Membimbing Diri di Jalan Kemanusiaan dan Ketuhanan

Selama kita berjalan,
Di tengah hati yang terombang-ambing
Di antara dalamnya keyakinan yang meragukan
Apakah kita mampu menemukan nilai kemuharraman yang murni
Padahal malam itu, gerbang terbuka lebar
Diri menapaki hati yang beku, keras, dan kaku bagai batu yang tersimpan dalam lorong tak bertepi

Tapi dalam satu waktu itu, kita membuka jendela Tuhan, memohon ampun atas segala risau dan ke ragu-raguan di masa itu
Sudah cukup kenyataan yang kita terima
Kepalsuan yang digelar semena-mena
Sebab, kita kurang hati-hati menjaga hubungan yang paling dekat di antara segala hubungan, yakni kemanusiaan dan ketuhanan


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *