SYAHDU
Selepas sengketa itu, Bulan Muharram
hadir dan bersua dengan dikau sesekali.
Ia arungi dunia,
mengamati perang saudara,
kudeta yang menelan negara,
di antara seluruh huru-hara.
“Simpan dulu genderang perang itu!” pintanya.
Mohon dikau turuti saja inginnya.
Dan Muharram, dengan segala kesuciannya
tak pernah mengabaikan rasa takzim dari dikau
walau tak perlu Ia ambil persembahan dikau pula.
Tak lupa Ia ajak Asyura kala tiba saatnya.
Dasa hari setelah bertolaknya Zulhijah.
Dikau pun berpuasa dari semua hiruk-pikuk.
Niscaya, kan dikau ingat selalu Sang Muharram.
Syahdu bercampur rindu di ujung sua.
Namun, jika Allah merestui,
dikau tahu kelak Ia kan datang kembali.