Mengeraskan Nama-Mu di Ujung Malam
Mei 26, 2019
Oleh Santri Bertabur Rindu*
Konon di waktu silam, hiduplah seorang wanita yatim-piatu, seorang wanita berface ayu. Hari-harinya disediakan dan disibukkan pekerjaan rumah majikan dermawan nan baik hati. Wanita yang berjelmakan bidadari yang berpijak di bumi tanah ini. Wanita yang sedari kecil tidak pernah menuai kasih sayang kedua orang tuanya tapi baik kepada sesama. Wanita berparas anggun berhati berlian. Wanita yang tekun beribadah dan tidak lupa memohon jodoh kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
Meski sekedar bertugas sebagai pembantu akan tetapi dengan keikhlasan yang besar, dapat terbayarkan dengan rentetan kebahagiaan. Dalam hati bersihnya tiada terbesit untuk mendapat gaji besar meski dapat dibilang pekerjaannya selalu menjanjikan. Ditambah pemilik rumah merupakan orang kaya bergelimang harta, pembantunya banyak, alat-alat transportasi seperti mobil bervariasi merk dan ukurannya. Lebih pentingnya baik hati lagi tidak sombong.
Hidup di bawah asupan tuan berharta, Wanita anggun tersebut tidak punya secuil pun tabiat sombong, tidak seperti para pembantu majikannya yang lain. Para pembantu yang memanfaatkan kemurah-hatian tuanya karena tuannya sangat baik dan dermawan.
Suatu ketika pemilik rumah yang dermawan itu, memberikan sebuah pertanyaan kepada para pembantunya, semacam sayembara. Dan siapa pun yang bisa menjawab pertanyaan dengan tepat akan mendapatkan hadiah setimpal.
Pertanyaan itu mudah sebenarnya, “Siapa di antara kalian yang mampu melakukan salat tahajud 3 bulan beruntun. Jika dari pembantu wanita akan kujadikan istri, akan kuangkat saudara jika dari pembantu laki-laki?” Ucap pertanyaan majikan ganteng tersebut.
Mendengar lontaran pertanyaan tersebut wajah para pembantu hitam padam. Sebab secara keseluruhan para pembantu tidak terbiasa melakukan salat tahajud dan daerahnya tropis. Sontak saja, para pembantu saling melempar pandang. Suara bisikan saling bertautan di tengah-tengah keheningan.
Beberapa hari kebelakang pembantu pun mulai berlomba menunaikan salat tahajud di sepertiga malam. Ada yang melakukan salat tahajud hanya seminggu, ada yang bertahan setengah bulan, dan macam-macam (intinya tidak ada yang tuntas sampai jumlahnya 3 bulan).
Setelah sampai 3 bulan, para pembantu dikumpulkan. ditanya satu-satu dengan syarat tidak ada tipuan. Akan tetapi apa yang terjadi? satu pun para pembantu tidak ada yang mampu kecuali satu orang yang dapat menunaikan intruksi majikan yaitu si wanita anggun. Di samping ia sudah terbiasa salat tahajud, pun ia selalu berdo’a minta dikirimkan jodoh yang baik seperti majikannya.
So, perlu diketahui bahwa majikan tersebut seorang alumni pondok pesantren salaf di Indonesia. Dan berdomisili di amerika, menempati rumah peninggalan ayah tercinta. Usut punya usut majikan ini juga anak yatim piatu dan rutin shalat tahajud.
Akhirnya, pembantu anggun itulah yang menikah dengan sang majikan. Hidup bahagia sentosa, mawaddah dan warahmah.
Alhasil dari cerita di atas, dapat tersaring sebuah pelajaran bahwa jodoh itu tidak akan tertukar dengan lainnya. Karena Yang Esa telah menetapkan jodoh untuk kita siapa. Jadi gak usah bermuram durja bagi anda yang masih sendiri, akan indah pada waktunya nanti. Intinya kontinu benahi diri agar jodoh kita juga baik di masa nanti. Wassalam. Salam Hangat Santri Ma’had Aly
“Wanita-wanita yang keji untuk lelaki yang keji. Dan lelaki yang keji untuk wanita-wanita yang keji (pula) dan wanita-wanita yang baik diperuntukkan untuk lelaki yang baik, dan lelaki yang baik diperuntukan bagi wanita yang baik (pula)”. (Q.S. an-Nur :26)
* Alumnus Nurul Qarnain
Santri Aktif Ma’had Aly Sukorejo