Muharram ialah pisau-pisau luka
Bagi anak yatim dan piatu
Sebab kita hanya berpura-pura mengusap kepala
Memberi susu, seragam, buku juga sepatu
Muharram bukan sekedar tahun baru
Ia bulan, waktu, dan keramat
Tempat merenungi laku
Menyusun bekal dan alat
Mencari rumah yang akan kita tuju
Muharram bukanlah penipu
Ia penuh amanat juga lugu
Saat Tuhan melempar rahmat, ia rawat
Jika Tuhan melepas celaka, ia berduka
Tak seperti kita yang bahagia di atas nestapa
Dan berpura-pura diatas bahagia
Tetapi
Cukupkah Muharram sekedar itu?
Penuh dusta, drama dan pura-pura?
Aku tak tau, aku membatu, kaku
Muharram, entah bagimu