Pertemukan Aku dengan Hari Kemenangan

kontes cerita ramadhan emirJumat, 20 Mei 2016, pukul 13.05 WIB… Aku ingat betul dengan hari itu. Hari dimana aku diuji dengan ujian yang begitu mengejutkan. Iya, aku didiagnosa mengidap penyakit kanker darah. Tak asing bukan? Nama kerennya Leukimia. Kata dokter yang menangananiku bahwa kanker yang kuidap sudah memasuki stadium lanjut alias stadium akhir. Rasanya campur aduk ketika dokter mengatakan itu kepadaku dan ibuku. Perasaan senang karena Allah akan mengampuni dosa-dosaku ketika aku mampu bersabar dan perasaan sedih karena akan menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan tentunya materi. Tetapi aku harus tetap berjuang melawan penyakit ini demi ibuku. Ya, orang yang rela berkorban demi apapun untukku. Aku tahu ini memang begitu sulit. Apalagi ditambah dengan luka lama yang masih basah, yakni kehilangan ayah. Sosok yang dulu menguatkan kita tetapi sudah hampir setahun meninggalkan kita. Tak apalah, Allah bersamaku.

Detik demi detik, menit demi menit, menit yang terakumulasi menjadi jam hingga menjadi hari dan bulan. Ya, aku sudah melewati berbagai pengobatan dengan efek samping yang tak mengenakkan selama hampir sebulan atau bahkan nyaris dua bulan. Walau terkadang keluh kesah terucap dari mulut dan sikap, bahkan kadang disertai dengan air mata yang tak mampu lagi dibendung. Syukur Alhamdulillah aku masih diberikan waktu untuk bertemu dengan bulan kemuliaan, bulan penuh ampunan, Ramadhan. Namun, tubuh ini ternyata semakin tak menolelir dengan pengobatan. Hingga dokter berkata, “Nak, kami akan berjuang semampu kami. Perbanyak doa, semoga Allah tunjukkan kekuasaan-Nya.” Terbesit makna tersirat bahwa sudah tak ada harapan hidup lagi untukku. Mereka sebenarnya ingin mengatakan, “Kamu sekarat, Nak.” Allahuakbar, kuatkan hamba.

Rabu, 17 Ramadhan 1437 H… Tak tau apa yang telah terjadi padaku. Saat mataku terbuka hanya nampak perawat yang sedang memasukkan obat di selang infusku dan dokter yang sedang berbicara kepada ibuku. Tubuh ini sudah terpasang selang dan kabel yang ku tak mengerti apa fungsinya secara detail. Setauku aku sudah dalam bahaya. Ya, tubuhku mulai tak berdaya, begitu lemah tubuh ini. Laa haulaa wa laa quwwata illaa billlaah. Ya Allah, Kau yang Maha Pemberi Hidup. Pinjamkanlah waktumu hingga Hari Kemenangan itu tiba. Aku ingin berkumpul dengan keluargaku untuk terakhir kalinya (jika memang itulah waktu terakhirku). Aamiin.

Sepekan tinggal di rumah sakit, keadaan semakin membaik. Yeay, paling tidak aku masih bertemu dengan 10 malam terakhir Ramadhan tahun ini. Jelas tak diperkenankan untuk I’tikaf, tetapi paling tidak aku masih bisa meningkatkan amalanku di hari-hari penghabisan bulan yang hanya datang setahun sekali ini. Allahu… tinggal beberapa hari menuju Hari Kemenangan itu. Kumohon sekali kepada-Mu, pertemukan aku dengannya. Semoga Kau mau menerima segala amalanku yang telah lalu dan berkenan untuk mengampuni segala dosa dan kesalahanku yang telah kuperbuat, baik disengaja dan tidak disengaja. Aku ingin bertemu hari itu, sungguh, untuk menikmati indahnya berkumpul bukan karena aku sakit, tetapi karena kita merayakan kemenangan setelah satu bulan menahan nafsu. Allahu yaa Mujiiib, Istajib du’aa anaa yaa Mujiib. Aamiin.

Oleh: Mahabbatul Ulya

Dari: Karangayar, Jawa Tengah


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *