Sehelai Kain dan Seribu Doa
(Tati Huang)
Dari jendela tua terlihat pancaran rembulan
Suara deruan napas masih terdengar halus
Jam dinding terus berdentang
Kokokkan ayam pun saling bersahutan
Sajadah coklat dan mukena putih
Masih terpampang rapi dalam gantungan lemari
Sang penghuni asyik terlelap dalam mimpi
Hai! Masihkah ingat sekarang bulan apa?
Cipratan air wudhu membuatnya semakin sadar
Dipakaianya kain mukena membuatnya bak bidadari
Tak lupa, sajadah pun turut menyertainya
Seketika doa-doa panjang pun terus berurutan
Panjatan doa dan air mata selalu beriringan
Melihat dosa yang pernah dibuat
Ini bulan yang paling mustajab
Berbanyaklah doa dan meminta maaf kepada sang kuasa