9 May 2019
Karawang. Disebuah pabrik pembuatan part.
Hari ini adalah hari keempat puasa ramadhan. Karena ada suatu hal yang urgent mengenai pekerjaanku. Aku diharuskan untuk melihat ke lapangan di sebuah perusahaan yang mensupply stock barang ke perusahaan tempatku bekerja. Melihat jarak yang jauh, dari rumahku aku berangkat jam 5 pagi untuk pergi ke kantorku di jakarta. Sesampaian di sana tepat jam 6, aku langsung mengambil laptop kantor dan mulai mengumpulkan beberapa data yang kubutuhkan untuk meeting. Tepat jam 7.30 saat timku berkumpul kami memutuskan untuk segera berangkat ke perusahaan tersebut karena jaraknya yang cukup jauh dan macet. Fyuh.. Ternyata tebakanku benar, sungguh macet lalu lintas hari ini. Saking merasa tidak sampai-sampai, aku tidak tersadar sudah jatuh dalam lelapku. Saat terbangun tepat aku sampai di tujuan jam 9.30.
“Wah perjalanan yang panjang.” Pikirku
Sampai di pos satpam, aku segera melapor sebagai tamu untuk menukarkan id card. Oke melihat agenda meeting kali ini yang padat aku segera memasuki lobby.
Selang beberapa menit setelah datang, kami dipersilahkan untuk masuk ruang meeting yang sudah disediakan dan menunggu beberapa member yang belum datang.
Selama meeting dimulai, satu persatu tema mulai dibahas. Tiba saat waktunya untuk terjun ke lapangan, kami diharuskan memakai beberapa APD (Alat pelidung diri). Sesampainya kami di tempat pembuatan proses part, pabrik ini dipenuhi oleh beberapa senyawa kimia dalam pembentukan part nya. Sejenak aku terhenyak, karena hawa terik panas ini hinggap dari kobaran api dari poses casting (peleburan) dan melihat beberapa karyawan yang menjadi pekerja dalam lini proses berjalan diharuskan bersentuhan langsung dengan senyawa kimia yang sangat berbahaya-setiap hari- bayangkan, walaupun menggunakan APD, senyawa kimia yang terhirup atau tersentuh secara tidak sengaja dan tertimbun ditubuh lama kelamaan akan menjadi zat karsinogenik dalam tubuh manusia.
Melihat kejadian tersebut tiba tiba air mataku menetes. Kau tahu apa yang kupikirkan? Dahulu, tepatnya 3 tahun yang lalu, mimpiku adalah kuliah disalah satu kampus favorit dengan jurusan teknik kimia. Dan karena itu juga aku menangisi kegagalan ku untuk meraih mimpiku untuk berkuliah di sana karena gagal dalam ujian SNMPTN juga SBMPTN. Dan Allah sungguh memperlihatkan alur kuasaNya untuk diriku 3 tahun kemudian. Apa jadinya kalau aku masuk dijurusan tersebut? Bidang kerjaku pasti tidak jauh bersentuhan dengan senyawa kimia. Melihat para pekerja seperti mereka yang peluhnya menetes karena hawa panas dari proses casting hanya membuatku menarik nafas bersyukur. Alhamdulillah ya Allah, meski engkau membelokkan alur hidupku dijalan yang tidak pernah ku fikirkan, meski aku sempat berburuk sangka di 3 tahun yang lalu, ternyata terjawab sudah. Aku mensyukuri atas pilihan terbaik yang kau pilihkan. Masha Allah.
“Hey, lelah ya?” Sapa rekan kerjaku sambil tersenyum.
“Wah gak kebanyang suasana pabriknya seperti ini” Jawabku jujur karena ini kali pertama aku datang ke sini.
“Lain kali kamu ke sini harus sendiri ya” Ejeknya sambil melihatku yang semakin pucat karena berhasil berkeliling melihat bagaimana part ini dihasilkan.
Setelah hampir 2 jam melihat prosesnya, tibalah kami kembali ke ruang meeting untuk membuat rangkuman hasil meeting hari ini. Tidak terasa tepat jam setengah 5 sore kami berhasil menyelesaikan meeting kami.
Dengan bergegas kami kembali pulang untuk mengejar berbuka di rest area tol KM 42. Beberapa rekan kerjaku yang melihat aku pucat masih saja tertawa-tawa dimobil membahas kejadian tadi. Tak habis pikir, seharian di pabrik ini melihat proses pembuatan part saja membuatku pucat dan lelah. Apalagi mereka para pekerja yang sehari harinya harus meneteskan pelu demi sesuap nasi untuk keluarga mereka. Mari kita syukuri atas jalan cerita yang Allah berikan, bisa jadi banyak yang berdoa untuk berada di posisi kita saat ini. Alhamdulillah..