Kerasnya suara ayam berkokok membuat fatimah terbangun dari tidurnya. Fatimah pun beranjak dari tempat tidurnya. Terlihat jamnya sudah menunjukkan pukul 06:00 WIB ia pun mengambil handuk yang ia letakkan di depan pintu kamarnya dan berlari menuju kamar mandi.
(di depan kamar mandi)”adek, cepetan kalo mandi,kakak udah telat nih!!” desak fatimah
“huch bentar kak, aku baru masuk nih!!” jawab adeknya
(nada kesal)”cepetaaan unyiiiiiiil, dasar keong!!!!” kata fatimah
“Kakak mandi di toilet belakang aja sana” balas adeknya
Hemmm ia udah dari pada aku telat, mandi di belakang aja dah
Meskipun fatimah tergolong anak yang manja tapi dia masih mau mengalah kepada adiknya. Terlahir dari keluarga yang mampu dan terpandang mungkin itulah yang membuat fatimah menjadi anak yang sedikit manja.
“sekarang hari pertama aku masuk sekolah, saatnya memasuki masa putih abu-abu”kata fatimah. Hari pertama ia masuk sekolah fatimah merasa bosan dan kesepian maklumlah ia tidak satu sekolah dengan teman-teman SMP-nya. Ayahnya menyuruhnya agar tetap melanjutkan di daerah jakarta sedangkan teman-teman yang lainnya melanjutkan ke luar jakarta semua.
Keesokan harinya saat berada di kantin sekolah. Fatimah tersandung meja kantin dan terjatuh. Tiba-tiba ada seorang pria tampan yang menghampirinya kemudian dia mengulurkan tangannya. Dengan wajah yang agak cengang dan pipi kemerah-merahan fatimah pun menerima uluran tangan pria itu. ”lain kali hati-hati kalo jalan, terus jalannya itu dilihat” kata pria tampan itu’’. “hemm iya” kata fatimah. pria itu pun pergi meninggalkan fatimah
Teng…… teng…….. teng……. bel memasuki kelas telah berbunyi fatimah memasuki kelasnya, “sekarang waktunya masa orientasi siswa huuuft hal yang paling menjengkelkan” kata fatimah. ”Subhanallah pria itu, dia yang tadi menolongku di kantin,”ujar fatimah lagi.
Pria : “ baik adek-adek semuanya. Di sini kami para osis akan membuka acara MOS yang di selenggarakan pada hari ini selama 3 hari. Sebelum semuanya dimulai, ada yang ingin adek-adek tanyakan ???”
Fatimah :(mengacungkan tangan). Kak
Pria : “iya, ada apa dek???”
Fatimah :” namanya siapa kak, hehe…”
Pria :” oiiyaa kakak lupa memperkenalakan nama kakak. Nama kakak yasin saya dari kelas XII IPS. Rumah saya tentunya gak di bawah hehe…..
Kemudian satu persatu osis memperkenalkan dirinya. Setelah itu yasin memberikan materi MOS, fatimah selalu serius memperhatikan akan tetapi bukan materinya yang ia perhatikan melainkan orang yang memberi materinya. Setelah beberapa lama jam bel pulang berbunyi. “sudah waktunya pulang, mungkin cukup sampai di sini dulu saya akhiri wassalamualaikum Wr wb”. Ketika sudah sampai di rumah, fatimah langsung masuk ke kamarnya.”haduuuuh kenapa aku ini??? Kenapa aku kebayang wajah kak yasin terus??” Kata fatimah. Melihat fatimah yang tersenyum senyum sendiri umi’nya merasa heran dengan keadaan fatimah.
Fatimah, kenapa kenapa kamu nak?”tanya umi’nya
Gak apa-apa umi’ !” balas fatimah.
dari tadi umi’ perhatikan kamu kok senyum – senyum sendiri? Kamu lagi suka sama seseorang ya?”
Dengan cepatnya fatimah menjawab “enggak umi’
“nak, jujurlah, kamu gak papa suka sama seseorang tapi ingat ya jangan sampai kamu pacaran karena umi’ gak suka. Islam juga tidak mengajarkan pacaran ! ingat ya fatimah jangan sampai kamu coba-coba!” tegas ibunya. “iya umi’ jawab fatimah. Hari berganti pagi fatimah berangkat sekolah, sekarang di sekolahnya dia mempunyai teman baru. Fatimah mengajak temannya itu ke perpustakaan.saat di depan pintu perpustakaan fatimah bertemu dengan yasin.
“hey !!” sapa yasin.
Dalam hatinya berkata “ bergetar hati ini saat kau sapa diriku
Sambil melambaikan tangannya yasin bilang, “hey fatimah kenapa kamu kok bengong, kamu gak papa kan?”
(dengan wajah agak tercengang ) “ehhh gak papa kak, aku Cuma kaget aja kenapa kakak tahu nama ku.”
“Lho kemarin kan kakak pernah masuk kelasmu memberikan materi tentu kakak tahu namamu dari absen, masak kamu udah lupa?” kata yasin
“Oiya ya” jawab fatimah.
Setelah 3 hari MOS berlangsung.Hari demi hari telah berlalu keduanya semakin dekat. Sepertinya keduanya saling menyukai tapi tidak ada yang berani mengungkapkan di antara keduanya. Pada kesempatan yang lain yasin memberanikan mengungkapkan perasaannya.
“Fatimah, ada yang ingin aku katakan pada mu.”kata yasin
“Apa kak??” jawab fatimah
Sebenarnya aku sudah lama memendam perasaan ini, aku mengagumimu, dan aku menyukai sejak pertama kali kita bertemu” ungkap yasin
”Kak, sebenarnya aku juga begitu, jawab fatimah
”Jadi kita sama-sama suka ” jelas yasin
Iya tapi ingat ya kak kita gak boleh pacaran kita hanya boleh saling mengungkapkan perasaan kita. Soalnya kalau pacaran itu haram. Cukup sampai di sini saja jangan berlanjut dan jangan minta lebih.” Kata fatimah ”Iya fatimah kakak ngerti.” Jawab yasin. Keduanya memang saling menyukai, tapi keduanya sadar atas diri mereka bahwa mereka adalah dua insan yang bukan mahrom dan belum waktunya untuk bersama.
Ketika fatimah pulang umi’ nya menyuruh fatimah untuk segera mengemasi barang-barangnya karena fatimah akan di berangkatkan ke pondok pesantren.
“ apaa umik, fatimah akan di berangkatkan ke pondok ?”
” iya” jawab umiknya
” tapi, tapi kenapa umik? Baru beberapa hari yang lalu kegiatan mos selsesai. Ucap fatimah.
Justru itu nak, mumpung masih awal lebih baik kamu mondok saja, umi’ khawatir akan pergaulanmu di sekolah. Sekarang ini maraknya pergaulan bebas di sekolah. Ucap umi’nya
Tapi umi’, fatimah gak mau pindah dari sekolah itu. Ucap fatimah
(Tiba – tiba ayahnya datang) sudah lah nak kamu ini nurut saja. Tegur ayahnya
Fatimah pn terdiam dan menyetujui keputusan orang tuanya. Setelah itu Fatimah sms yasin “ kak maaf ya kalu selama ini fatimah punya salah sama kakak. Mungkin besok kita tidak akan bertemu lagi. “lho kenapa fatimah” tanya yasin “umi’ menyuruhku mondok dan insya Allah nanti malam aku berangkat ke bekasi.” Jawab fatimah “jadi kamu mau ninggalin aku fatimah”tanya yasin. “bukan maksudku meninggalkanmu, aku di suruh umi’ ku lagi pula niatan ku ke pesantren untuk mencari ilmu kalau memang kita jodoh ya suatu saat kita akan bertemu lagi”jelas fatimah “ iya aku akan sabar menunggu mu di sini. ku tunggu ke halalanmu”. Kata yasin
Malam harinya fatimah berangkat ke pesantren di antar oleh kedua orang tuanya. Hari-hari di pesantren ia jalani dengan tulus dan ikhlas saat diniyah ia termasuk santriwati yang rajin dan cerdas setelah dua tahun ustadzah mengangkat nya sebagai badal ustadzah. Beliau juga membeikan nama yang indah yakni mudhi’ah yang artinya bersinar. Nama fatimah pun berganti menjadi mudhi’ah. Setelah 3 tahun di pesantren kemudian ibu nyai nya menawarinya beasiswa di kairo.“ fatimah aku sudah mendaftarkan mu kuliah di kairo.” Kata bu nyai “ kuliah di kairo??” lho bu nyai maaf bukannya saya menolak tapi kalau saya kuliah di kairo siapa yang mau membiayayai saya “. kata fatimah
(tersenyum) “hemz itu gratis nak, aku sengaja mencarikan mu beasiswa, karena kamu telah mengabdi di pesantren ini dengan menjadi badal ustadz selama 2 tahun belakang ini”
“iya maksih, sekali lagi makasih”. Ucap fatimah
“ iya sama-sama, sudah sekarang kamu kemasi barang-barangmu besok berangkat lah ke bandara ibu sudah menyiapkan tiket pesawatnya. Oiya ini sehelai kain cadar, ini merupakan warisan dari keluarga ibu pakailah saat kamu berada di kairo”. “iya makasih ”. Ucap fatimah
Cadar berwarna hitam itu pun ia simpan dan keesokan hari nya ketika ia akan berangkat ke bandara ia mengucapkan selamat tinggal kepada kedua orang tuanya dan keluarga besar ustadz nya. Tak lupa fatimah mengenakan cadar yang di perolehnya dari bu nyai nya. Dalam hatinya dia berjanji “aku tidak akan membuka cadar ini sampai suamiku nanti yang akan membukanya pertama kali”. Saat fatimah menempuh kuliahnya di Al Azhar kairo dia bertemu dengan cinta lamanya yaitu yasin. Perasaan bahagian tak bisa tergambarkan lagi di wajah fatimah akan tetapi yasin tidak mengenali fatimah karena fatimah mengenakan cadar. Fatimah juga tidak mengungkapkan bahwa dirinya ialah fatimah. Saat fatimah berada di perpustakaan kampus dia sedang duduk merenung kemudian fatimah menghampirinya.
“ hai anak muda, kenapa kamu merenung”. Ucap fatimah
dengan wajah agak terkejut yasin menjawab “ tidak apa-apa nona bercadar. Aku hanya ingin merenung saja”. Dalam hatinya berkata Aneh kenapa jantung ku berdebar-debar, hati ini merasa sepertinya ada sosok fatimah di sekitar sini.
“kenapa kamu merenung” Tanya lagi
“aku sedang memikirkan seseorang. Dia adalah wanita yang sejak dulu aku cintai. Sekarang aku bingung di mana dan bagaimana keadaan seorang wanita itu. Kusirtu min indonesia ilal misri waji’tu lil mahbubi bissytiyaqi” Kata yasin
“ Masya Allah sungguh tulus cintamu, beruntunglah wanita itu” jawab fatimah
Yasin tidak tahu kalau yang sedang ia ajak bicara itu sebenarnya fatimah, seorang wanita yang dia harapkan kehadirannya. Sehelai cadar yang menutupi wajah fatimah itu yang membuat yasin tidak bisa mengenalinya. Seringkali fatimah bercakap dengan yasin tapi dia tidak menyadari bahwa yang ada di depannya itu fatimah.
4 tahun kemudian setelah fatimah menempuh kuliahnya dan selesai skripsi di jurusan tarbiyah bahasa arab dia diminta pulang ke indonesia oleh ustadz nya ,jadi keesokan hari nya fatimah memutuskan untuk pulang ke indonesia dan berangkat ke bandara untuk pulang ke indonesia, setibanya di bandara indonesia dia langsung menuju ke bekasi rumah ustadz nya. Ketika sampai di halaman pesantren fatimah terkejut karena banyak tamu undangan di halaman pesantren. Kedatangan fatimah di sambut oleh ustadz nya.
“kamu sudah datang fatimah, ternyata kamu masih mengenakan cadar yang pernah ibu nyai berikan kepadamu” kata ustadzah
“iya ustadzah, cadar ini merupakan amanah bagi ku, jadi aku tidak akan melepaskannya sampai suatu saat nanti suamiku yang akan membuka pertama kali. Oiya ustadzah kenapa saya di suruh pulang ke pesantren??” Tanya fatimah
“begini fatimah ibu nyai akan menjodokanmu dengan anaknya. Umi’ kamu juga sudah setuju, tamu undangan juga sudah hadir, sekarang tinggal kamu setuju apa tidak?”
Fatimah menjawab “ memangnya bu nyai mempunyai anak laki-laki ustadzah?”
“Iya” jawab ustadzah
“tapi aku kog gak pernah tahu ya ustadzah?”
“ iya, memang kamu gak pernah tahu soalnya sejak SMA dia bersekolah di Jakarta. Tempat sekolah kamu dulu sebelum di pesantren. Jadi bagaimana fatimah kamu setuju?” tegas ustadzah nya.
(menghembuskan nafas) “ baiklah demi pengabdianku kepada nyai aku mau menerima perjodohan ini meskipun hati ini sedikit terpaksa. Tapi ustadzah katanya umi’ku sudah menyetujui perjodohanku tapi mengapa aku tidak melihat umi’ku dari tadi?” kata fatimah
“ Memang umi’ mu sudah menyetuji tapi beliau tidak bisa hadir dalam acara perjodohan mu, karena keluargamu menjenguk pamanmu yang sakit di sumatera, sudah satu bulan lebih paman mu sakit-sakitan.”
“Astaghfirullahhal adzim, kenapa aku baru tahu. Dan kenapa umi’ tidak memberitahu ku” ucap fatimah
“mungkin umi’mu takut ganggu kuliah mu. Jadi dia tidak ngabari kamu, ya sudah lah kamu siap-siap karena nanti malam mungkin putra bu nyai datang. Dan pak dhe kamu yang akan mewakili sebagai wali mu”.
Malam harinya yasin datang. Dan bundanya menyuruhnya untuk segera ganti pakaian. Yasin semakin bingung dan bertanya “ sebenarnya ini ada acara apa sih bunda pulang?? Dan kenapa aku di suruh ganti pakai jas? Di luar juga ada dekorasi, memangnya siapa yang mau nikah?” tanya yasin
Bundanya hanya tersenyum dan menjawab “ini semua untuk acara kamu nak”
“apaaa?” untuk aku, jadi aku di jodohkan gitu? Aku gak mau bunda!!!”
“tapi wanita ini menurut bunda shalihah nak, rajin dan juga berbakti. Pokoknya dia cocok untuk masa depanmu nak, bunda juga sudah terlanjur mengundang tamu-tamu.” kata ibunya
“tidak bunda, aku tidak mau di jodohkan karena aku sudah memiliki cintaku sendiri” bantah yasin
(nada tinggi) apa??siapa dan dimana dia??” bundanya semakin memanas
Yasin menjawab “ hmmmmz untuk sat ini aku belum tahu keberadaanya. Kami sudah lama berpisah.”
“kenapa kamu mencari – cari wanita yang gak jelas keberadaanya sedangkan di hadapan kamu sudah nampak jelas seorang gadis yang baik untuk masa depan mu.” Sudah lah jangan mencari – cari alasan. Bunda mohon nak menikah lah dengan gadis pilihan bunda, ini permintaan terakhir bunda”.
Yasin pun menerima perjodohan itu meskipun dalam hatinya terpaksa tapi demi bundanya dia mau. Kemudian yasin ganti pakaian jas dan keluar menuju pelaminan. Saat akan akad fatimah kaget ternyata pria yang akan menjadi suaminya ternyata yasin. Akan tetapi yasin tidak tahu kalu perempuan itu fatimah, karena fatimah memakai cadar. Setelah keduanya di akad dan sah menjadi suami istri, fatimah berkata “ aku ingin kamu yang pertama kali membuka cadar ini suamiku, maukah kamu membukanya??” yasin diam membisu dan dengan wajah penuh amarah yasin langsung masuk ke dalam rumah. Fatimah pun juga menyusul masuk ke dalam.
“ yasin kenapa kamu begitu??? Dan kenapa kamu tidak mau membuka cadar ku??” kata fatimah
“aku gak akan pernah melepaskan cadar mu itu, aku gak sudi menyentuh mu”. Jawab yasin
“kenapa??? Kita kan sudah menjadi suami istri”.
“sampai kapan pun aku gak mau nganggap kamu sebagi istri ku. Sebenarnya aku ini terpaksa menikah denganmu dan aku sudah punya orang yang aku cintai.”
Tiba-tiba bundanya yasin datang dan membela fatimah. “yasin apa-apaan kamu ini dia ini sekarang sudah menjadi istri mu. Lupakan wanita itu”.
“tapi bun” kata yasin
“jangan membantah sekarang kalian ini sudah menjadi suami istri jangan bertengkar terus. Bunda juga sudah menyiapkan rumah untuk kalian di depan pesantren. Nanti kalian bisa langsung ke sana.
Pada malam itu pun fatimah dan yasin pindah ke rumah yang sudah di siapkan. Ketika keduanya baru memasuki rumah fatimah berkata lagi “wahai suamiku maukah kamu membuka cadar ku?” yasin meludah dan berkata “aku gak akan pernah menyentuhmu, sedikitpun gak akan pernah.” “astaghfirllahal adzim kenapa kamu tega seperti itu kepada istrimu sendiri” ucap fatimah. “apaaaa? Istriku??? Dengar ya perempuan bercadar sampai kapanpun aku gak akan menganggap kamu sebagai istriku, karena pernikahan kita bukan atas kemauanku sendiri, aku terpaksa tau!!”
Yasin pun masuk ke dalam kamarnya tidak lama kemudian fatimah juga masuk ke dalam kamar. Fatimah kaget kenapa ada tirai di atas ranjang. “hah iya sengaja aku pasang tirai agar menjadi pembatas di antara kita”kata yasin. Tapi kan aku ini sudah halal menjadi istri mu”jawab fatimah. “dengar ya wanita bercadar di antara kita gak pernah ada apa-apa, aku ini bukan suami mu.”
Setiap hari fatimah meneteskan air matanya karena yasin tidak pernah menganggapnya sebagai istrinya. Setiap pagi hari fatimah membuat makanan utuk yasin. Tapi yasin tak pernah sedikitpun mencicipi masakannya. Padahal fatimah selalu membuat makanan kesukaan yasin. Suatu hari fatimah bertanya kepada yasin kenapa dia gak mau memakan makanan yang di buat olehnya.
“kenapa kamu gak pernah mau makan buatan ku? Justru kamu lebih suka makanan di luar” tanya fatimah
“ aku gak suka makanannya, jadi aku beli di luar saja?” jawab yasin
“ bohong, padahal aku selalu masak kesukaan kamu, kenapa kamu gak pernah menghargai aku mas?”
“ suka suka aku dong mau makan di luar apa gak itu buka urusan kamu. Jangan cari – cari perhatianku karena sampai kapanpun aku gak akan peduli sama kam.”
2 bulan sudah umur pernikahan mereka tapi sikap yasin masih saja seperti itu, tidak mau peduli sama istrinya. Sementara itu fatimah selalu menangis setiap hari karena sikap yasin seperti itu. Kedua orang tua fatimah dan yasin tidak pernah tahu kalau keadaan keluarga mereka tidak harmonis. Sampai suatu saat fatimah jatuh sakit, dan dokter mem-vonisnya mengidap penyakit kanker karena ada yang menghambat di pembuluh darahnya. Yasin tidak tahu kalau fatimah mengidap penyakit seperti itu. Hari demi hari fatimah semakin parah tapi yasin menghiraukan keadaan fatimah justru yasin malah sibuk kerja. Suatu saat ketika di jalan yasin bertemu dengan adiknya fatimah yang dulu di sumatera.
“hay, kamu adeknya fatimah kan” ucap yasin
“ iya kog tahu, kakak ini siapa ya?? Jawab adeknya fatimah
“ aku temannya kakakmu dulu” kata yasin
“ooh tapi kok aku gak pernah tahu ya,kak?? Jawab adeknya fatimah
“iya dulu kamu kan masih kecil jadi ya belum kenal ke aku, sekarang bagaimana keadaan kakakmu?” tanya yasin
“kakak lagi sakit sekarang kak, tadi malam ia sms aku dan sekarang aku mau menjenguknya?”
“kamu sendirian?? Tanya yasin
“ iya kak soalnya umi’ lagi sibuk” Jawab adeknya fatimah
“oiya tadi kata kamu, kamu mau menjenguk kakak kamu memangnya kakak kamu ada di mana sekarang??” kata yasin
“ kak fatimah ada di rumah suaminya” Jawab adeknya fatimah
Yasin terkejut saat dia tahu ternyata fatimah sudah menikah. Sekian lama aku menunggu ternyata fatimah menikah dengan orang lain pikir yasin. Yasin tidak tahu kalo sebenarnya yang menjadi istrinya itu fatimah. Setelah itu yasin mengajak adeknya fatimah untuk menjenguk bersama-sama karena yasin ingin bertemu dengan fatimah. Setelah tiba di rrumah fatimah yasin berkata “ astaghfirullah ini rumah ku, jangan – jangan istriku itu!!” dengan cepatnya yasin berlari ke kamar dan menemui istri nya.
“ apakah kamu fatimah??” Tanya yasin kepada istrinya. Istrinya tidak bisa menjawab karena terlalu sering menangis. “ apakah kamu fatimah??” Tanya yasin lagi. Akhirnya Fatimah bisa menjawab “ suamiku aku pernah berjanji kepada diri ku sendiri kalu aku tidak akan membuka cadar ini sampai suamku yang akan membuka pertama kali, untuk kali ini maukah kamu membuka cadar ku?”. Yasin pu menurut kemauan istrinya dan membuka cadarnya, yasin terkejut saat melihat wajah istrinya “ Masya Allah ternyata kamu benar-benar fatimah. Maaf selama ini aku tidak mengenalimu aku selalu menyia-nyiakan mu. Sekarang aku akan membawa mu ke rumah sakit kamu harus sembuh fatimah!!” tidak mas, ini sudah tidak mungkin dokter sudah mem-vonisku bahawa aku tidak bisa sembuh dan umur ku sudah tidak panjang lagi”kata fatimah. Yasin mengelak dan bersikeras akan membawa fatimah ke rumah sakit. “ mas aku sudah tidak kuat lagi” kata fatimah. Dan akhirnya fatimah meninggal “innalillahi wainna ilaihi roji’una” kata adeknya fatimah. “tidaaaaaaaaaaaaak fatimah kamu tidak boleh meninggalkan ku lagi aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan mu lagi aku menyayangimu fatimah.” Kata yasin setelah itu yasin melihat di sebelah ranjang yang ia beri tirai yasin membuka surat yang selama ini fatimah letakkan di balik tirai untuk yasin. Setelah Surat itu dia baca ternyata surat itu berisi tentang penjelasan bahwa dirinya adalah fatimah. Perlahan- lahan Yasin meneteskan air matanya “astaghfirullah hal adzim maafkan aku ya Allah selama ini aku tidak pernah memberi kesempatan kepada istriku untuk bicara, aku juga selalu menyia-nyiakan nya”. Yasin menyesali perbuatannya dan cintanya ia pendam bersama di kuburkannya istrinya, dia berjanji akan menjaga cintanya sampai ia ke liang lahat.