A DAY IN MY LIFE RAMADHAN

A Day In My life Ramadhan

Indonesia adalah negara yang sangat menjunjung tinggi sikap persatuan dan kesatuan. Bagi bangsa Indonesia, persatuan dan kesatuan memiliki makna yang penting. Oleh karena itu,masyarakat diindonesia harus menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan agar tidak menimbulkan konflik yang muncul akibat keberagaman.

Agama di Indonesia sendiri diakui ada enam jumlahnya dan memiliki perbedaan tersendiri. Perbedaan agama di Indonesia berupa kitab suci dan hari besar atau upacara keagamaan yang dilakukan. Enam agama yang diakui Indonesaia yaitu Islam , Kristen Protestan , Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.Mayoritas masyarakat Indonesia menganut agama Islam.

Tidak terasa bulan yang paling di tunggu umat Islam telah tiba.Saat ini umat Islam menyambut Bulan Ramadhan 1444 hijriah tentunya umat Islam menyambut bulan suci ini dengan penuh semangat dan meriah.Berpuasa di Bulan Ramadhan menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam.

Namaku Naehan, Seorang pelajar kelas 4 SD. Aku mempunyai 4 orang sahabat yaitu Keisya, Dwi, Kairin dan Kaira mereka pelajar sepertiku juga. Kita bertiga sudah bersahabat sejak kecil meskipun kami berbeda agama kami tetap rukun. Sebagai pemeluk agama Kristen saya ikut senang melihat teman – temanku yang beragama Islam disekolah yang sedang melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Saat puasa disekolah saya ikut menghormati teman – teman yang beragama Islam dengan cara tidak makan dan minum dihadapan mereka pada saat jam istirahat. Hal tersebut saya gantikan dengan berbincang – bincang atau berdiskusi mengenai pelajaran sekolah dengan teman – teman yang lagi berpuasa.

Hari pertama Ramadhan 2023 di sekolahku.aku melihat banyak teman – teman ku yang sedang berpuasa melakukan kegiatan pada saat jam istirahat ada yang sedang membaca diperpustakaan ada juga yang duduk di taman sambal bermain ayunan.Saya menghampiri Nazwa yang lagi duduk sendirian di taman sekolah.

“ Apa yang kamu lakukan disini Keiysa, mengapa engkau melamun ditaman ?” tanya Naehan

“ Aku hanya sedang duduk saja sambil menunggu jam istirahat sekolah selesai ”

“ Boleh saya tanya ? ”

“ Silahkan Naehan ”

“ Apa kamu puasa hari ini ? ”

“ Hemm… ya donk Naehan ”

“ Kamu tidak merasa Haus dan Lapar ? ”

“ Awal pertama berpuasa, aku sedikit merasa lapar dan haus tetapi ketika ibuku memberitahuku supaya bisa bersabar dan menahan diri hingga waktu berbuka puasa tiba. Akhirnya aku mulai belajar menahan rasa haus dan lapar. Setiap kali merasakan lapar dan haus,aku menginngatkan diriku sendiri bahwa aku sedang berpuasa.”

Saat mereka berdua asik mengobrol seorang teman mendatangi mereka berdua.

“ Kalian berdua sedang membahas apa, kok kelihatanya asik sekali ? ” tanya Dwi.

“ Membahas tentang ibadah Puasa ”jawab Naehan.

“ Memangnya kamu ikut berpuasa Naehan ? ”

“ Aku hanya bertanya kepada Keisya bagaimana rasanya menjalankan ibadah puasa ”

“ Oooo begitu ” jawab Dwi.

Karena asiknya mereka berbincang – bincang tak berapa lama kemudian lonceng istirahat berbunyi menandakan berakhirnya waktu jam istirahat. Mereka bertiga pun cepat berlari kekelas masing – masing agar bisa menyiapkan buku untuk mata pelajaran tersebut.

Saat guru PKN masuk dikelas saya. Guru menjelaskan arti kata toleransi antarumat beragama di Indonesia yang artinya adalah sikap saling menghargai dan menghormati kepada orang yang berbeda agama. Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada murid – muridnya .

“ Sekarang Ibu guru bertanya saat ini teman – teman kita yang beragama Islam sedang melaksanakan ibadah puasa berikan contohnya bagaimana cara kalian menghormati teman – teman kalian yang sedang berpuasa. ”
Beberapa murid langsung menjawab apa yang di tanyakan oleh ibu guru.

“ Tidak makan atau minum didepan orang yang sedang berpuasa. Menahan lapar dan haus merupakan salah satu hal yang dilakukan umat muslim pada saat berpuasa. Oleh karena itu , saya menghargai dan menghormati dengan cara tidak makan ataupun minum didepan mereka. Jika saya mau mengonsumsi makanan dan minuman, saya sebaikanya mencari ruangan atau tempat – tempat yang sepi” jawab Naehan.

“Tidak menciptakan suasana yang dapat mengundang emosi. Saat saya berbincang – bincang dan berdiskusi dengan teman – teman yang sedang berpuasa sebisa mungkin selalu menciptakan suasana yang nyaman dan tetap jaga tutur kata agar tidak menyinggung perasaan orang lain atau bahkan mengundang emosi yang dapat membatalkan puasa ” jawab Grisela.

“ Selalu memberikan semangat kepada teman – teman yang sedang berpuasa dan tidak lupa saling mengingatkan teman untuk tepat waktu sholat” jawab adli.

Setelah mendengarkan jawaban dari murid – muridnya semakin mereka benar – benar memiliki rasa toleransi yang tinggi ibu guru sangat senang karena materi yang diajarkan kepada murid muridnya bisa diterima dengan baik.

Tanpa terasa lonceng bel berbunyi menandakan berakhirnya pelajaran PKN. Sambil menunggu ibu menjemputku pulang sekolah salah seorang temanku bernama Kairin mengajakku untuk bukber yang artinya berbuka puasa bersama dirumahnya setelah maghrib. Untuk menghormati undangan temanku berbuka puasa dirumahnya meskipun aku tidak berpuasa aku tetap berusaha untuk datang.

Saat ibuku tiba disekolah aku segera memberitahu ibu mengenai ajakan Kairin untuk berbuka puasa di rumahnya.Pada saat perjalanan aku melihat ada banyak penjual yang menjual makanan untuk berbuka puasa seperti buah kurma, goreng – gorengaan, minuman es buah, kolak, bubur sumsum dan banyak lagi.Saya meminta ibu untuk membelikan kurma agar bisa saya bawa saat berbuka puasa dirumah Kairin. Saya juga melihat tempat ibadah lainnya turut mengucapkan Selamat Menuaikan Ibadah Puasa Ramadhan 2023 didepan gereja Kristen Protestan, gereja Katolik, Pura, Wihara dan Klenteng itu membuktikan meskipun mereka tidak menjalankan ibadah puasa tetapi mereka ikut merasakan saudara muslim yang sedang berpuasa.

Sementara di Masjid saya melihat banyak sekali kegiatan – kegiatan untuk menyambut buka puasa dengan menyediakan ribuan takjil dan makanan gratis selama Ramadhan. Makanan berbuka itu akan dibagikan untuk Jemaah saat berbuka puasa. Ternyata begitu besar antusias masyarakat dalam menyambut bulan puasa bukan hanya saudara – saudara muslim saja tetapi yang agama lain pun ikut menyambut bulan puasa tersebut yang merupakan bulan suci bagi umat Islam.

Setelah sampai dirumah saya membersihkan badan lalu makan dan minum yang tadi tidak sempat saya lakukan disekolah. Kemudian saya istirahat agar nantinya bisa datang berbuka puasa bersama di rumah Kairin.
Jam sudah menunjukkan pukul 17:00 maka saya dan ibu bersiap – siap untuk berangkat menuju rumah Kairin agar tidak terlambat sampai disana. Sesampai dirumah Kairin ternyata rumahnya sudah ramai dengan anak – anak yatim piatu yang memang sengaja diundang oleh keluarga Kairin untuk berbuka puasa bersama.
Akhirnya saya bertemu dengan Kairin, lalu bertanya untuk apa mengundang anak – anak yatim piatu.

“ Setiap menyambut Bulan Suci Ramadhan keluarga kami selalu mengundang anak yatim piatu untuk bersama – sama berbuka puasa.” jawab Kairin.

Sambil menuggu jam buka puasa, kami mendengarkan ceramah dari seorang Ustadz yang diundang dari keluarga Kairin. Sang Ustadz menjelaskan arti puasa dan hari kemenangan yang dirayakan pada saat Idul Fitri.

Saat – saat yang ditunggu akhirnya datang, kami mendengarkan suara adzan maghrib yang dikumandangkan di masjid yang tidak jauh dari ruma Kairin. Kemudian Ibu Kairin mendatangin ibu dan aku untuk mempersilahkan menikmati hidangan berbuka puasa.

“ Silahkan Ibu dan Naehan untuk masuk , makan bersama kami ” kata Ibu Kairin.

Sebelum makan Naehan tidak lupa memberikan kurma yang dibelikan tadi siang untuk Kairin.

“ Terima kasih Naehan. Kurma sangat bagus untuk dimakan saat berbuka puasa ”

“ Terima kasih juga Kairin atas undangan berbuka puasanya ”

Begitu akrab rasa persaudaraan yang saya rasakan saat berada di tengah – tengah anak yatim piatu yang sedang menikmati hidangan berbuka puasa yang disediakan oleh Kairin. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20:00, saya dan ibu pamitan kepada keluarga Kairin untuk pulang kerumah karena besok masih masuk sekolah. Nampak senang sekali keluarga Kairin atas kehadiran saya dan ibu diacara buka puasa yang mereka adakan.

Dalam perjalanan pulang saya bertanya kepada Ibu.

“ Sungguh sangat senang sekali ya bu anak yatim itu.Aku melihat keceraiaan diwajah anak yatim piatu itu ketika mendapatkan bingkisan dari keluarga Kairin ”

“ Itulah arti dari rasa berbagi dan kebersamaan sesama umat manusia ” jawab Ibu.

Keesokan harinya Naehan pergi kesekolah bersama Ibunya. Sesampai disekolah Naehan bertemu Dwi dan Keisya. Mereka saling tegur sapa.

“ Pagi Keiysa dan Dwi bagaimana puasanya ? ”

“ Alhamdulillah lancar Naehan. ”

“ Sudah ada yang tahu belum kalau di sekolah kita akan diadakan lomba menata mading guna menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. ” tanya Keiysa.

“ Wah, Naehan boleh ikutan. ”

“ Sepertinya lomba ini hanya untuk yang beragama Islam, tetapi Naehan boleh ikutan kok bantu kasih ide menghias. ” jawab Dwi.

“ Bagaimana kalau nanti sepulang sekolah kita bertiga mengerjakannya di rumah Naehan. ”

“ Aku sangat setuju sekali. Bagaiamana sekalian kita berbuka puasa dirumahkku nanti aku suruh ibuku masak untuk bukaan. ”

“ Kami berdua sangat senang sekali Naehan. ”

Lalu lonceng bel bedering menandakan murid – murid masuk kekelas masing – masing. Seperti biasa Ibu guru memberikan soal untuk siswanya kerjakan .Anak – anak yang sudah mengerjakan soal, diizinkan untuk keluar kelas oleh Ibu Riska. Dengan gembira hamper setengah murid kelas 4 Big Dipper bergegas keluar, termasuk Naehan.

“ Naehan, ayo kekantin bareng aku, ” ajak Dwi sambil gandeng Naehan.

Naehan masih celingak celinguk mencari Keisya sahabatnya.

“Aku sedang menunggu Nazwa. Ternyata dia belum selesai. ” kata Naehan.

“ Wah, Keisya masih lama. Tadi waktu aku mau mengumpulkan jawabanku, dia masih mengerjakan soal nomor delapan. ” kata Dwi.

“ Kalau begitu kita tunggu Nazwa saja biar sama – sama kekantin. ” kata Naehan.

Akhirnya Naehan , Dwi dan Keiysa bersama – sama menuju kekantin. Mereka bertiga sambil membahas apa saja yang akan dibawa untuk mengerjakan mading.

“ Kira – kira apa tema yang akan kalian berdua buat untuk mading. ” tanya Naehan.

“ Kami akan membuat karya tulis yang bertema Gembira ria sambut Ramadhan seperti karya pantun, sajak, kalimat ajakan dan nasrasi edukatif .” jawab Dwi.

“ Bahan apa saja yang nanti akan kita bawa kerumah Naehan, tidak mahalkan harga bahan – bahannya ? ”. tanya Keisya.

“ Bahan tidak susah dicari dan tidak mahal harganya seperti koran bekas, kertas lipat dan hasil design pada vitur Canva mengajak semua senantiasa bahagia menyambut Ramadhan dan semangat menjalani ibadah puasa pada bulan Ramadhan. ” jawab Dwi.

Ketika mereka bertiga sedang membahas mading ternyata dibelakang mereka ada Ibu guru agama Islam yang bernama Ibu Diana.

“Wah seru sekali bincang- bincangnya. Ibu guru senang sekali melihat anak- anak bertalenta, kalian mampu merangkai kata – kata sebagian besar orisinil dari pemikiran kalian bertiga. Meskipun kecil atau sederhana tetapi jika mau berkarya Insya Allah pasti bagus dan keren hasilnya.Ibu guru sangat yakin kalian bisa menjadi seorang jurnalis. Seorang jurnalis memiliki bibit menjadi seorang penulis berani megutarakan narasi karyanya didepan publik. Sekarang kalau ada moment apapun, silahkan kalian tulis. Ingat kalian harus sering mengasah kempuan kalian bertiga menulis dengan cara sering menulis dan membaca untuk memperkarya wawasan dan sebagai bekal dalam menyusun kalimat. Sekarang jelek itu tidak papa selagi mau terus mengasah lama – lama pasti akan sampai pada titik bagus dalam penulisannya. ”

Tidak terasa lonceng bel berdering tanda masuk kekelas. Ibu guru dan siswa siswinya pun kembali masuk kekelas masing – masing.Waktu pulang sekolah yang ditunggu – tunggu pun akhirnya tiba juga mereka beritiga menuju kerumah Naehan.

“ Naehan pulang ibu.Cepat kemari ibu ada Dwi dan Keisya datang kerumah kita. ”

“ Silahkan masuk anak – anak yang cantik. Keisya dan Dwi sedang puasakah. Jika tidak ibu buatin minuman. ”

“ Terima kasih tante , kami berdua sedang berpuasa. ”

“ Ibu mereka berdua nantinya akan berbuka puasa dirumah kita. Ibu masak yang enak ya buat bukaan teman Naehan. ”

“ Tentu ibu masakkin yang enak. ”

“ Terima kasih tante. ”

Sambil menunggu berbuka puasa. Mereka bertiga memulai membuat karya untuk di tempelkan di mading sekolah. Kekompakkan mereka membuat karya yang dikerjakan akhirnya cepat selesai. Mereka bertiga sangat senang sekali bisa mengerjakan dengan baik.Ketika Ibu Naehan mendatangin mereka, ibu sangat terkejut dengan hasil karya mereka bertiga sangat bagus sekali.

“ Ayo, anak – anak sudah waktunya berbuka puasa.”

Setelah tugas kami selesai, kami pun duduk di meja makan. Kami pun menghampiri dan membantu tante untuk meletakkan makanan diruang makanan.

“ Hmm baunya enak banget tante ” kata Keisya dan Dwi sambal mencium aroma masakan.

“ Iya dong siapa dulu yang masak Ibuku gito loh . ” balas Naehan.

“ Iya deh. ” balas Keisya dan Dwi.

“ Tante, perutku uda laper banget nih makan yuk. ” kata Dwi.

“ Ya udah kalau begitu kalian berdoa dulu. Makan yang banyak ya dan jangan lupa cuci tangan dulu sebelum makan. ”

“ Terima kasih tante. ”

Selesai makan Dwi dan Keisya berpamitan untuk pulang kerumah. Tetapi Ibu naehan mengantarkan Nazwa dan Dwi kerumah mereka masing – masing dikarenakan masih sangat kecil sekali pulang sendirian. Kedua orang tua Dwi dan Keisya sangat senang anak anak mereka sudah kembali kerumah dengan selamat.

“ Terima kasih tante dan Naehan , sampai jumpa disekolah besok ya Naehan. ” kata Dwi dan Keisya.

Sepanjang jalan Naehan bercerita kepada ibunya bahwa yang mereka kerjakan tadi sangat membuat hatinya bergembira karena Naehan sangat suka sekali membuat karya yang berhubungan dengan kreaktifitas.Ibunya juga senang mendengarkan teman – temannya bisa saling menghargai dan menghormati perbedaan agama.Setelah sampai dirumah aku langsung membantu ibuku mengunci pintu rumah dan segera langsung beristirahat di kamar masing – masing.Aku sangat lelah sehingga teritdur pulas.

Pagi harinya pukul 06:00 aku bangun dan langsung kekamar mandi untuk mencuci muka lalu membantu ibu beres – beres rumah sebelum berangkat kesekolah. Sesampai disekolah. Aku melihat Keisya dan Dwi menghias mading.mereka bertiga sangat bergembira melihat karyanya di pajang di mading.

Sepulang sekolah Naehan sambal menunggu ibunya datang menjemput. Dia bertemu Kaira dan berbincang – bincang mengenai Hari Raya Idul Fitri.

“Tak terasa, tinggal hitungan hari lagi kalian akan menyambut hari yang di tunggu seluruh umat Islam, yakni Hari Raya Idul Fitri. ” tanya Naehan.

“Betul Naehan. Hari Raya Idulfitri selalu menjad momen yang tepat bagi kami untuk mengucapkan maaf dan bersilaturahim pada kerabat. ” jawab Kaira.

“ Biasa kamu melakukan kegiatan apa ? ”

“ Di momen yang spesial ini, biasanya kami sekeluarga akan berkunjung kerumah kerabat terdekat, seperti kakek , nenek , paman dan tetangga. Ingin sekali rasanya untuk datang kerumah kerabat terdekat termasuk guru untuk mengucapkan Idulfitri. Sayangnya , Hari Raya Idulfitri menjadi momen yang singkat. Waktu sudah berbagi untuk berkunjung bersama orang tua. Hal ini membuat kita terpaksa mengirimkan ucapan Idulfitri dengan menggunakan aplikasi pesan singkat dari ponsel. ”

“ Bagaimana jika kita memberikan kue lebaran untuk guru kita yang beargama Islam sebelum lebaran tiba dan tidak lupa kita memberikan kartu ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri.” kata Naehan.

“ Wah, ide bagus itu Naehan. Aku sangat setuju sekali dan kita juga tidak lupa memberikan untuk Bapak guru di sanggar lukis. Kalau begitu setelah berbuka puasa kita bersama – sama membelikan parcel kue lebaran dan kartu ucapan agar besok disekolah kita bisa memberikan kepada guru kita yang beragama muslim dan sorenya kita berikan parcel lebaran ke Bapak guru Sanggar Lukis.”

“Aku setuju sekali Kaira. Aku tunggu kamu di rumahkku ya. ”

Waktu sore sudah tiba.Akhirnya Kaira pun datang. Mereka berdua bersama – sama pergi menuju toko kue.Sesampai di toko kue. Talita dan Naehan sangat terkagum – kagum melihat parcel kue lebaran yang bentuknya banyak variasi, kemasanya juga sangat unik dengan berbagai warna dan motif yang sangat menawan.Kemasan parcel ini membuat orang senang melihat hantaran kue lebarannya.Sangking bagusnya mereka berdua bingung mau memilih yang mana.Akhirnya mereka membeli beberapa parcel untuk mereka berikan kepada Bapak dan Ibu guru yang beragama Islam.

Setelah mereka berdua membelikan parcel kue lebaran, tidak lupa mereka membelikan kartu ucapan yang nantinya mereka akan tuliskan ucapan “ Hari kemenangan sudah tiba, saatnya untuk saling memaafkan dengan tulus ikhlas. Selamat Hari Raya Idul Fitri guruku tersayang.

“ Kaira mengapa harus memberikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri padahal Ibu dan Bapak guru sudah tahu bahwasanya kita yang meberikan parcel lebaran.” tanya Naehan.

“ Kata Ibuku, ucapan Idul Fitri ini juga bisa mewakili permintaan maaf kita sebagai siswa yang telah membuat banyak kesalahan selama dikelas.Sebab bagaimana pun juga, guru adalah orang tua yang ada di sekolah sekaligus sosok pahlawan tanpa tanda jasa. ”

Waktu berbelanja pun telah selesai mereka berdua kembali untuk pulang kerumah masing – masing. Parcel kue lebaranya dititipkan ke Kaira agar besok bisa di berikan ke Bapak dan Ibu guru disekolah.

Sesampai dirumah Naehan melihat ibunya sedang memasakn makanan untuk makan malam. Ibu seorang wanita karir terbilang sibuk dikantor tetapi kesibukkan ibuku tidak melupakan kebutuhan giziku. Ibuku setiap hari memasak hidangan yang bergizi dan lezat. Susu, the, buah dan sayur adalah beberapa makanan dan minuman yang wajib hadir di meja makan.

“Ibu mau buat kue lebaran loh.”

“ Wah yang benar Ibu tetapi mengapa kita buat kue lebaran. Kita tidak merayakan Idul Fitri. ”

“ Benar sekali kita tidak merayakan Idul Fitri tetapi ibu ingin membuatkannya untuk diberikan ke tempat warung yang ibu sering membeli ikan dan sayur disana dan tidak lupa juga kita berikan ke Bapak tukang becak yang sering antar jemput Naehan sekolah. ”

“ Dengan senang hati Naehan mau membantu ibu. Bolehkah ibu membuatnya lebih buat untukku makan. Ibu kita buat kue apa ? ”

“ Tentu boleh anakku. Ibu akan membuat kue nastar, kue putri salju, kue coklat, banyak deh kak Nae.”

Segera ibu mulai mencari tahu cara membuat kue , terutama kue putri salju yang jadi kesukaan Naehan. Resep dari internet pun ibu mengambilnya. Akhirnya kue lebarana telah selesai tanpa gosong dan enak. Naehan bilang enak rasanya ibu.

Setelah selesai aku bersama ibu membersihhkan dapur bersama – sama. Lalu ibuku menyuruhku untuk tidur karena besok harus kesekolah.

“ Ibu tidak seru sekarang, tiap hari menyuruh tidur cepat padahalkan aku masih ingin bersama ibu didapur. ”

“ Ibu tidak ingin kamu sakit , tidur terlalu larut malam itu tidak baik nak. Sekarang cuci muka dan sikat gigi lalu tidur. ”

Akhirnya Naehan pun tertidur pulas sedangkan ibunya masih menyusun kue kedalam toples sambal menghiasi dengan menggunakan pita yang cantik.Setelah selesai ibunya menyusul tidur bersama Naehan.

Pagi hari yang cerah Ibu dan Naehan bersama – sama memberikan parcel kue lebaran ke warung dan ke Bapak tukang becak yang mereka buat semalam. Sesampai disekolah Naehan bertemu Talita mereka juga melakukan kegiatan yang sama seperti yang dilakukan Ibunya Naehan Memberikan parcel kue lebaran kepada Bapak dan Ibu guru diseklah yang beargama Islam.Tidak lupa pula disore harinya Kaira memberikan kepada Bapak sanggar lukis dimana tempat mereka belajar melukis karena sepulang sekolah ibunya Naehan akan membawa kesuatu tempat yang masih dirahasiakan oleh ibunya.

Tiba waktu pulang sekolah ibuku mengajakku kepanti asuhan. Aku sangat senang ibu mengajakku berbagai pertayaan muncul dalam pikiranku ketika akan sampai di panti asuhan tersebut.

“ Apa yang akan kulakukan disana. ”

“ Bagaimana situasi tempat tersebut. ”

Banyak pertanyaan lain yang muncul , rasanya memang tidak karuan sekali. Akirnya kami tiba di panti asuhan ternyata area ini tidaklah terlalu besar.Tak ada halaman bagi anak – anak untuk bermain. Sesaat kemudia kami bertemu dengan Ibu Susi selaku pengurus panti asuhan dan pembimbing anak – anak panti. Panti asuhan ini dihuni oleh anak – anak dengan rentang usia sd – kuliah. Sambil bercakap – cakap Ibu Susi menceritakan kepada kami tentang kegiatan anak – anak dipanti ini. Ibu susi memperkenalkan kami kepada anak – anak panti. Aku sangat bahagia melihat mereka yang manis dan ceria.

“ Selamat pagi Ibu dan Naehan ” sapaan lembut yang penuh keceriaan menjadi semangat bagiku. Panggilan tulus yang mereka ucapkan meskipun sekedar menyapa , namu selalu tergores dihatiku.

Setelah perkenalaan kami melanjutkan rangkaian kegiatan anak – anak disana. Dipanti asuhan ini aku merasa bahwa hari –hariku diwarnai dengan kegembiraan. Kami saling bercerita , canda dan tawa bersama.

Dari setiap anak ternyata memiliki cerita kehidupan yang beraneka ragam. Kondisi mereka yang sangat memperhatinkan adalah latar belakang keluarga , masa lalu , dan faktor lain yang pada sangat memprihatinkan yang pada akhirnya menyebabkan mereka berada dan sebagai anak – anak panti asuhan.

“ Ayo Ibu dan Naehan, makan seadanya jangan malu – malu. ” kata Ibu Susi.

“Ayo Ibu dan Naehan, kita makan bareng . ” kata seorang anak.

“ Naehan, kami disini hanya makan begini – begini saja. Hanya telur , tempe , tahu dan sayuran.”
Lanjut Ibu Susi
.
Waktu makan bersama menjadi hal yang sederhana tapi memiliki makna yang dalam. Makan bersama ini dapat memupuk rasa persaudaraan antara anak – anak. Aku sangat tersentuh dengan kebiasaan baik yang merela lakukan antara lain saat menyiapkan peralatan makan dan menyapu ruangan. Semua dibagi dalam kelompok yang sudah terjadwal . Anak – anak saling membantu dan melayani satu sama lain.

Beberapa kegiatan tambahan kulakukan adalah mengajak mereka membaca buku , mengerjakan PR dan membuat kreaktifitas. Kegiatan – kegiatan ini mereka lakukan dan berjalan dengan baik. Serangkaian kegiatan telah kami lalui dan kami jalani bersama – sama.

