SKRIPSI : RIDHO ALLAH BESERTA USAHA DAN DOA

Bagi mahasiswa dimanapun tempat menuntut ilmu, bagaiamanpun keadaannya, apapun jurusan dan institusi pendidikannya, skripsi merupakan kewajiban yang tak tertunda. SKRIPSI menjadi hadiah tersendiri yang tak ada duanya, ya benar bahwa skripsi adalah hak yang harus ditunaikan secepatnya dan semampunya. Tapi skripsi tak akan lengkap tanpa revisi, revisi tulisan, revisi penelitian, dan parahnya revisi tanda baca.
Masa bimbingan dengan DOSPEM yang sungguh membuat adrenalin berpacu, jantung dagdigdung, mulut komat kamit baca ayat dan bismillah. Tiba diruangan DOSPEM untuk sesaat rasanya waktu terhenti, rasa waswas kembali hadir, rasanya ingin waktu cepat berlalu, namun sobat itu yang harusnya kamu lewati dengan sepenuh hati, ikhlas dan ektra bekerja keras karena pengorbanan mu itu kawan akan menjadi satu titik dari bahagianya orangtua (ayah dan bunda) ketika ketuk palu saat sidang meja hijaumu resminya dirimu meraih gelar sarjana. Maka saat itulah air mata tak terbendung bahwa doa restu orangtua dan perjuanganmu tak sia belaka.

SKRIPSI : RIDHO ALLAH BESERTA USAHA DAN DOA
3 bulan yang lalu tepatnya dibulan Maret, pada hari jumat aku seminar proposal didampingi oleh 2(dua) Dosen Pembimbing dan 1(satu) Dosen Penguji. Exited, dalam bayanganku seminar proposal ini hasilnya akan memuaskan. Namun expectasi tak sesuai dengan realita, proposal penelitian tersebut harus direvisi dengan teliti karena menggunakan data dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Pada saat itu rasanya pengen nangis dan alhamdulillah kejadian juga acara tangisannya. Tapi tak masalah bagiku karena kedepannya aku harus ektra belajar, ektra teliti dan ektra sabar. Sempat patah semangat ada 2(dua) bulan proposal tersebut aku lalaikan.
Namun malam itu ketika hujan turun entah kenapa aku sadar bahwa yang aku perbuat selama itu adalah hal yang sia- sia. Bulan Mei menjadi waktu yang padat bagiku aku memulai kembali merevisi semuanya dan berjanji takkan mengulang kesalahan dimasa yang lalu. Tiga hari tiga malam tak tidur hanya merevisi dan besoknya aku menerima kabar bahwa DOSPEM ku cuti selama satu bulan. Bayangkan gimana rasa frustasi bercokol dihatiku, kenapa ketika aku mulai serius malah dikasih uji dengan yang lain.
Aku hubungin keluarga meminta maaf kepada mereka jika nantinya aku tidak diwisuda tepat pada waktunya karena di akhir bulan Juni penutupan pendaftaran Sidang.
Semaksimal yang kubisa untuk menyelesaikan semua, belajar tanpa henti dari keselahan yang dulu. Ujian komperhensif alhamdulillah aku mendapatkah hasil yang memuaskan (A). Namun kebahagian sampai hari itu, setelah kembalinya DOSPEM kabar baru kuterima bahwa beliau tidak lagi menjadi Dosen Pembimbing skripsiku. Sedih, kecewa, marah dan tak terima setelah sekian lama aku menunggu beliau hadir malah hadiah itu yang kuterima. Namun kembali lagi aku interopeksi diri mungkin itu bukan yang terbaik bagiku.
Aku pulang…
Kupandangi tumpukan kertas itu bukti perjalanan panjang sampai tahap itu, hanya karena masalah kecil bagi Allah aku seprustasi ini. Ku lihat kembali kertas impianku sampai pada tulisan “berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.(Ghafir:60)”. Kutipan ayat Qur’an yang menjadi penyemat bagiku. Sekadar itu selalu kuulangi bahwa semua yang terjadi merupakan yang terbaik bagiku. Kudapati kembali semangat itu. Kumulai menyusun ulang yang harus kulakukan. Sampai akhirnya kekuatan doa semangat dan restu orangtua menjadi penyemangat tiada tandingannya.
Sebulan pasca kejadian itu alhamdulillah tidak ada yang tak mungkin bagi ALLAH SWT dua hari sebelum penutupan sidang munaqosah skripsi ku mendapatkan ACC dan layak untuk di sidangkan. Begitu luar biasa kekuatan doa dan kesungguhan usaha yang apabila ikhlas karena mencari ridhonya. Tiada henti bersyukur pada Allah SWT berterimakasih kepada Dosen Pembimbing yang tanpa lelah memberikan arahanya padaku.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *