Ramadhan Bulan Cinta

Tidak seorangpun, yang tidak mendambakan bulan Ramadhan, semua kalangan mendambakan bulan Ramadhan untuk meraup keberkahan di bulan suci yang mulia ini. Terlebih kami, para generasi muda di sebuah dusun kecil bernama Ngawinan, tepatnya di daerah Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Bulan Ramadhan merupakan salah satu momen besar bagi kami dalam rangka membumikan islam sebagai manusia yang masih sedikit pengalamannya. Menjadi bagian dari anggota rema masjid di dusun merupakan suatu pengalaman tersendiri. Kami, para remaja masjid yang terikat dalam sebuah organisasi bernama IRENG (Ikatan Remaja Ngawinan). Meskipun tidak tercantum nama masjid dalam judul organisasi kami, hal tersebut otomatis menjadi status kami sebagai remaja muslim dalam berkiprah, alasan lainnya karena penduduk di dusun kami semuanya muslim.

Hidup di masyarakat muslim bukan tidak ada tantangan dalam membumikan islam dan terjun ke masyarakat. Di kampung, selayaknya para orang tua dan sesepuh memang tidak mesti menganggap keberadaan para remaja yang masih kurang pengalaman. Disinilah tantangan kami. meski persatuan remaja di kampung kami sudah ada semenjak dahulu dan terus melakukan regenerasi. Bukan tidak mungkin pasang surut sebuah organisasi pasti terjadi. Saya, terjun ke dunia organisasi di kampung sejak tahun 2010, tepat setelah lulus dari pesantren. Dalam lima tahun kebersamaan kami, banyak hal yang saya pelajari mengenai pasang sebuah surut organisasi.

Dalam momen bulan Ramadhan, kami seolah memiliki tugas tahunan untuk menyemarakkan bulan ini agar menjadi meriah, meramaikan masjid dan mushola dengan shalat berjamah wajib maupun sunnah dan tadarus di masjid. Selain dari itu, sudah sejak bertahun-tahun lalu setiap kali bulan ramadhan tiba, remaja masjid mengadakan sebuah kegiatan perlombaan yang dikhususkan untuk anak-anak di kampung kami. kami menyebutnya Lomba Gema Ramadhan. batasan usianya ialah dari usia TK sampai dengan usia SMP. Anak-anak yang sudah duduk di SMA secara otomatis masuk kategori remaja masjid. Jenjang usia menjadi anggota remaja masjid tidak ada batasan. Biasanya, kawan-kawan akan off dari kegiatan organisasi remaja begitu mereka menikah. Meski begitu, tak jarang alumni ikhwan masih aktif dalam organisasi meski mereka sudah menikah. Sehingga kami memiliki sesepuh yang cukup arif yang mana bisa terus membimbing dan memantau kegiatan kami .

Dalam mengadakan kegiatan perlombaan special di bulan ramadhan ini, kami menjunjung tinggi niat untuk membuat anak-anak di kampung kami cinta terhadap masjid, suka pergi ke masjid dan mereka akan mengajak semua teman-temannya ke masjid.

Setiap sore hari di serambi masjid, kami memiliki kegiatan tetap dan wajib yaitu tadarus sore yang diperuntukkan bagi anak-anak usia SMA ke bawah. Kami benar-benar menggunakan TOA masjid yang dapat menyiarkan suara hingga ke seluruh desa agar orang tua dirumah dapat mendengar putra-putrinya mengaji di masjid. Anak-anak kecil di kampung kami sangat banyak banyak, tak jarang waktu tadarus yang dimulai selepas jamaah ashar hingga sebelum magrib tidak mencukupi. Alhasil kami menemukan ide lain untuk membuat kegiatan tadarus seimbang dan tetap terpercaya. Kami memberikan anak-anak kartu tadarus yang mana kartu itu akan ditandatangani oleh penyimak tadarus setiap hari, sebagai bukti bahwasanaya anak tersebut benar-benar mengikuti kegiatan tadarus. Jadi, meski anak-anak tadarus tanpa menggunakan mic, mereka tetap memiliki bukti bahwa mereka melaksanakan tadarus.

Kami, para remaja masjid membuat jadwal piket untuk mendampingi anak-anak tadarus setiap hari. Jadwal piket tersebut harus di laksanakan dan apabila kami absen, kami diwajibkan membayar denda. Denda tersebut masuk ke dalam kas remaja masjid. Akan tetapi, di hari lain dimana kami tidak mendapatkan tugas piket mendampingi tadarus, tak jarang kami juga tetap ke masjid menyemarakkan kegiatan tadarus.

Kartu kegiatan tadarus yang dimiliki anak-anak memiliki nilai plus dalam kegiatan Lomba gema Ramadhan. Dimana setiap 1 kali tadarus, maka mereka mendapatkan 1 poin tambahan dalam penilaian setiap perlombaan. Tentu saja, hikmahnya sangat positif, anak-anak berlomba rajin tadarus meski hujan turun dan listrik padam. Listrik padam tidak menjadi halangan karena masjid kami telah memiliki jenset.

Lomba Gema Ramadhan dimulai sejak tanggal 21 Ramadhan dan berakhir tanggal 26 Ramadhan. Lomba-lomba tersebut diantaranya, tartil al Quran, Adzan dan iqamah, shalawat, mewarnai kaligrafi dan menggambar kaligrafi, pidato islami, cerdas cermat al Quran, hafalan surat pendek dan lain sebagainya.

Pada tanggal 26 Ramadhan malam, selepas tarawih. Kami masyarakat seluruh kampung berduyun-buyun datang ke masjid untuk mengikuti kegiatan pitulikuran atau disebut juga peringatan malam duapuluh tujuh Ramadhan. Pada malam inilah pengumuman lomba dilaksanakan sekaligus pembagian hadiah. Hadiah yang diberikan kepada anak-anak berupa piala, sertifikat dan piagam, juga alat tulis. Kami juga menyediakan banyak doorprize bagi anak-anak yang belum memenangkan perlombaan. Dana hadiah yang kami berikan kepada anak-anak berasal dari iuran semua nggota remaja masjid dan donator pengusaha maupun perorangan di desa kami sendiri.

Selain perlombaan untuk anak-anak kami juga rutin mengadakan kegiatan lomba tabuh bedug tingkat kecamatan. Lomba ini diikuti oleh banyak grup dari luar desa kami, kami juga rutin melaksanakan kegiatan ini setiap tahun. Hadiahnya juga sangat spektakuler, berupa satu ekor kambing. Dana hadiahnya sendiri didapat dari biaya pendaftaran dan donator yang diusahakan oleh panitia remaja masjid. Selain itu, remaja ikhwan juga getol mengumpulkan dana dari para pengusaha luar desa untuk digunakan dalam pesta kembang api dan kegiatan takbir keliling pada malam 1 Syawal. Pada malam 1 Syawal kami melaksanakan kegiatan takbir keliling bersama. Pada malam idul fitri tahun ini, kami mengadakan kegiatan yang berbeda dari tahun sebelumnya. Kami menerbangkan kurang lebih 50 lampion sebelum acara pesta kembang api dimulai. Harapan kami, Ramadhan tahun yang akan datang kami dapat berkiprah dengan jauh lebih luar biasa dibandingkan tahun ini, untuk membumikan islam, dan membuat anak-anak mencintai masjid.

kontes cerita ramadhan emir

kontes cerita ramadhan emir

kontes cerita ramadhan emir

kontes cerita ramadhan emir

kontes cerita ramadhan emir

Oleh: Rina Lailana

Dari: Kec Bandungan Kab. Semarang


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *