Ramadhan tahun ini bagiku terasa berbeda, ah tidak… lebih tepatnya terasa istimewa. Aku dan keluargaku bersyukur karena Allah mempertemukan kami dengan bulan yang indah ini. Tak terkecuali juga rasa syukur kami atas limpahan rejeki yang Allah berikan. Nikmat kesehatan, nikmat makanan dan minuman untuk sahur dan berbuka, nikmat menjalankan ibadah, dan nikmat atas segala karunia-Nya. Seperti yang kita ketahui bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, bulan dengan banyak limpahan pahala. Tentu saja hal ini yang membuatku gembira saat menyambut datangnya bulan ramadhan. Kegiatanku di bulan ramadhan ini memang tak jauh berbeda dengan kegiatanku sehari-hari, tapi ada banyak “pelajaran” yang bisa kudapatkan saat ini. Dimulai dari awal puasa aku belajar tentang arti semangat dari anak berusia 4,5 tahun bernama Syifa. Ia adalah keponakanku, anak dari kakak pertamaku. Tingkahnya yang lucu selalu mampu membuatku tertawa dan merasa bahagia. Alhamdulillah, ia sangat gembira menyambut bulan ramadhan apalagi saat datang waktu berbuka. “Ayo semuanya, sudah maghrib semuanya,” sebuah kalimat yang selalu ia lontarkan tiap kali mendengar suara adzan. Hehehe… jadi ingin tertawa kalau sudah mendengar itu. Belum lagi semangatnya saat mengajak sholat berjamaah, pasti jadi geli karena menahan tawa.
Aku juga belajar tentang keikhlasan dari ujian yang Allah berikan. Ini adalah tahun ketiga aku melewati bulan ramadhan tanpa kehadiran ibu karena beliau telah berpulang ke rahmatullah. Jika mengingatnya tak jarang membuatku sedih, tapi hati yang ikhlas membuatku mengerti semua lebih mudah untuk dijalani. Di tahun ini ramadhan juga terasa istimewa karena aku dan keluargaku tengah sibuk menjalankan usaha kecil-kecilan kami di rumah. Kami membuat makanan untuk dijual. Alhamdulillah, sekarang kami sudah bisa menerima pemesanan dari pembeli. Dan untuk memenuhi pemesanan tersebut, kami sengaja membuatnya di saat sore hari, menjelang waktu berbuka. Jadi ngabuburitnya di rumah sendiri. Oh ya, terkadang juga ngabuburit di dekat masjid sih karena ada bazar ramadhan disana. Meskipun tempatnya tak terlalu besar, tapi ada berbagai macam makanan dan minuman yang dijajakan. Dengan adanya bazar ini, suasana di bulan ramadhan terasa lebih menyenangkan. Bicara tentang bulan ramadhan, berarti bicara tentang sejuta kebaikan. Semua orang berlomba-lomba untuk beramal baik dan meningkatkan amal ibadah. Seperti saat malam hari tiba, sepulang sholat tarawih selalu terdengar suara tadarus Qur`an di masjid. Suara yang membuat hati menjadi tenang. Aku pun juga terus berusaha, mengisi bulan ramadhan dengan amal ibadah seperti umat muslim yang lainnya. Dari berbagai ibadah yang bisa dilakukan, sedekah adalah salah satu hal yang menarik bagiku. Aku pernah mendengar kultum di tv bahwa sedekah tak hanya tentang materi. Bacaan tasbih, tahmid dan takbir ternyata juga hal yang bernilai sedekah. Aku juga sering mendengar bahwa seyum itu ibadah. Oleh karena itu aku berusaha untuk mengamalkannya. Mengawali kebaikan dari hal kecil yang besar manfaatnya tak hanya untuk diriku sendiri, tapi juga untuk sesama.
Bagiku bulan ramadhan tak hanya sekedar menahan rasa haus dan lapar, tapi juga mengajarkanku untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya. Momen yang sangat baik bagiku untuk memohon ampun atas dosa yang selama ini ku lakukan. Bulan ramadhan juga menjadi waktu yang sangat baik untuk mengucap syukur atas segala karunia dan kenikmatan yang telah Allah berikan. Aku senang karena sekarang aku bisa merasakan makanan yang lezat untuk sahur dan berbuka, jelas berbeda dengan masa kecilku dulu. Tapi bukan berarti aku selalu menyantap menu makanan yang lezat itu setiap hari. Terkadang kakakku juga menyiapkan menu sederhana untuk dinikmati, setidaknya dengan cara inilah aku belajar merasakan kesulitan hidup orang lain. Saat tubuh harus menahan rasa lapar dan haus seharian. Hal ini pula yang membuatku mengerti bahwa puasa di bulan ramadhan telah memberi makna yang berarti, untuk berempati dengan sesama. Kebaikan yang aku rasakan di bulan ramadhan ini tak hanya berhenti disitu. Saat puasa, ada waktu untuk berbuka ada juga waktu untuk bersantap sahur. Ngomong-ngomong soal sahur, di kampungku ini masih ada kegiatan patrol keliling. Kegiatan ini biasa dilakukan oleh para pemuda. Mereka berkeliling kampung untuk membangunkan warga sekitar agar tidak terlambat bersantap sahur. Mereka bahkan membuat alat musik dari bambu untuk mereka gunakan saat berpatroli. Malam hari saat ramadhan pun tak terasa sepi jadinya. Aku benar-benar bersyukur bisa merasakan indahnya bulan ramadhan seperti saat ini. Terlebih dengan besarnya kenikmatan yang akan kita raih saat tiba hari yang fitri. Saat dimana setiap insan kembali suci dengan leburnya dosa, dengan lembaran baru di hidupnya. Aku berharap “pelajaran” yang ku dapatkan di bulan ini, bisa terus ku amalkan di sebelas bulan berikutnya. Aku juga berharap semoga Allah kembali mempertemukanku dan keluargaku dengan bulan ramadhan berikutnya. Dan untuk semua umat muslim di dunia, aku ucapkan “Selamat Menjalankan Ibadah Puasa,” semoga amal ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT dan membawa kebaikan bagi sesama, Aamiin ya robbal`alamin.
Oleh: Tri Wahyu Utami
Dari: Malang, Jawa Timur