenang di sisi Allah SWT.

Tamat. .

Autobiografi:
Nama saya Lia Erviani, biasa dipanggil Lia. Saya perempuan yang lahir di Bogor pada 7 Februari 2006. Ibu saya bernama Sarni dan ayah saya bernama Tawanih. Saya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara.

Pendidikan pertama saya di PAUD AL-FARAS, setelah itu saya bersekolah di SDN PADURENAN. Selanjutnya saya meneruskan di SMPN 1 PARUNG dan kemudian saya saat ini sedang bersekolah di SMK TARUNA TERPADU 1, jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV).

Hobi saya bermain game, menggambar, menulis cerita, dan menari. Keinginan saya ingin menjadi seorang pengusaha hebat yang bisa membuka lowongan pekerjaan bagi orang banyak.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *