Cerita Ramadan Mahasiswa

Ramadan selalu menjadi momen penuh berkah dan kebahagiaan bagi semua umat muslim di seluruh dunia.

Pada bulan suci ramadhan banyak dibukakan pintu maaf dan dilipatgandakannya pahala bagai kita umat muslim semua.

Ada banyak hal yang bisa kita temui hanya di bulan ramadan, mulai dari berbagai cara membangunkan orang untuk sahur atau biasa di kenal dengan oklik, hingga tersajinya beberapa takjil gratis di masjid-masjid hingga komunitas dan perusahaan-perusahaan yang menyediakan hidangan berbuka puasa untuk saudara sesama muslim.

Ramadan tidak menyurutkan niat orang-orang untuk terus beraktifitas seperti biasa.

Ada yang kesawah, ada yang jualan, ada yang ke kantor, ada yang sekolah juga ada yang kuliah.

Ya, kampus saya meskipun bulan ramadan, masih melakukan proses belajar mengajar dan kemarin baru saja melaksanakan ujian akhir semester genap pada bulan yang suci ini.

Kemudian di susul libur panjang pada 1 minggu sebelum hari raya idul fitri.

Yang unik dari kami adalah para mahasiswa yang suka mencari takjil di masjid-masjid yang menyediakan takjil.

Mungkin ada pertanyaan seperti ini “apa tidak malu?”

Seperti ceramah setelah sholat shubuh yang pernah saya dengar, bahwa pahala orang yang menyediakan takjil sama dengan orang yang berpuasa.

Jadi mungkin jika ditanya malu atau tidak seperti diatas, jelas akan saya jawab “itu kan takjil untuk semua orang, jadi siapapun berhak mendapatkannya”.

Selain itu rumah kami juga bisa di bilang jauh dari area sekitar kampus.

Ada yang rumahnya sekitar 50 KM dari kampus dari luar daerah dan rumah saya sendiri sekitar 35 KM dari kampus.

Jadi tak hayal juga beberapa orang dari kami sering menginap di kampus (di ruang BEM) karena rumah yang jauh tersebut.

Disamping itu kuliah kami juga masuk sore hari. Sekitar pukul 5.00 petang baru usai jam kuliah, bahkan biasanya pas maghrib juga baru selesai.

Ditambah kemarin juga tepat waktu ujian akhir semester genap berlangsung diwaktu ramadan. Biasanya jam 5.00 sampai 5.30 petang baru selesai mengerjakan soal.

Hingga jadilah kami mahasiswa pemburu takjil.

Ya, Temanku menjulukki kami PPT.  Bukan nama film juga bukan format presentasi, melainkan kepanjangan dari para pencari takjil, dengan slogan “dimana takjil berada di situ kami ada”.

Ya slogan yang unik bukan?

Daripada kami harus ke rumah makan atau depot (sejenis rumah makan), lebih baik kami ke masjid saja, toh yang penting makanannya bisa dimakan.

Tahu sendiri kan bagaimana para mahasiswa yang jauh dari rumah perasaan nelangsanya?

Disamping itu kami juga berada di salah satu organisasi mahasiswa di kampus kami.

Orang-orang sering menyebut kami dengan sebutan aktifis.

Jarang makan dan jarang jajan, tapi tetep idealisme harus dijaga dan membela masyarakat.

Jadi, saya rasa bulan puasa adalah bulan berbagi.

Dari semua golangan masyarakat, mulai dari tukang sayur, tukang becak, pegawai negeri sipil dan semuanya, bisa mendapatkan barokah di bulan ramadan ini.

Bulan yang penuh hikmah, barokah, ampunan cerita menarik dan takjil gratis tentunya, hehehehe.

Karena itulah saya berbagi pengalaman saya ini yang kalau bisa dibilang menarik ya Alhamdulillah jika tidak ya tidak apa-apa.

Namun yang paling berkesan adalah slogan diatas yaitu

“dimana takjil berada di situ kami ada” hehehe

dan ini adalah saat acara buka bersama organisasi kami dengan para alumni dan senior, untuk menjalin suatu kebersamaan dan komunikasi serta musyawarah di bulan ramadan yang insyaallah barokah ini.

Oleh: Dheni Susilo Aristian

Dari: Bojonegoro, Jawa Timur

kontes cerita ramadhan emir


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *