awal tak menentukan akhir

AWAL TAK MENENTUKAN AKHIR
‘Awal yang terjadi, tak akan dapat menentukan akhir dari sebuah kehidupan. semua dapat berubah sewaktu-waktu tanpa disadari. semua dapat pergi pada waktu yang tak disangka walau rencana sudah berjalan baik pada awalnya.’
Pada malam hari, bulan yang memiliki sedikit pinjaman cahaya dari matahari mampu menerangi langit disaat matahari harus pergi untuk menyatakan fajar hingga senja di langit yang lain. Bintang yang merupakan saudara matahari yang berada jauh disana, ketika fajar hingga senja menyapa dia tidak terlihat, dikarenakan jaraknya terlalu jauh, cahayanya dikalahkan oleh cahaya matahari. Malam hari, bintanglah yang menemani bulan menerangi langit sehingga mengasilkan sebuah seni yang indah dilangit.
Tak seperti langit yang indah, diriku kini telah hancur. Bunga yang seharusnya mekar, kini telah layu. Aku terjebak dalam untaian nafsu yang dilapisi kata cinta. Cinta yang layaknya bungkusan sebuah kemasan sehingga ketika isi dari cinta itu habis, cinta itu langsung dibuang ke tong sampah. Isi dari bungkusan cinta itu adalah nafsu. Terlihat indah pada bungkusnya, namun ternyata memiliki isi yang sangat buruk.
Lelaki yang telah melampiaskan nafsunya padaku, kini dia telah pergi tanpa bertangung jawab. Memang hal ini bukan semua salahnya. Salahku yang tak mampu menghindari potensi awal dari kejadian ini. Lelaki itu hilang, sehingga aku tak dapat menghubunginya sekalipun.
Aku berjanji pada diriku untuk menyesali semua yang terjadi dan tak mengulanginya lagi. Aku bertaubat dan berharap agar aibku benar-benar tertutup rapat. Kejadian itu telah terjadi setahun yang lalu. Kubersyukur, apa yang telah terjadi padaku, tak berbekas pada diriku. Sehingga tiada siapapun mengetahui bahwa diriku telah hancur. Sungguh ini adalah aib dari masa laluku dan aku sangat malu jika ada yang mengetahuinya.
Selama setahun, aku mulai memperbaiki diriku. Aku sangat menghindari agar diriku tak lagi jatuh pada sebuah lubang yang sama. Setelah tekad yang kuat kutanamkan untuk menghindari semua potensi tersebut, ternyata potensi untuk ku terjerumus pada lubang yang sama pun, masih sangatlah banyak. Tapi,atas izin Allah, aku mampu menghindari semuanya.
Aku membiasakan diriku berada dalam kebaikan. Aku menghadiri pengajian yang membuat hatiku sangatlah tenang berada didalamnya. Namun, tentunya akan ada badai badai kecil yang menyerangku atas perubahanku ini. Menghadiri pengajian dan meninggalkan tempat yang tiada terdapat ilmu padanya. Banyak teman yang mencelaku. Tentu saja hal ini sangat berat kurasakan. Namun,aku yakin jalan yang kutempuh adalah jalan yang baik untukku.
Diperubahan ini, aku tak mempunyai seorang temanpun dari masa laluku. Di pengajian, aku memenemukan lebih banyak teman. Tapi, rasanya diri ini terlalu egois jika hanya berubah seorang diri saja. Aku sering mengajak teman temanku yang dahulu bersamaku sebelum aku memutuskan memperbaiki diri ini, untuk duduk bersama disebuah pengajian. Namun, usahaku masih belum dapat membawa mereka untuk berada didalamnya. Aku hanya menerima badai badai kecil saja dari mereka. Namun, aku terus mengajaknya tanpa kenal lelah,sambil terus berusaha bersikap baik terhadap mereka. Sambil terus aku berdoa agar suatu hari, aku dapat duduk bersama mereka. Pada akhirnya, ternyata usahaku dan doaku telah tercapai atas izin Allah.
Pada suatu hari kami mendapatkan tugas kelompok dikampus. Kami sering duduk bersama di kantin kampus saat jam istirahat untuk menyelesaikan tugas bersama-sama.
“kamu bener berubah ya Ika. Kami sering ngejelekin kamu. Tapi, kamu gak membalas kejahatan yang kami lakukan. Maafin kami ya” ujar maya.
“Maya, Dinda, Karin yuk kita barengan ke pengajian biar kita bersama-sama dalam kebaikan dan tahu betapa indahnya hijrah menjadi lebih baik” jawabku.
“oke sesekali kami ikut” kata Maya.
Pada akhirnya, kami selalu berpergian bersama ke kajian dan jika salah satu kami mulai malas pergi, yang lainnya pada nyemangatin. Masyaa Allah, betapa bahagia diriku. Kini, kami telah bersama dalam menempuh sebuah kebaikan yang Allah ridhai.
Setelah bermenit-menit aku mengenang suka dukanya masa laluku, pada akhirnya aku sadar malam ini ada seseorang lelaki yang akan menjadikanku sebagai calon istrinya. Ini adalah perjodohan dari kedua orang tuaku. Entahlah ini sebuah pemikiran yang bodoh atau tidak. Sungguh, aku tak ada keinginan untuk menikah. Karna aku merasa telah menghianati orang yang akan menjadi suamiku. Namun, tak mungkin aku mengatakan kepada orang tuaku bahwa anak gadisnya yang kini bukanlah lagi sebuah bunga yang sedang mekar, melainkan sebuah bunga yang sudah layu. Namun, aku menerima perjodohan ini karna aku tak tau alasan apa yang akan kuutarakan untuk menolak perjodohan ini. Sedangkan tak mungkin aku membuka aib yang sudah lama aku tutupi ini.
Tepat pukul 21.00 wib.
Rombongan itu datang. Disinilah saat pertama kali kumelihat wajah lelaki itu. Wajahnya yang sejuk dan tak kalah dengan ketampanan rupanya.sangat tampak bahwa dia adalah seorang lelaki yang sholeh. Disaat ku terlamun melihat keelokan rupanya, sebuah suara mengejutkanku,
“Bagaimana Riska Mutia? Apa kamu bersedia untuk menjadi istri dari anak kami Misbahurriski?” kata seorang perempuan yang duduk disebelah lelaki yang akan menjadi calon suamiku.
“Ya, Insyaa Allah, saya bersedia” jawabku.
Hari demi hari berlalu. Tibalah waktu pernikahanku dengan calon suami ku. Hari dimana setelah akad ini selesai, aku akan menjadi seorang istri dari seorang pemuda yang sholeh. Namun, diriku hanyalah seorang wanita yang telah layu. Namun, tak seorang pun mengetahuinya. Semua persiapan sudah berjalan dengan lancar.
Saat pengucapan akad dimulai,badanku terasa lemas. Penglihatanku tiba-tiba memudar. Pendengaran ku mulai samar samar. Saat itu aku melihat sebuah senyuman sosok makhluk yang akan mencabut nyawaku. Semua panik saat sekarat menghampiriku. Akad belum sempat terucap. Sebuah suara menuntunku untuk berucap “laa ilaaha illallah”. Saat berhasil kuucap kalimat itu, nafas ku pun berhembus untuk terakhir kalinya.


Penulis

1 COMMENT
  • Raju
    Reply

    Hanya saran : untuk penulisan cerita ada baiknya di sertakan perparagraf, agar menarik untuk baris selanjutnya. Dan yaaa karyamu sudah bagus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *