Indahnya Ramadhan di Ujung Barat Indonesia

Aku mengucap syukur kepada Allah Swt  ketika masih dipertemukan dengan

bulan seribu bulan yang penuh dengan cahaya kebaikan dan kerendahan hati seluruh

seisi bumi yang menundukkan hadapannya demi ridha-Nya sang maha pemurah

Ramadhan keberapakah ini ? terasa waktu itu cepat  sekali berlalu dan alhamdulillah dipertemukan kembali dibulan yang penuh dengan kebaikan dan kemurahan hari sang khalik. Bulan ramadhan tahun ini sangat berkesan bagiku mengingat moment ramadhan dari tahun ke tahun sebelumnya. Ramadhan tahun ini menjadi berbeda, kenapa ? karena tidak hanya menjalani bulan suci ibadah puasa saja, akan tetapi saya dapat tugas dari kampus untuk melangsungkan On Job Training ( Magang) di ujung barat Indonesia. Sempat tidak percaya bagaimana tidak dibulan puasa sebelum-sebelumnya saya hanya menghabiskan waktu dirumah atau kegiatan sosial lainnya. Akan tetapi ramadhan tahun ini saya harus berbagi waktu antara bekerja dan menjalankan kegiatan-kegiatanku di ibukota. Jarak dari kampungku ke ibukota provinsi ialah 6 jam menggunakan mode transportasi darat yang mudah dijangkau dari kampung menuju ibukota provinsi Aceh. Dengan suhu cuaca kota Banda Aceh berkisar 34 derajat celcius yang akan membuat tubuh mudah lemas kalau kekurangan mengkonsumsi air putih.

Kota Banda Aceh menjadi salah satu kota yang menawarkan keindahan dan keramahan ketika kita menjalankan ibadah puasa. Kenapa tidak, secara keseluruhan provinsi Aceh menjadi salah satu daerah yang menerapkan syariat islam dalam setiap kegiatan masyarakatnya. Sebagai contoh, menjadi kewajiban bagi para nelayan untuk tidak melaut di hari jumat untuk menghormati hari yang sangat baik bagi umat islam melaksanakan ibadah sholat jumat bagi para lelaki. Mengunjungi kota Banda Aceh saat bulan ramadhan menjadi menarik, mengapa ? karena anda akan merasakan atmosfer ramadhan dengan sangat berbeda di sini. Semua mesjid mengadakan kegiatan bagi seluruh anak-anak dan memakmurkan mesjid dengan mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan. Kota Banda Aceh pun menerapkan peraturan daerah yang mana diperbolehkan berjualan setelah ibadah sholat ashar, dan itu menjadi salah satu peraturan yang telah di ikuti oleh semua masyarakat kota Banda Aceh.

Ramadhan tahun ini menjadi terasa bermakna bagi saya mengapa, kota Banda Aceh melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan nya mengadakan  sebuah event religi yang bertajuk “Wonderful Ramadhan” yang seluruh kegiatan-kegiatan pariwisata berbasis religi hadir di provinsi Aceh yang berpusat di ibukota provinsi. Alhamdulillah saya berkesempatan untuk melihat betapa indahnya peringatan Nuzulul Quran di kota Banda Aceh yang diikuti oleh seluruh masyarakat yang ingin berbagi dan melakukan silaturahmi di rumah Allah Swt. Hari-hari pun kulalui di kota ini dengan penuh semangat, dimana saya tidak hanya berdiam diri dirumah, akan tetapi saya ikut melakukan kegiatan sosial bersama komunitas ku dengan ikut membagikan ratusan takjil bagi pengguna jalan di seputaran simpang lima kota Banda Aceh. Benar-benar bermakna sekali ibadah puasa saya tahun ini, selain bekerja saya juga ikut menjalin keakraban dan berbagi kebaikan dengan orang banyak.

Ibadah puasa tahun ini tidak hanya menjadi momentum memperbanyak amalan diri, akan tetapi menjadi titik awal bangkitnya sebuah keinginan betapa hidup harus bisa berguna bagi orang lain. Sebagaimana dalam Firman Allah Swt dalam surat Al Baqarah ayat 183 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa”. Sangat jelas Allah Swt menjelaskan bagaimana mewajibkan berpuasa bagi kaum muslimim di seluruh dunia tanpa kecuali. Menjadi panutam bagiku betapa ibadah puasa menjadi obat pelipur diri dari kesalahan yang telah dilakukan.

Kota Banda Aceh mengajarkan saya tentang arti sebuah makna hidup yang lebih dari hidup, disini saya belajar menjadi pribadi yang baik dengan terus melakukan kegiatan-kegiatan positif yang dapat membuat hidup ini berarti dan berguna bagi orang lain. Walaupun suhu kota Banda Aceh tak senyaman daerah lain di Indonesia, tapi saya cukup yakin bahwasannya kota Banda Aceh telah menjadi daerah yang sangat menginspirasi banyak orang tentang keberagaman adat, budaya, dan agama berbaur disini menjadikan kehidupan yang satu dan bahagia. Akhir kata saya ingin mengucapkan sebuah petuah aceh yang sangat melekat bagi hidup saya “ Pat Boh Panah Nyang Hana Meugeutah, Keucuali Boh Mirah Ngen Boh Keuladi, Pat Tuto Nyang Hana Salah Keucuali Firman Allah ngon Hadih Nabi” yang artinya “ Mana Buah Nangka yang Tak Bergetah ? Kecuali buah mirah dan buah keladi. mana perkataan yang tidak salah, kecuali Firman Allah dan Hadist Nabi Muhammad”

Oleh: Heru Tesar Ichsan

Dari: Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe

Heru Tesar Ichsan


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *