Senandika untuk Muharram

Muharram
Warsa seribu empat ratus empat puluh tiga Hijriah

Engkau kembali hadir
Menyapa diriku yang terlena akan dosa
Warsa berganti, jiwaku masih sama
Jiwa yang haus akan ridho-Nya jua aksama

Terbersit tanya dalam jiwa
Kapan terakhir kali pesan cinta-Nya kubaca?
Aksara Allah yang Maha Indah nyatanya tak terjamah oleh jemariku
Telah usang di sudut almari sembari memanggil kalbuku

Duhai diriku
Yang peluh dosanya telah seluas semesta
Bukankah Surga kau jadikan poros utama?
Namun, maksiat adalah hal nyata
Dan kau telah terjebak dalam bara

Kini masanya, untuk kau bermuhasabah
Kembali ke jalan-Nya
Mengharap Surga yang amerta


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *