Aku tak ubahnya manusia pengadaptasi kalender masehi
Yang mengingat satu muharram-Mu sebagai tanggal merah
Yang tahu bahwa Muharram adalah tahun baru hijriyah
Yang seringkali lalai memaknainya menjadi derapan langkah hijrah
Wahai Tuhanku, sejatinya raja dalam sanubari
Dzat yang paling mengerti gundahnya hati
Kaki-kaki hujan yang runcing menusuk kulit ari
Menyadarkan diri dua muharram sudah berselimut pandemi
Dicekam maut yang sewaktu-waktu menghampiri
Namun tak yakin amal baik menutup hari
Izinkan pendosa ini bersimpuh dalam doa resolusi
Memohon suntikan hikmah lagi hidayah
Sebagai bekal tambahan dalam berhijrah
Untuk memerdekakan diri dari penjajah
Yang bernama nafsu lagi amarah