MUHARRAM BAGI SI LONTE KECIL
Oleh: Nurul Mawaridah
Si lonte kecil hidup sekehendak musim
Keniscayaan menjadikan diri tak berorang tua
Hidup sendiri hadapi sang durjana
Muharram dinanti bak hari raya
Tangis lenguh lirih menghamba
Mengharap mendapat secuil berkah
Namun seolah muharram tak layak untuknya
Miris sungguh dirasakannya
Tamparan keras bagi sesama
Si lonte kecil seolah hina dina
Baginya muharram sekedar di dada
Si lonte kecil teriak meronta
Meski hakikatnya tak terdengar olehnya
Tak jadi soal merampas hak para jelata
Yang Ia kenal hanya isi perutnya saja
Teori usang menghormati sesama
Tak hendak membuang energi memikirkannya
Cukup nantikan dihari penghakimannya