Ketertarikan hati pada Setiap Surau

Ketertarikan hati pada Setiap Surau

Hati merupakan organ paling penting yang bertugas untuk merasakan senyawa dalam sebuah kehidupan. Senyawa ini disusun oleh unsur-unsur yang berikatan satu sama lain. Hati berfungsi untuk memunculkan rasa kepedulian, rasa ketertarikan terhadap sesuatu, dan rasa saling menyayangi serta mengasihi orang lain. Selain itu, hati juga berfungsi sebagai tameng dalam segala tindakan manusia. Dalam hal ini, hati berperan untuk mengontrol perasaan senang, sedih, kecewa bahkan marah. Terlebih ketertarikan hati terhadap sesuatu akan menimbulkan rasa cinta yang begitu dalam jika dipupuk terus menerus. Maka dari itu, hati berfungsi sebagai wadah yang menampung hubungan cinta dalam hidup manusia.
Rasa cinta yang timbul pada seorang individu akan membentuk pribadi yang lebih dewasa dan mampu menyikapi segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Hal ini karena hubungan dua orang individu rentan dengan konflik sehingga dibutuhkan proses diskusi untuk memperoleh persetujuan diantara keduanya. Namun, apa jadinya jika perasaan ini muncul pada sebuah tempat? Bagaimana pribadi yang terbentuk karena perasaan cinta tersebut?
Tempat yang di maksud adalah sebuah surau. Surau merupakan tempat yang digunakan manusia untuk bermunajat kepada Tuhan Yang Maha Esa setiap saat sepanjang hidupnya. Di tempat ini lah seorang manusia mampu meluapkan emosinya dalam bentuk air mata maupun rasa kecewa. Pada dasarnya, Tuhan akan selalu mendengarkan hambanya yang mau bermunajat dan memohon padanya. Selanjutnya, Tuhan akan memberikan solusi atas permasalahan tersebut dengan cara-Nya. Saya juga merupakan salah satu hamba Tuhan yang selalu bermunajat dan memohon pada-Nya dalam segala hal. Saya selalu meminta do’a restu dari sang Pencipta, tak terkecuali dalam proses mencapai impian di masa depan.
Sekarang ini, saya sedang bersekolah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Purwokerto. Beberapa tugas dan presentasi yang memaksa otak untuk bekerja membuat saya kewalahan. Terlebih aktivitas kampus yang menyita waktu membuat saya lalai untuk mengerjakan tugas demi mencapai gelar sarjana. Akhirnya, saya mencoba untuk mencari ketenangan dan kenyamanan lain di luar akademik dan organisasi yang saya ikuti. Saya pun mendapatkan ketenangan dan kenyamanan itu di sebuah surau yang berjarak 100 meter dari tempat saya menetap.
Di surau itu, saya selalu menyempatkan untuk sholat di awal waktu mengikuti imam untuk menjadi makmum bersama jamaah lainnya. Seminggu, sebulan, setahun, saya merasakan kenyamanan dan kehangatan di dalamnya. Kenyamanan itu saya rasakan ketika lantunan dzikir dibacakan setelah sholat, salah satu momen yang tidak pernah mau saya lewatkan. Selain itu, kehangatan saya rasakan ketika para jamaah mulai melingkar untuk bersalaman satu sama lain setelah selesai sholat. Pada momen itu, saya sekaligus meminta do’a restu kepada para jamaah yang mayoritas berusia lanjut agar saya selalu dimudahkan dalam setiap urusan yang saya lakukan. Karena itulah, jika saya diberikan pilihan untuk memilih kampus atau surau sebagai rumah kedua? Maka saya akan memilih surau sebagai rumah kedua.
Rasa cinta yang saya rasakan pada surau mungkin sudah termaktub dalam hati. Sehingga setiap kali saya menetap di suatu daerah, tempat yang pertama dicari adalah surau. Seperti pada saat saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Brecek, Kabupaten Purbalingga. Saya selalu menyempatkan untuk mengikuti sholat shubuh berjamaah disana. Meskipun, pertama kali saya mengikuti sholat shubuh saya merasa takut karena suasana yang gelap dan saya berjalan sendirian saat itu. Namun, karena saya melakukannya setiap hari maka saya pun mulai terbiasa dengan suasana gelap tersebut.
Akhir kata, saya pun mencintai setiap surau di suatu daerah. Karena rasa cinta tersebut, saya menjadi pribadi yang mudah bergaul dan ramah dengan orang lain. Selain itu, saya juga menjadi pribadi yang senantiasa bertutur kata baik dan memiliki rasa kepedulian yang tinggi, khususnya bagi anak-anak yang menjadikan surau sebagai tempat untuk menuntut ilmu seperti mengaji. Ada salah satu kalimat yang akan selalu saya ingat, kalimat itu berbunyi “Siapa yang mendekat kepada Allah dengan berjalan, maka Allah akan mendekat padanya dengan berlari”. Artinya adalah seorang manusia yang senantiasa taat pada Allah dan menjauhi larangan-Nya akan selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap urusanntya. Karena Allah adalah sebaik-baik tempat untuk meminta pertolongan. Terlebih skenario Allah jauh lebih baik dari skenario kita sebagai seorang manusia.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *