Sajak Cinta Muharram
teriakkanlah takbir
—teriakkan apapun
yang membuat sujud mu menjadi gema
dan busur jibril menembus rasi bintang
terdengar pada setiap galaksi
ayat-ayat kasih sayang dari Rabb-mu
dengan tangan lusuh
fajar mengantar doa dan hujan dari mataku
pergi bekerja
—menggambar keimanan yang digoyahkan dunia
sebuah Muharram,
adalah titik balik: kesempatan kedua
untuk
keislaman yang kau gugurkan dari rahimmu
dengarkah kau laut bershalawat
kutukan-kutukan runtuh, komet dan meteor meletup
aurora berjajar mengelilingi sajadahmu
tahun ini
akankah kita,
tetap memprioritaskan arogansi
—menjadi hamba yang enggan beristigfar?
sedang bumi: menunggu magma menelan seluruh dirimu
–Surabaya, 2021