Bulan Ramadhan bagi Mahasiswa Biologi

Bagi sebagian orang, bulan ramadhan adalah bulan yang penuh dengan berkah dan amalan serta ibadah dimana orang-orang akan berbondong-bondong dan berlomba dalam melakukan kebaikan – kebaikan itu. Lain halnya dengan orang-orang yang berpredikat sebagai mahasiswa utamanya mahasiswa biologi, di jurusan saya ini dikenal dengan kesibukannya dalam hal praktikum, sehingga ketika tiba saat bulan ramadhan sebagian waktu puasa dan bahkan iftar pun di lakukan di laboratorium ketika orang-orang telah membeli takjil dan segala macam hidangan untuk membatalkan puasa. Para mahasiswa ini masih berkutat dengan cawan petri, gelas ukur dan semacamnya, maka untuk mensiasati keadaan tersebut sebagian dari mahasiswa lain akan pergi membeli minuman dan makanan sedangkan sebagian lainnya tetap di lab mengerjakan tugas.

Hampir setiap hari mahasiswa- mahasiswa yang katanya identik dengan warna hijau ini mereka habiskan dengan berada di lab dan ruang kuliah sehingga amalan-amalan dan ibadah yang seharusnya di kerjakan dibulan ramadhan seperti membaca ayat suci dan sholat tarawih menjadi berkurang. Inilah yang menjadi pergolakan batin bagi kami di sisi lain ada tugas yang harus di emban sedangkan bagian lain dari cerita ini adalah kewajiban sebagai umat Sang Kuasa untuk melaksanakan perintahnya, seakan praktikum yang begitu padat tak berbanding lurus terhadap kegiatan ibadah di bulan suci ramadhan ini. Lalu muncul suara- suara lain menggema dalam problema ini bahwa menjalankan tugas dan aktivitas sama halnya dengan beribadah dalam artian perumpamaan serta puasa pun tak terasa.

Gejolak lain di bulan ramadhan adalah rasa rindu yang tak terbendung akan keluarga nan jauh disana, rindu bersua dan berkumpul dengan ibu dan bapak di kampung. Saat orang- orang telah bersenda gurau dengan keluarganya saat iftar tiba atau berjalan bersama menuju masjid untuk melaksanakan sholat tarawih berjamaah. Walaupun rindu itu sedikit tertutupi dengan beberapa teman yang nasibnya sama, mahasiswa rantauh maka jadilah kami berkumpul bersama.

Ramadhan adalah momentum dimana tali silahturahmi di pererat dengan kebersamaan bersama orang- orang terkasih. walaupun itu bukan keluarga, teman teman pun menjadi pengobat rindu akan keluarga di kampung halaman, sehingga suasana atau momentum ramadhan ini masih terasa. Kemudian beberapa hari berlalu dan hampir kegiatan sehari-hari kami seperti itu dan akhirnya  tak terasa ramadhan itu mulai meninggalkan kami setelah hari demi hari dengan kesibukan praktikum saat puasa. Ramadhan ini aku maknai dengan wujud kesabaran akan setiap hari, akan setiap kesibukan, akan setiap cobaan didalamnya.

Oleh : Herawati

Dari : Makassar


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *