Muharram Pertamaku
Kumandang adzan memenuhi gendang telingaku
Segera kubasuh wajahku dengan air wudhu
Bertahun-tahun hidupku
Inilah hari istimewaku
Muharram pertamaku
Mentari telah tenggelam di ufuk
Masih dapat kulihat sinar jingga yang perlahan mulai pudar
Dewi malam yang mulai menunjukkan dirinya
Membuatku teringat akan kenangan lama
Kemana diri selama ini?
Habiskan waktu di dunia tanpa mengenal-Nya
Tak pernah sadari betapa hebat ciptaan-Nya
Kini hanya sesal yang mendera
Suara adzan kembali bersahutan
Menyambut bulan pertama
Muharram yang mulia
Muharram mulia
Jadilah awal berharga
Hanya untaian kata dalam doa
Harapan penuh makna
Semoga Istiqomah di jalan-Nya
Pabelan , 30 Agustus 2021
Maysahawa Afia