Ramadan Pertama

Ramadan ini menjadi Ramadan pertama bagi diriku. Terus terang saja, aku memutuskan untuk berpindah agama Islam tanpa sepengetahuan pihak keluarga. Entahlah, rasanya belum siap jika harus mengatakan yang sebenarnya kepada mereka.

Waktu itu, tepatnya satu tahun yang lalu ditemani oleh seorang sahabat, aku mengucapkan kalimat syahadat di sebuah KUA (Kantor Urusan Agama) yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalku disaksikan oleh beberapa orang yang bekerja di sana. Ya, sejak itu aku resmi memeluk agama baru yang kuyakini. Rasa bahagia menyeruak dalam jiwa.

Keputusan itu memang sudah aku rencanakan sebelumnya karena memang ada beberapa ajaran mengenai ketuhanan yang tidak pas dalam agama yang sebelumnya. Aku mulai mempelajari islam secara diam-diam. Akhirnya, hidayah Allah turun padaku untuk memeluk agama-Nya.

“Sis, udah sarapan? ” tanya ibu ketika beliau melihatku sedang menyapu halaman.

“Udah, Bu, ” jawabku singkat. Jujur saja, aku berbohong padanya sebab aku berpuasa. Ketika sahur, aku hanya memakan nasi satu kepal dicampur gula merah. Itu pun kulakukan secara sembunyi, takut ketahuan.

“Kok nasinya masih banyak? ”

Glek!
Aku menelan ludah, payah. Aduh, bagaimana ini. Aku khawatir jika ibu tahu aku sedang berbohong.

“Udah tadi sarapannya dikit, ” jawabku tersenyum kikuk.

“Oh! ” Ibu berlalu meninggalkanku, masuk ke dalam rumah. Sementara aku bernapas lega.

Siang ini cuaca terasa panas, matahari sangat terik. Adikku mengajak minum es. Ya, Allah, kuatkan hamba!

“Nggak usah, Dek. Esnya buatmu aja, ” ucapku ketika ia memberikan segelas esok campur. Sebenarnya, kerongkongan sudah kering, tapi aku tak boleh tergoda oleh apapun yang dapat membatalkan puasa.

Rasa lapar, dan dahaga mulai menggerogoti tubuh ini. Lemas pun datang tanpa diundang. Aku hanya tiduran di kamar. Sesekali keluar kamar jika dipanggil. Menjalankan ibadah puasa di tengah umat yang beragama lain tidaklah mudah.

Adzan magrib pun akhirnya berkumandang. Alhamdulillah, suara ini yang sejak tadi kunantikan. Dengan cepat, kusambar sebotol aqua yang sengaja diletakkan di kolong tempat tidur.

“Alhamdulillah, puasa pertama berjalan lancar, ” Aku mengucap syukur.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *