Sajak Malam Bulan Muharram

Abu rokok berjatuhan, bara hampir padam.
Berkabut tinggal dua hisapan, seperti sisa umur pada penantian.
Ampas kopi didasar gelas, namun pertemuan belum juga tuntas.
Sarung dan kitab masih dipangkuan, bergegas pulang sepertiga malam.

Sepelemparan batu jarak surau, segenggam penyesalan sebatas ingatan.
Tangan meremas, cemas, penuh harapan.
Tasbih berkumandang, nyaring melengking didalam batin.
Hujan deras merendam telapak tangan, pada kalender bulan muharram.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *