Merenggut Cinta dari Muharram

Berdengung bisikan cinta dan syair.
Kulla ‘am wa antum bikhair salamku bukanlah akhir.
hanya umur yang hilang satu per satu, terpotong jatah.
Tetaplah percaya pada Rasulullah yang hadir seperti cahaya.

Bulan sabit tersenyum dalam remang-remangnya malam yang ramah.
Bergulir menuju puncak perpisahan, tentang waktu lama.
Rasaku merenggut cinta dari muharram seperti gerhana.
Membelah seper dua bumi antara gelap dan bercahaya.

Muharramku, aku sambut dengan euforia dan rasa cinta.
Dzikir hingga sholawat mendobrak langit pada sang pencinta.
Tak redup rasaku dari ada menuju ketiada atas dasar paripurna dalam perasaan.
Selamatku bersemangat, menuju hijriyah dari satu keesahan.

Abadi serta kekal, kita telah tiba pada berida dan bertongkat lebih tua.
Merunduk usia islamiah dengan segala kebahagian yang bersua.
Aku merenggut cinta dari muharam, seperti laut lepas
Cintaku tak habis untuk menyambutmu apalagi terhempas.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *