Dialog Sebelum Tidur

Tidur merupakan hal yang kerap kali dicari-cari oleh manusia. Selain untuk melepas penat, tidur dianggap sebagai penghilang keluh kesah kehidupan. Bila tak ada lagi manusia atau benda yang dianggap mampu membantunya mengatasi masalah, maka tidur menjadi pilihan utama untuk lari darinya. Ketika mata tertutup, roh dari dalam diri seolah bepergian tak peduli, hingga membuat manusia itu lupa akan apa yang terjadi.

Suatu ketika, aku mendapat pesan dari nenek. Katanya, “jangan lupa sholat tahajjud!”. Nenek bilang sebaiknya tidur terlebih dahulu, lalu bangun pukul tiga pagi. “Berdo’alah, minta dan cerita apa saja yang kamu inginkan,” tambahnya.

Aku yang kala itu berusia lima belas tahun, mengikuti apa saja kata nenek. Kami tinggal berdua, di sebuah gubuk tua. Tetapi, beberapa kali aku kerap gagal untuk bangun di sepertiga malam karena mata enggan terbuka. Rasanya mengantuk sekali, bahkan subuh saja aku terlewat.
Nenek yang mengetahui itu, mengajarkan aku tentang Dialog Sebelum Tidur.

Sebelum tidur, sebaiknya berwudhu. Kemudian baca do’a, yaitu Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas yang masing-masing dibaca tiga kali dan diusapkan ke wajah sampai ujung kaki. Tidak lupa, Ayat Kursi dan Al-Fatihah, Bismillah sebanyak dua puluh satu kali, serta do’a sebelum tidur layaknya biasa.
Nenek juga menambahkan, berdo’a sebelum tidur, minta kepada Allah dibangunkan untuk sholat tahajjud sambil memukul bantal tiga kali.

Awalnya malas, karena begitu banyak hal yang harus dilakukan sebelum tidur. Apalagi, bila pulang dari kegiatan sekolah yang mengharuskan aku pulang malam. Rasanya, ingin langsung merebahkan diri ke atas ranjang. Namun, apa yang nenek katakan begitu terngiang, mengingat banyak sekali keingananku dalam do’a. Banyak sekali keluh kesahju pada dunia. Tidur hanya melupa seketika, namun ketika bercerita dengan-Nya, aku merasa lega. Oleh karena itu, aku harus sholat tahajjud!
Kulakukan perintah nenek satu persatu, lalu tepat pukul tiga dini hari, aku terbangun dengan mudahnya. Seolah-olah, itu sudah menjadi suatu kebiasaan. Biasanya, mata terbuka bila jam menunjukkan pukul delapan pagi.

Mulai sejak itu, hingga aku dewasa seperti sekarang. Aku tidak lupa berdialog sebelum tidur. Meminta pada-Nya untuk terus dibangunkan sholat tahajjud.

Dialog Sebelum Tidur ditujukan pada manusia dengan Tuhannya. Menyebutkan permintaan untuk esok hari adalah hal yang semestinya harus dilakukan oleh sebagian orang. Selain tidurnta mendapat pahala, siapapun juga bisa lebih dekat dengan Allah SWT.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *