Episode Duka di Bulan Berkah

Ramadhan.Tamu spesial yang sangat dinanti nanti oleh umat islam diseluruh dunia, begitupun aku. Suasananya yang begitu indah, para muslim semuanya berlomba-lomba dalam kebaikan. Tadarus bersama buka bersama, sahur bersama dan banyak suasana-suasana lainnya yang menjadikan semakin indahnya rangkaian Ukhuwah.

Pagi itu tepatnya di tempas kos temanku (Devi) namanya, aku berniat kembali  ke pondok . Namun sangatlah disayangkan STNK yang seingatku berada di tas ransel yang selalu aku bawa, tiba-tiba tidak berada di tempatnya. Otomatis wajah panik dan bingung pun muncul dari diriku. Tak mau hal itu benar-benar terjadi tanpa pikir panjang Tas yang aku kenakan aku bongkar kembali, namun hasilnya NIHIL, aku coba mengingat ngingat kembali, selain bongkar tas tempat-tempat yang  tadi malam aku kunjungi dengan mbk devi pun satu persatu aku datangi, namun tetap saja tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Ya Allah,, dalam hati berfikir “habis riwayatku” kehilangan STNK itu pasti ujung-ujungnya berurusan sama Polisi, dan aku termasuk orang yang parno sama yang namanya Polisi, entahlah. Saking resahnya kemudian aku mencoba hubungi orang tua, Alhamdulillah,,, orang tuaku tidak marah atas keteledoranku ini, tapi untuk masalah ini aku di minta untuk mengurusnya sendiri, katanya sih karena aku sudah besar, hemmm (mengerutkan dahi).  Siang harinya aku memutuskan untuk pergi ke Kantor Polisi di daerah Lowokwaru Malang, dan sampai sana pun aku sempat kecewa, aku kira urusan kehilangan STNK cepat diselesaikan , ternyata masih harus penuhi syarat Foto Copy BPKB, kebetulan BPKB ku waktu itu masih di Deler dan belum di ambil ,alhasil mau tidak mau aku harus pulang mengambilnya , ok dan akhirnya aku pulang. Sesampai di rumah aku langsung ke tempat deler tempat aku Beli motor kemaren, dan Alhamdulillah proses pengambilan BPKB pun cepat. Setelah proses pengambilan BPKB,aku sempat kebingungan, karena di dalam BPKB yang barusan di berikan oleh petugas, ada STNK yang menyelip didalamnya. Kebingungan ini tanpa pikir panjang lagi aku bawa pulang. Dirumah aku tanyakan kejadian ini kepada ayah. Dan jawabnya Ayahku Tertawa, tertawanya tertawa tertawa bingung dan senang. Dan ternyata kata ayahku kemaren yang hilang itu bukan STNK melainkan Surat keterangan Lunas Pajak, dan itu tidak terlalu penting jika tahun pembayaran sudah ganti. Dan pada intinya aku tidak perlu urus masalah ini lagi ke polisi, toh sebenarnya aku memang tidak kehilangan dan Memang belum punya STNK. Dari kejadian ini aku dapat nasihat dari Orang Tua agar selalu Waspada, apalagi berada di Kota Orang yang jauh dari Rumah dan Orang Tua.

Tak jauh dari hari aku kehilangan STNK, siang itu aku masih Ingat pada tanggal 13 Juli 2016, kunci Motorku hilang. Seingatku kunci Motorku selalu aku taruh Tas di kancing bagian depan. Bingung? Jelas. Panik? Sangat, karena kunci motor syarat pentingnya motorku bisa dijalankan dan bisa keluar kampus. Aku coba menanyakan temanku, jawaban mereka malah meledekku “ Kapok kamu, makannya jangan Teledor” Astaghfirullah,,, jawaban yang menyakitkan sekaligus menyadarkan. Salah satu jalan keluar masalah ini adalah pergi ke Pak Satpam yang berada di Kampus dan melaporkan kejadian ini. Namun entah mengapa aku takut untuk pergi ke kantor Satpam, bayanganku sampai disana aku pasti dimarahin dan menurut temanku yang pernah mengalami kejadian seperti ini, hukuman yang di berikan pas satpam adalah disuruh membacakan 5 bunyi pancasila dasar, bukannya tidak hafal, akan tetapi betapa malunya diri ini, jika di kasih hukuman seperti itu di depan umum. Akhirnya solusi yang aku ambil adalah Memanggil Tukang Kunci. Beberapa menit saja motorku diotak atik oleh tukang kunci , Alhamdulillah,,, akhirnya bisa juga motorku di nyalakan, dengan Kunci Motor cadangan yang barusan dibuat oleh tukang kunci yang aku sewa jasanya tadi. 50.000 pun aku keluarkan dari dompet untuk biaya jasa tukang kunci tersebut. Bukan soal mahal atau murahnya biaya yang dikeluarkan, namun dikesempatan ini aku sempat heran dengan diriku ini. Tas pun tak Bolong, entah dimana kunci motorku yang asli sekarang. Semoga berada di tangan orang baik-baik. Kejadian inipun cukup Allah, aku dan Temanku saja yang tahu. Sengaja memang aku tidak bilang sama orang tua, karena aku fikir, mereka nanti akan khawatir dan mungkin saja marah jika aku cerita tentang perbuatanku yang lagi-lagi teledor ini.

Kejadian berikutnya, tak jauh juga dari hari dimana Kunci motorku hilang, kali ini malah tambah parah, bukan uang ataupun kunci lagi melainkan Dompet. Kali ini aku benar-benar kecewa dengan diriku sendiri. Teledor, tidak perhatian dengan barang, pelupa. Astaghfirullah… sifat-sifat ini yang membuatku lengah dan tentunya menimbulkan amarah, tidak seperti kejadian kunci motor kemaren, kali ini aku beranikan diri untuk lapor orang tua, karena masalahnya cukup besar, dan pastinya aku sangat membutuhkan bantuan orang tua, namun aku tak berani untuk bicara lewat telefon, akhirnya aku memutuskan untuk menulis pesan singkat lewat Whatsap, tapi tidak langsung ke nomer Orang Tuaku, melainkan Whatsap Grup Keluargaku, fikirku nanti kalau aku langsung kirim pesan ke ayahku, hasilnya pasti aku kena marah, maka dari itu aku melakukan aksi kirim pesan lewat WA grup. Seperti yang kuduga, benar memang ayahku marah-marah denganku, namun ada bibi ku yang mencoba meredam emosi ayahku di grup tersebut. Di momen kehilangan dompet ini aku sempat menangis, tidak seperti kejadian kemaren. Karena menurutku, memang kejadian kali ini aku benar-benar teledor ceritanya aku dan salah satu temanku (Ifa) keluar setelah  mengajar di kegiatan  Ramadhan Learning, kami berdua pergi ke Sardo Swalayan yang letaknya tidak jauh dari kampus UIN Malang. Sesampai di Sardo, seperti biasa Tas Ransel yang dibawa pengunjung tidak boleh dibawa masuk, akhirnya aku menitipkan tas ku ke penitipan Tas yang ada di depan pintu masuk. Tidak seperti biasanya, pengalamanku selama berbelanja di swalayan pasti hanya mengambil uang secukupnya dari dalam dompet, lalu dompet biasanya aku tinggal di dalam tas, namun kali ini beda, entah mengapa aku ingin sekali membawa dompetku belanja masuk swalayan. Dan alhasil ketika aku memilih-milih salah satu barang di Sardo Swalayan di Lantai 3, tanpa sadar dompetku tertinggal di rak tempat gerabah yang saat itu sedang aku pilih. Aku bisa menceritakan kejadian ini pun, karena setelah insiden ini aku sempat melihat CCTV di swalayan tersebut dan dompetku pun benar-benar sudah tak nampak lagi di rak gerabah tersebut karena sudah diambil oleh  orang.mereka membawanya pergi tanpa melaporkan ke satpam setempat jika menemukan barang. bukan karena Uang di dalam dompet tersebut yang aku sayangkan, akan tetapi kartu-kartu yang ada di dalam dompet tersebut sangatlah penting, bagaimana tidak kartu tanda pelajar dari SD sampai Kuliah, ada di dompet itu semua, termasuk ATM,KTM dan SIM.  Alhamdulillah…  KTP dan STNK waktu itu tidak berada dalam dompet.

Dari semua kejadian yang aku alami selama Ramadhan ini bisa diambil Ibroh buat kita semua, dan khususnya diriku sendiri, bahwasannya kata “HATI-HATI dan WASPADA” adalah kata-kata yang penting untuk di tunaikan. Tak lupa juga mengucap Basmalah sebelum melakukan segala apa yang ingin kita Lakukan dan rencanakan. Selalu ingat Allah dimanapun dan kapanpun, karena Allah adalah satu-satunya zat yang bisa membantu Masalah, dan satu lagi ketika orang Tua marah pada kita ketika kita mengalami suatu masalah, itu bukan berarti orang tua kita Malas urus kita. Akan tetapi itulah salah satu aplikasi rasa sayang orang tua terhadap Putra-Putrinya.

Oleh : Rizka Izzani Maulania

Dari : Gresik, Jawa Timur


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *