Terik panas menyapu parasku
Melumpuhkan fungsi otak yang penuh ketersesatan
Jiwa ini bagai dibakar hingga menciut
Lalu kulihat bangunan kokoh di depan mata
Berisikan manusia yang tengah bermunajat
Tulisan besar membentang di sepanjang pintu gerbang
Terukir tahun yang telah berganti
Dengan kiat menjadi lebih baik
Relung jiwaku berusaha menyeret kaki menapaki masjid putih itu
Aku merasa tertampar oleh kesadaran
Dimana aku saat adzan berkumandang, di tengah kesibukan?
Sungguh aku berdosa menghiraukan kewajibanku selama ini
Akupun menyucikan diri dalam dinginnya air yang meneduhkan
Menyiramkan kesadaran akan Sang Kuasa
Kumulai munajatku dengan berurai air mata
Berjanji untuk menunaikan kewajibanku pada Sang Maha Besar