Larung Satu Suro

maka begitulah rute menapaki hamparan kertas putih
dalam hening kian membisu, memagut tubuh sendiri
memuasai seluruh asuh dari angkuh
melafalkan keluhuran

biarkan aku ziarah ke makammu, kiranya
tungkaiku tak mampu lagi mengendus aroma tanah
pun di dekap nyeri prihatin kujumpai kearifanmu
pada pesisir segara aku menelusuri balasan:
apakah mandung hitam dan empu kambingku layak untukmu?
barangkali hanya engkaulah sang penyandang waktu.

pecutlah aku dengan cintamu, telah aku telan guyuran air lata
begitu beku meneteskan sunyi membasuh keningku
tercenung aku mengecup kerut kulit senjaku
sebab pusakaku tak pernah sepadan dengan kemasyhuranmu
lamun betapa kasihmu melebihi segala tirakatku.

Bantul, 31 Agustus 2021.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *