One Day Five Ayat

Nama saya Barorotul Bariroh, saya seorang guru agama di SMP Terpadu Tarbiyatunnasyiin (SMPT TN) Paculgowang Diwek Jombang, keseharian saya selalu bergelut dengan anak-anak, dan pada bulan ramadhan, di SMP kami mempunyai kegiatan tahunan yakni Pondok Ramadhan, seperti tahun-tahun sebelumnya acara tersebut diisi dengan tadarus al Qur’an dan kajian kitab kuning (SMP berbasis pesantren) yang dimulai pada tanggal 8 – 18 Juni 2016, kegiatan tersebut dimulai pada pukul 07.00 – 10.00 wib. namun di tahun ini berbeda karena saat ini saya sebagai panitia pondok ramadhan sehingga saya mempunyai keleluasaan membuat program kerja terkait kegiatan tersebut dengan mengadakan “One Day Five Ayat”, yakni program hafalan surat-surat pendek yang ada di dalam al Qur’an juz 30, dengan dasar agar di bulan suci ramadhan anak – anak mempunyai tabungan dalam hafalan surat – surat yang biasanya digunakan pada saat sholat, dengan harapan saat masuk sekolah anak sudah mempunyai bekal hafalan yang harus disetorkan kepada guru pembimbing agama.

Anak yang tergabung dalam one day five ayat sebelumnya adalah siswa-siswi SMPT TN yang mengikuti program khusus untuk bisa membaca al-quran dan menulis pego (BTQ), di SMP kami, ketika lulus harus bisa menghafal juz amma dan bisa menulis pego (huruf hijaiyah yang dibaca tanpa harakat) sehingga semua lulusan diharapkan bisa lancar membaca dan menulis (baca:memaknai kitab kuning), anak-anak yang belum mampu ditampung mengikuti program tersebut.

Hal yang baru di bulan ramadhan 1437 H ini adalah anak-anak yang sulit dalam membaca al-qur’an dan menulis pego dalam waktu singkat bisa hafal surat-surat pendek dengan baik dan benar. Dan Ini hal yang berat bagi saya karena sebagai guru agama tentu membuat anak agar semuanya bisa tentu hal yang mustahil terutama dengan waktu yang super singkat. Namun Karena pertolongan Allah akhirnya muncullah ide “One Day Five Ayat” di mana kegiatan tersebut membuat saya harus menutun anak-anak dalam sehari bisa menghafal lima ayat sekaligus yakni dengan cara, saya membaca satu ayat yang diulang-ulang kemudian diikuti oleh anak-anak, dengan bacaan yang sama, panjang pendek, dengung dan makhraj yang benar, dalam mengulang – ngulang setiap ayat bisa tiga, lima atau enam kali sampai anak-anak bisa lancar dan benar. Jika sudah hafal akan beralih ayat berikutnya, dan hal tersebut berlangsung terus menerus selama 10 hari dalam bulan ramadhan, kegiatan tersebut dilaksanakan pada pukul 16.00 – 17.30 wib.

Hal paling unik dalam kegiatan ini adalah ada anak didik saya ketika membaca kesulitan dan memori anak ini dalam menghafal sangat lamban. Namun ketika anak ini menyanyi dangdut, semua lirik-liriknya hafal di luar kepala. Hal ini saya diberitau teman-temanya dan seketika itu juga siswanya saya suruh untuk menyanyi, takjubnya suara anak ini memang bagus dan merdu. Sebagai guru tentu saya harus berfikir, jika anak bisa hafal syair-syair lagu tentu diapun harus dipaksa untuk menghafal al-qur;an (karena kewajiban), sehingga saya putar otak untuk mengatasi masalah ini.

Singkat cerita anak tersebut saya latih terus menerus dan metodenya pun harus dengan cara yang berbeda dari teman-teman lainya, kemudian saya menggunakan cara dengan mencoba membisikkan kalimat al-quran tepat ditelinganya dengan pelan-pelan dan dengan sungguh-sungguh, di samping itu juga saya coba mencoba memberikan minuman yang sudah didibacakan fatihah untuk buka puasa, dengan harapan di bulan ramdhan ini anak tersebut mudah menghafal kalam-kalam Allah. Dan alhamdulillah sedikit-demi sedikit si-anak mampu meskipun dalam sehari hanya menghafal satu ayat pada hari pertama dan pada hari selanjutnya mulai menambah dua, tiga ayat, dan yang paling mengesankan adalah si anak tersebut menghafal dengan ditartil dan bagus meskipun secara makhraj agak sulit namun perkembangannya lumayan baik, subhanallah bagi saya yang menjadi gurunya sungguh sangat kaget dan bahagia sampai teman-teman yang lainnya merasa sangat senang, semua ini adalah rasa cinta saya kepada anak-anak bukan karena mereka siapa karena saya memang mencintainya.

Saya menulis cerita ini juga untuk anak-anak karena semua murid saya, saya anjurkan untuk mengikuti lomba menulis, sebagi bukti saya mendorong mereka maka sayapun memberi contoh dan membuktikan, semoga ini menjadi motivasi tersendiri bagi anak-anak dan saya sendiri.

Oleh: Barorotul Bariroh

Dari: Gresik, Jawa Timur

kontes cerita ramadhan emir


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *