Mutiara di Sebuah Kursi Roda

Pada waktu sepertiga malam terakhir, ada seorang anak perempuan mengenakan mukena sembari menghadap kiblat. Ia pun tampak menyebut Asma Allah dengan suara yang lirih. Sembari mengingat keagungan Allah, dia pun kembali teringat sepenggal kata yang telah di jadikannya prinsip hidup, yaitu:
“Jangan salahkan fisik sebagai faktor penghambat kesuksesanmu. Tetapi, tanyakan dahulu pada dirimu sendiri tentang sejauh mana hasil perjuanganmu dan seberapa besar keyakinan hatimu atas segala cita-citamu.”
Tiara, namanya. Seorang gadis muslimah yang sedang duduk di bangku kelas 3 SMP. Dia hidup tidak seperti orang-orang awam. Gadis cantik nan sholihah ini mempunyai keterbatasan fisik dan hidupnya selalu bergantungan dengan orang lain. Dengan keadaannya yang seperti itu, telah menjadikan hidupnya tidak jauh dari kursi roda yang baginya adalah segalanya.
Walaupun mempunyai kekurangan, ia tetap berusaha seperti orang-orang awam. Menurutnya, semua orang itu sama tetapi yang membedakan ialah iman dan taqwa yang bersemayam di hati rohaninya. Karena, Tiara selalu ingat dengan salah satu hadits riwayat Imam Muslim yang berbunyi:
???? ????? ?????????? ?????: ????? ??????? ??????? ??? ???? ???? ????: ((????? ??????? ??? ???????? ????? ?????????? ??????????????? ???????? ???????? ????? ??????????? ???????????????)). ???? ????
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA. berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Sesungguhnya Allah SWT. tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah SWT. melihat kepada hati-hati kalian dan perbuatan-perbuatan (amal) kalian.”
Belajar mendalami agama islam memanglah suatu kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah. Tiara selalu mengerjakan sholat 5 waktu dan kadangkala beserta sholat sunnahnya. Dia pun selalu membaca Al-Qur’an walaupun hanya satu ayat. Selain itu, Tiara juga menghadiri pengajian rutin setiap hari jum’at di masjid kompleks rumahnya beserta ibunda tercintanya.
Dibalik segala kekurangan yang di milikinya, Tiara pernah menjuarai lomba menulis cerpen tingkat kabupaten dan juara 2 Tahfidzul Qur’an tingkat kecamatan. Subhanallah… Memang luar biasa Tiara ini. Meskipun mempunyai kekurangan tetapi semangatnya begitu luar biasa untuk menyatakan bahwa dibalik kekurangan pasti ada kelebihan.
Namun, dengan kekurangan yang ada di tubuhnya, membuat Tiara selalu diejek oleh teman sekelasnya. Pada suatu hari, Tiara sedang membaca buku novel pada jam istirahat. Tiba-tiba saja, Tiara di dorong oleh gadis cantik orang kaya, Rina. Tiara tentu saja kaget dengan keadaannya yang kini telah berada di bawah kursi rodanya. Tiara hanya bisa diam seribu bahasa sambil beristighfar dalam batinnya. Tak menunggu waktu lama, Tiara pun berusaha untuk duduk kembali di atas kursi roda. Setelah itu, Tiara pergi keluar kelas dengan tujuan menenangkan hatinya.
Tetapi, baginya itu semua bukanlah faktor keputus asaan untuk meraih cita-cita. Melainkan sebagai penyemangat dan suatu pembelajaran untuk masa depannya nanti. Tiara percaya bahwasanya sebuah perjalanan hidup pasti ada ujian dan cobaan sebagai tolak ukur segala perjuangan untuk meraih cita-citanya. Tetapi, itu semua harus di iringi dengan kebesaran do’a sebagai wujud tawakkal kita kepada Allah SWT.
Pada waktu ujian praktek Bahasa Indonesia, Tiara sempat di wawancarai oleh guru Bahasa Indonesia, Ibu Aisyah, tentang apakah cita-citanya. Tiara pun menjawabnya dengan tenang “Maaf, saya tidak punya cita-cita yang mayoritas orang menganggapnya berupa pekerjaan.” Ibu Aisyah tampak bingung dengan perkataan Tiara baru saja. “Kalau bukan pekerjaan, lantas apa yang akan kamu lakukan di masa depanmu nanti, nak?”
“Cita-cita saya yang sesungguhnya yaitu berupa perasaan, yakni membahagiakan kedua orang tua saya yang di iringi kata Insya Allah dan saya ingin melakukan yang terbsik dengan apa saja yang saya punya. Dan tentunya, saya ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain” jawab Tiara dengan mata berkaca-kaca.
Ibu Aisyah pun berdiri sembari bertepuk tangan pada Tiara. “Semangatmu begitu tinggi dan hatimu sungguh mulia nak. Ibu salut padamu. Sekarang, kamu keluar kelas menunggu teman yang lain. Sini, biar ibu yang mendorongmu”. Pada saat Ibu Aisyah memegang kursi rodanya Tiara, dalam hatinya pun berkata “Semoga hidupmu sesuai dengan apa yang kamu inginkan itu. Aamiin…”.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *