Malam itu memasuki sahur ketiga. Dan ada hal yang tak dapat saya lupakan dari pengalaman sahur kali ini. Ya, saya, ibu, dan ayah hanya sahur dengan seteguk air putih dan sebuah kurma saja. Bukan karena tidak ada bahan makanan untuk disantap, tetapi karena terjadi human error kali ini.
Begini ceritanya. Untuk hidangan sahur, Ibu sudah terbiasa menanak nasi sekitar jam 10 malam menggunakan rice cooker, tinggal menyambungkan aliran listriknya lalu di tekan tombol on-nya, tinggal ditunggu, sambil tertidur sekalipun, pasti masak sendiri dan dijamin tidak hangus. Karena rice cooker akan secara otomatis berubah menjadi penghangat nasi.
Malam itu, memasuki malam ketiga untuk sahur. Kali ini ibu memerintahkan saya agar menanak nasi. Dan ini pengalaman pertama saya menanak nasi, apalagi mengunakan rice cooker, saya tidak paham ini dan itunya.
Wahh,,, ibu sudah terlelap tidur. Tinggal saatnya saya beraksi. Beras sudah saya tiriskan, kemudian saya masukkan ke dalam rice cooker-nya, tuangkan air sampai batas ukurannya, lalu tinggal menyambungkan aliran listriknya. Alhamdulillah, rice cooker-nya menyala warna merah, tanpa saya apa-apakan lagi itu rice cooker.
Singkat cerita. Jam menunjukkan jam 03.30 pagi. Sudah bergemuruh suara speaker masjid membangunkan masyarakat untuk segera sahur. Kamipun terbangun. Segera saya masuk ke dapur karena saya sudah tidak sabar untuk melihat hasil tanak nasi hasil kerja sendiri. Dan ternyata ibu telah terlebih dahulu ada didapur sambil membuka rice cooker-nya.
Dan nampak ada muka kecut dari ibu. Entah apa yang terjadi.
“Nak, kayaknya malam ini kita sahurnya dengan air dan kurma saja, tidak dengan nasi” kata ibu sambil melemparkan muka kecutnya dihadapanku.
“Lha, kenapa bu?, kan, saya sudah tanak tadi sebelum tidur?” tanya saya heran.
“Hmmm, Nasinya masih tetap beras, belum matang” kata ibu dengan suara rendah.
“Kog bisa bu?” tanya saya semakin heran.
“Mana bisa matang. Mungkin kamu lupa tidak menekan tombol on-nya, makanya berasnya tetap utuh” kata ibu sambil tertawa kecil.
Ya Allah, mana saya tahu ada tombol yang harus ditekan, saya kira hanya dengan menyambungkan aliran listriknya saja sudah aktif rice cooker-nya, dan tinggal menunggu.
“Ya sudah, kita sahurnya dengan air dan kurma saja malam ini. Waktu-waktu begini kan belum ada warung buka di sekitar sini.” Kata ibu sambil menuju ruang tamu.
Dan akhirnya kita semua harus sahur dengan kurma sisa berbuka kemarin dan seteguk air putih yang juga tidak kalah menyegarkan. Alhamdulillah puasa saya tetap kuat walau tidak berbuka dengan nasi. Saya bisa bertahan seharian penuh berpuasa.
Lagi pula kata ustad yang ceramah ditelevisi pagi-pagi, bahwa Rasulullah pernah bersahur hanya dengan seteguk air dan kurma, sama seperti apa yang saya dan keluarga lakukan malam ini.
Yang ingin saya tekankan disini ialah ada dua hal. Pertama, yang membuat kita kuat berpuasa ialah niat ikhlas berpuasa karena Allah semata. Tanpa bersahurpun kita akan sanggup dan kuat sampai bedug berbuka tiba asalkan kita bersungguh-sungguh niat berupasa karena lillahi ta’ala. Terkadang ada sebagian orang yang rela tidak berpuasa dengan alasan karena tidak sahur tadi malam. Hal ini sangat keliru dan sangat musykil bagi saya pribadi. Karena seandainya orang itu paham dengan faedah puasa, maka saya yakin orang tersebut tidak akan semena-mena meninggalkan kewajiban berpuasanya.
Kedua, sahur itu tidak mesti dengan nasi—karena makanan pokok orang Indonesia—tapi bisa dengan buah dan air, atau apapun itu seadanya. Karena memang tidak ada menu makanan khusus yang ditetapkan oleh Rasulullah sebagai sajian sahur, dan pada hakikatnya, keberkahan sahur itu terletak pada aktivitas/kebiasaan ‘makan’ sahurnya walau dengan seteguk air dan kurma, bukan terletak pada jenis dan menu khusus yang disajikan.
Rasulullah bersabda yang artinya, “Makanan sahur merupakan makanan yang berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya walau hanya seteguk air, sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang bersahur” (HR. Imam Ahmad).
Dengan demikian kita senantiasa melakukan sunnah sahur dan tetap mendapatkan berkah dari sahur kita. Dan tidak ada lagi alasan bagi kaum muslim yang meningalkan puasa hanya telat sahur.
Wallahu a’laam
Oleh: Thoriq Aziz Jayana
Dari: Kabupaten Pamekasan