Ketika melirik mataku sebelah kanan aku melihat ada seorang anak laki- laki duduk sendirian dibawah pohon mangga. Aku pun segera menghampiri dan dan bertanya.

“ Dek, lagi ngapain ? kok duduk sendirian ? ”

“ Duduk – duduk saja kak Naehan . ” Jawabnya.

“ Dek , apakah kamu bahagia tinggal dipanti asuhan ini ? ” tanyaku.

“ Iya kak, bahagia sekali. ”

“ Kamu merindukkan orangtuamu nggak ? ” tanyakku lebih lanjut.

“ Bagaimana mungkin aku merindukkan mereka , aku sama sekali tidak mengenal mereka. Aku sering menangis dan bertanya kepada Tuhan. Mengapa mereka tega seklai meninggalkanku ?.Apa salahku ? . ”

Suara tangisanya sungguh memilukan hatikku. Aku hanya terdiam seribu Bahasa. Sulit kubayangkan situasi batinya yang dia alaminya.

“ Oh Tuhan, Kenapa aku bertanya ini kepadanya ?” gumanku dalam hati.

“ Dek, maaf ya jika pertanyaan kakak membuat mu menjadi menangis. ”

“ Iya kak, nggak apa – apa kok. Aku senang bisa berbagi cerita jika kakak bersedia mendengarkanku. ”

“ Iya dek, Kamu bisa cerita kapan pun, aku mau kok mendengarkan cerita hidupmu. Kalao kakak kesini lagi kta cerita lagi ya. ”
Sejak saat itu kami menjadi sahabatan.Bukan hanya toni saja yang datang bercerita padaku, tapi sebagian anak – anak juga datang membagikan kisah hidup mereka. Tangisan mereka sangat memilukan hatikku. Aku hadir di tengah – tengah mereka dan selalu mencoba menenangkan pikiran mereka. Aku bisa merasakan kerinduan mereka akan kasih sayang kedua orang tua. Jika aku seperti mereka, aku pasti merindukkan adanya sosok orang tua yang selalu menginginkan kasih sayang setiap saat.

Dari sini aku menyadari bahwa aku datang dipanti asuhan ini sebagai perpanjangan Tuhan. Aku menyapa, mendengarkan cerita hidup mereka dan menghibur setiap anak – anak yang merasa sedih.

“ Apakah Naehan sedang membayangkan wajah anak – anak panti asuhan itu? ” tanya Ibu.

“ Iya ibu. ”

“ Setiap manusia punya cerita punya cerita kehidupan masing – masing. Begitu pula dengan anak – anak panti asuhan ini, mereka menjalani kehidupan di panti asuhan ini dengan suka dan duka.

Tak terasa Tiba waktunya aku bersama ibu pamit untuk pamitan. Ibu memberikan sumbangan berupa uang untuk anak – anak panti asuhan. Banyak yang bisa kupelajari mengenai arti hidup. Aku dan Ibu tidak bisa berlama – lama di panti asuhan karena kami harus kembali kerumah sebelum terlalu malam. Aku hanya bisa membawa mereka dalam doa. Jika aku kembali ke panti asuhan lagi. Aku akan membawakan lukisan wajah anak – anak panti asuhan dan akan kuberikan kepada mereka untuk sebagai kenang – kenangan dari ku untuk mereka.

“ Terima kasih ibu membawa dan memperkenalkan ku ke anak – anak panti asuhan.” kata Naehan.

Besok paginya disekolah cuaca mendung sehingga kami tidak bisa duduk di taman sekolah. Aku, Keisya , Kairin, Kaira dan Dwi kami duduk dikelas sambal menunggu bel lonceng masuk kelas.

“ Naehan , bagaimana kegiatan mu dipanti asuhan. Apakah seru ? ” tanya Kaira.

“ Seru banget, ingin rasanya kesana lagi. ”

“ ajak kami semua donk kalau kami kesana. Kami juga ingin berbagi untuk anak – anak panti asuhan. ”

“ Nanti aku bilang dulu sama ibukku yang agar mengajak kalian semua untuk bersama – sama pergi kepanti asuhan. ”

Sepulang sekolah sambal menunggu kedatangan orang tua kami menjemput. Kami bercerita bagaimana puasa di luar negri apakah diantara teman – teman ku memiliki saudara yang tinggal di luar Indonesia.Ternyata salah satu teman ku ada saudaranya tinggal di Protugal.

“ Puasa di Protugal, nggak bisa berburu takjil seperti di Indonesia. ” kata Dwi.

Kemudian kami mencari tahu di internet apakah benar puasa diluar Indonesia nggak bisa berburu takjil seperti di Indonesia.Ternyata benar tradisi khas bulan Ramadhan yang dilakukan masyarakat Indonesia. Salah satunya ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa sambal mencari takjil. Momen ini ternyata tidak bisa dirasakan warga Indonesia yang tinggal di Protugal.

“ Saudaraku sudah dua tahun tinggal di Protugal. Dia bercerita kalau dia kaget sekali waktu pertama kali puasa disana, karena suasananya sangat berbeda dengan di Indonesia yang warganya sangat antusias sambut Ramadhan dengan suka cita , pawai obor dan sebagainya. Disana tidak sama sekali jadi terasa kurang antusias dan sepi , kayak seperti nggak Ramadhan. Dia juga mengatakan kangen suasana hebohnya Ramadhan di Indonesia.” kata Dwi.

“ Apakah banyak tantangan yang saat puasa di Protugal. ” tanya Kaira.

“ Pastinya ada donk Talita, karena saudaraku lahir dan besar di Indonesia. Dia sudah terbiasa dengan suasana Ramadhan di Tanah Air. Ketika dia menjalanin puasa di Protugal , ia mengaku menghadapi beberapa tantangan. ”

“ Seru ini ceritanya , apa saja itu Dwi tantangannya. ” tanya Naehan.

“ Tantangannya sulit mencari makanan yang halal. Kebanyakan makanan yang berlabel halal memiliki citra rasa Timur Tengah.Menu seperti ini kurang bersahabat dengan lidah saudaraku karena saudaraku lebi kepincut dengan gorengan, kolak , es buah dan lain – lain karena gak ada jualan disana. Perbedaaan selera ia hanya berbuka puasa dengan beberapa butir kurma.Takjil mereka juga berbeda dengan kita , jadi sekantong plastik yang masih utuh m, yang dimakan Cuma kurma saja. Mayorita warga Protugal non muslim, jadi restaurant, kafe , mall semua tetap buka seperti biasa tidak ada pembatasan.Jadi katanya kita bisa melihat mereka makan diluar. Beda dengan di Indonesia dimana warung atau restaurant ditutup dengan tirai atau jam buka warung yang berdekatan waktu berbuka.” jelas Dwi.

“ Bagaimana dengan membangunkan sahur ? ” tanya Kairin.

“ Mereka hanya mengandalkan alarm ponsel mereka untuk membangunkan sahur. Berbedakan dengan tradisi sahur yang di jumpai di Indonesia. Tentunya mereka sangat kangen dengan tradisi bangunin sahur dan dengar suara adzan.Biasanya mereka menyiasati biasanya dengan set alarm adzan shalat diaplikasi.” jelas Dwi.

Setelah berbincang – bincang akhirnya orang tua mereka tiba disekolah dan mereka kembali kerumah masing – masing. Malam hari saat ibu dan Naehan di tempat tidur. Naehan membahas soal takjil. Naehan ingin sedekah takjil di jalan saat Ramadhan. Ibu sangat setuju dengan permintaan anaknya. Naehan akan mengajak teman – temannya untuk sama – sama memberikan takjil kepada orang yang di hidup dijalanan seperti gelandangan, tukang parker, pengemis, tukang becak dan pengamen. Ibunya mengingatkan agar berhati – hati di jalan raya ketika membagikan takjil dan tidak boleh membuat kemacetan di jalan raya. Ibunya juga menyarankan agar setiap anak – anak membawa orang tuanya masing – masing untuk membantu anaknya berbagi takjil di jalan raya.

Pagi hari yang cerah, ibu ku bersiap – siap menghubungi orang tua teman – teman ku untuk merencanakan membagikan takjil dan membahas apa yang akan di masak. Ketika ibu menelpon ternyata orang tua yang lain sangat setuju dengan rencana Naehan. Memasak makanan akan di lakukan di rumah ibu Naehan. Ibu Naehan membeli bahan – bahan makanan dan buah – buahan. Mereka akan memasak es buah dan makanan lainnya. Setelah selesai menyediakan makanan untuk dibagikan akhirnya pun anak – anak dan beserta orang tuanya membagikan kepada anak – anak dan lamsia yang hidup dijalanan. Semuanya berjalan dengan lancar, hati yang bergembira karena makanan yang mereka sediakan habis dibagikan. Sepanjang perjalanan anak – anak memberikan pertanyaan kepada orang tuanya karena mereka sebagian belum memahami artinya bersedekah.

“ Ibu apa sih artinya bersedekah ? ” tanya Kairin.

“ Sedekah adalah pemberian sesuatu kepada orang yang membutuhkan dengan hanya mengharap ridha Allah SWT.Sesuatu yang diberikan itu tidak hanya terbatas pada materi seperti uang dan barang melainkan juga bisa dengan tenaga, pikiran dan senyuman. ” jawab bu Kairin.

Sesampai dirumah Kairin, mereka beristirahat sejenak dirumahnya. Anak – anak kembali berbincang – bincang. Naehan bertanya apa saja sih yang kalian lakukan saat puasa.

“ Pastinya bangun lebih awal dari biasanya untuk bersiap – siap menjalankan ibadah puasa. Mempersiapkan air untuk mandi dan membantu ibu menyiapkan makanan sahur untuk kami sekeluarga. Setelah semua selesai , kami berangkat ke masjid untuk menuaikan sholat subuh. Di masjid tentunya bertemu teman – teman yang juga sedang bersiap – siap menjalankan ibadah puasa. Setelah sholat subuh selesai, kami kembali ke rumah untuk melanjutkan persiapan menjalankan ibadah puasa. Sepulang sekolah, kami segera menuaikan sholat Maghrib ke masjid dan juga melakukan kegiatan berbagi makanan dan minuman kepada orang – orang yang mebutuhkan seperti yang kita lakukan tadi Naehan. Pada malam harinya di pertengahan Ramadhan , kami bersama keluarga mengadakan acara berbuka puasa bersama dirumah terkadang diluar. Pada saat menjelang akhir Ramadhan pastinya sangat sedih karena akan merindukan bulan suci ini. Namum kami sekeluarga sangat bersyukur karena selama sebulan penuh, kami sekeluarga telah berusaha untuk memperbanyak ibadah dan selalu berbuat kebaikan.” jawab Kairin.

“ Wah seru sekali ya.” kata Naehan

“ Oiyah, liburan sekolah menyambut Idul Fitri sebentar lagi.Apa yang akan kalian lakukan saat liburan lebaran Idul Fitri ?” tanya Naehan.

“ Kalau Kaira liburan kerumah nenek. Ayah dan ibuku memperoleh cuti hari raya.Sehingga kami dapat menghabiskan waktu bersama – sama. Ayah telah memesan tiket bus tiga hari sebelum hari raya dan seminggu setelahnya. Kakek dan nenekku sangat senang ketika kami datang berkunjung. Nenek pasti memasak banyak makanan kesukaan kami sekeluarga. Aku berharap nenek dan kakekku sehat dan bahagia agar liburan berikutnya bisa bertemu lagi. ”

“ Kalau Dwi liburannya dirumah saja. Pagi – pagi ibu membangunkan saya shalat subuh , mandi dan sarapan agar tidak kesiangan. Kemudian segera berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri.Pukul 10:00 kami kembali kerumah untuk bersilatulrohim bersama keluarga besar.Setelah bersilaturohim bersama keluarga besar, kami berfoto agar menjadi kenang – kenangan yang indah . Ini adalah salah satu foto saat lebaran.Setelh berfoto – foto kami sekeluarga mencicipi berbagai kue bikinan ibu saya.Lebaran tahun ini pasti sangat menyenangkan. ”

“ Kalau Keiysa liburan Idul Fitri bersama keluarga pergi ke taman bunga, Pada hari keempat Idul Fitri, saya bersama keluarga mengunjungi taman bunga sebagai liburan kami.Meskipu tahun ini tidak mudik, kami bersyukur masih bisa mengunjungi destinasi wisata. Ayahku biasanya memilih untuk pergi pada waktu sore karena cuaca siang terlalu panas. Pasti taman bunga itu banyak pengunjung yang datang. Disana banyak beraneka ragam jenis tanaman bunga yang sedang mekar dan kebun stroberi yang berbuah merah. Pokoknya pasti seru deh liburan lebaran kami tahun ini. ”

“ Kalau liburan Dwi kali ini pergi piknik kepantai, kami sekeluarga suka bepergian kepantai karena dipantai banyak angina yang berhembus membuat suasanya sejuk meski terik matahari rasa lelah pun hilang.Kami juga tidak lupa membawa bekal saat piknik . ”

“ Kalau Naehan liburan menunggu undangan kalian semua untuk bisa makan kue lebaran.”

Semuanya kompak tertawa. Selesai berbincang –bincang mereka pamitan untuk pulang kerumah. Karena besok disekolah adalah hari terakhir bertemu dikarenakan liburan lebaran Idul Fitri, akhirnya semuanya pada bersalaman sambil mengucapkan selamat lebaran dan semoga liburanya berjalan dengan lancar dan selamat.

“ A Day in My Life Ramadhan ” adalah cerita cerpen berdasarkan pengalaman puasa dibulan Ramadhan bersama keluarga, teman – teman dan orang tua teman.Saya harap pada tahun depan kita semua tetap diberi kesehatan dan umur panjang sehingga bisa kembali bertemu dengan bulan yang penuh keberkahan ini.
Demikianlah karangan saya tentang pengalaman puasa di bulan Ramadhan yang paling berkesan. Terima kasih.

Autobiografi

Nama lengkap saya Naehan Siahaan biasa dipanggil Naehan. Saya lahir di Jakarta , 09 Mei 2013. Saya adalah anak tunggal. Ibu saya bernama Sarti Mariama Hutabarat.
Pendidikan pertama saya di TK Integritas Bangsa dan SD saya masih bersekolah di Integritas Bangsa Medan.Saya masih duduk dibangku kelas 4 SD. Suka menulis karena suka membuat cerita story telling bergambar.

Hobi :
1. Menulis disalah satu media online di Kompasiana.
2. Melukis. Cerpen yang saya tulis ada beberapa gambar adalah hasil karya lukisan saya.
3. Bermain Musik seperti biola, piano dan vocal.
4. Sebagai penari ballerina.
5. membuat content creator kreaktifitas di youtube, tiktok dan Instagram channel “ Naehan Siahaan”

Prestasi :

1. Juara 1 bermain alat musik biola yang di selenggarkan Indonesia International Youth Music Olympics.
2. Juara 1 bermain alat musik biola yang di selenggarkan Indonesia International Young Musician.
3. Juara 2 bermain alat music biola yang diselenggarkan Perfect Tone.
4. Juara 2 vokal solo yang di selenggarakan Stave Music.
5. Juara 1 lomba menggambar di sekolah Integritas Bangsa.
6. Juara kategori semifinal 100 besar lomba menggambar yang di selenggarkan 16 th Toyota Dream Car Art Contest.
7. Juara 3 Story Telling yang di selenggarkan di sekolah Integritas Bangsa.
8. Juara 1 Science Expo yang di selenggarakan di sekolah Integritas Bangsa.
9. Juara 3 lomba puisi yang di selenggarakan di sekolah Integritas Bangsa.
10. Nilai tertinggi Distinction ujian internasional piano di University Of West London.
11. Nilai Merit ujian internasional ballerina grade 1- 4 di The Royal Academy Of Dance in England

Cita – cita ku adalah hobby yang kumiliki bisa kusalurkan untuk mengajarin anak – anak panti asuhan melukis , bermain alat music, ballet dan bernyanyi.Sekian dan Terima Kasih


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *