Menangis ia kala itu
Menganggap Muharram sangat pilu
Hati yang tertusuk sembilu
Takkan tau kapan berlalu
Sebentar lagi Muharram kembali
Harap-harap cemas ia menanti
Apakah Muharram membawa sembilu lagi
Ia harap itu takkan lagi
Sangat terkoyak ia dahulu
Ditinggal sang induk di bulan syahdu
Akankah kini ia masih bersendu
Di saat sang induk sudah membisu
Muharram kini benar tiba
Ia tak tau harus bagaimana
Berbahagia atau berduka
Karena katanya ada Idul Yatama
Seperti sinar bulan yang menerangi Muharram
Muharram bersinar seperti bulan
Disampaikannya bahwa sembilu dan sendu telah pergi
Idul Yatama yang menyudahi