Munajat Muharram

Menapak jejak-jejak tanah basah
tampias hujan menitik tanpa jeda
ia membawa dinginnya
sekejap menguap
membawa entah

Aku terkesiap
tak bersuara
sesekali berkaca netra
retak lantas pecah
terurai basah pada lembar sajadah

Duhai
apa kabar hati
pucuk-pucukmu bertunas duri
menusuk merahnya
bernoktah
dosa itu kukecup lagi

Kelak
adakah aku di ufuk sana
menjadi bagian dari ia berparas cahaya
kilau kaki tangan terbasuh suci
adakah aku di ufuk sana
berada dalam barisan umatnya

Syahdan
ku telisik lembar almanak
malam ini Syahrullah bertamu
aku masih tertatih
terbata mengeja rahmatMu
seketika rindu cerita ibu
tentang lanskap-lanskap surga
kampung abadi tempat segala bermula


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *