Jangan salahkan jurusan dan laporan

Denting alarm handphone berbunyi, semilir kipas angin yang melelapkan mata, dan dinginnya ruangan yang mengundang malas. Hari ini bumi semakin kejam, dia tak menampakkan senyumnya pada dunia. Hari pertama ramadhan telah dimulai, anak rantau yang merindukan kampung halaman ini hanya bisa menggerutu dan menghela nafas di pagi hari. Sahur pertama yang terlewatkan demi begadang laporan semalaman akan menjadi kebiasaan burukku dan akan tetap terjadi untuk 28 hari kedepan. Terlintas dalam benak merasa salah jurusan setiap hari menghampiri diri yang lemah ini Orang tua yang selalu memperingati akan kalah dengan kebiasaan demi tugas suci ini, namun selalu menghargai dan tidak ingin menyakiti hati mereka dengan selalu berkata baik dan siap melaksanakannya mungkin akan kuterapkan untuk ramadhan diperantauan ini.
Bolos dan selalu tertidur di pagi hari sudah menjadi rencanaku di bulan ini, tetapi wajah kedua orang tua yang berjuang membiayai uang kuliah selalu tebayang di pikiran. Usaha untuk tidur siang meski hanya sebentar, berbuka di masjid dan mencari takjil di jalanan untuk menghemat uang saku, begadang di malam hari hingga sahur, tidur 30 menit setelah sahur dan bangun saat adzan subuh akan diterapkan dengan membeli sebuah jam weker dan menghidupkan alarm handphone. 15 hari puasa berjalan dengan segala usaha dan ikhtiar yang sudah dilakukan, meski planning tidak berjalan sesuai yang diharapkan tetapi alhamdulillah hari demi hari sudah ada perkembangan.
Mengaji walau hanya satu miqro’ setelah selesai sholat akan menjadi planning selanjutnya, meski ku tahu ini akan sangat sulit di jalankan. Istiqomah dengan tetap menjalankan planning dengan niat karena Allah SWT. hingga ramadhan usai, sangatlah menguji iman dan khilaf yang lebih banyak menghampiri. 24 hari puasa berlalu dengan cepat meski kenyataannya angka-angka menuju hari raya selalu kuperhitungkan setiap hari, laporan yang telah berujung, kebiasaan buruk yang mulai menghilang menjadi hadiah serta pencapaian terindah di ramadhan tahun ini, juga telah berkumpul bersama orang tua dan keluarga di kampung menjadi rachmad tersendiri yang Allah SWT. berikan.
Menyalahkan jurusan dan laporan menjadi hal sia-sia dan tidak akan pernah merubah keadaan, kecuali diri sendiri yang berusaha memperbaiki dan tetap bersyukur dengan apa yang dimiliki. Menjalani amanah dengan penuh tanggung jawab sudah menjadi kewajiban setiap umat manusia dan mendapatkan hasil yang diinginkan merupakan sebuah maunah serta rezeki yang sudah diatur oleh Allah SWT kepada kita dan umat nya semua. Hal yang perlu di garis bawahi dalam cerita ini yaitu kita boleh rindu kepada orang tua, tetapi jangan lupakan kewajiban yang sudah menjadi amanahmu. Selalu berikhtiar dan berusaha serta berserah diri hanya kepada Allah itulah yang seharusnya dilakukan, jangan hanya meraung untuk mengeluh pada hal yang tidak ada gunanya. Insya Allah semua yang dilakukan dengan bersabar dan selalu ikhlas menjalankan akan menuaikan hasil yang terbaik.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *