Debu berdesir luruh menyela waktu
Tik, tik, detik, tik, tik, detik.
Menit -menit memburu membawa pilu berserakan.
Masa menyeret – nyeret ringkih menyedihkan.
Duka lagi, duka lagi, duka lagi
Muharram.
Agaknya enggan kau singgah kini menyapa.
Sebagian semesta tengah merana dan merangkak.
Segelintir tengah meratap di hadapan gelora cobaan.
Bumi hangus, langit temaram, juga suasana mencekam.
Puluhan bola mata nanar obatilah.
Ratusan nyawa yang meregang genggamlah.
Ribuan kesedihan dan lara bawalah.
Angkatlah agar sebagian pilu beranjak sirna.
Dengan talam cinta Allah yang engkau punya.
Deraikanlah kedamaian.
Agar lapang sejenak sesak rongga dada.
Berlama-lama sejenak .
Agar relung yang terluka sejenak peroleh aura engkau sang rembulan haram.