Di tembang senja Baswara si dara bak lakuna
rupa dahayu di iringi dersik itu sedang gelabah .
Aksa nan redup di bawah rindai pohon Anindya
Melantun astu harapnya tulus aksama sang pencipta.
Seraya ucap padika
“ Tirta airmata bergelantung di ufuk cakrawala, awatara perwujudan hitam atau putih ? ”
Bilamana arunika terbenam jauh, maka semestanya andam karam.
Ulah dharma tak tuntas, mereka dewana akan dunia.
Pelukis agung tuan pemilik mahligai
ia Kalis mendekap dengan dama berseru
“ sambut dengan riang tibanya chandra, hari yang esoknya timbul bianglala memutar Cakra waktu akan penenang angkara.”
ya Muharram.