Menjadi Baik di Mata-Nya

Dahulu penampilan merupakan hal yang pertama ku perhatikan. Ingin terlihat cantik, modis dan menawan. Baju, rok, selalu menjadi hal utama dan rambut menjuntai sampai pinggang harus rapi dan wangi. Betapa senangnya hati bila dipandang dan dibilang predikat “cantik”. Penilaian manusia menjadi hal yang terpenting untukku. Menjadi baik di mata manusia menjadi hal yang dinantikan untukku.
Sampai akhirnya ketika aku memasuki dunia kuliah. Jauh dengan apa yang kubayangkan sebelumnya. Pertama kali aku memasuki gerbang kampus aku disapa oleh pemandangan perempuan-perempuan berjilbab lebar dan berniqab. MasyaAllah.. Entah mengapa aku begitu kagum, bergetar hati ini, padahal dalam hati pernah terbesit untuk tidak mengenakan jilbab ketika kuliah (Naudzubillah). Mereka berjalan dengan anggunnya seolah berkata “inilah aku dengan jilbab panjangku”. Aku memandang dengan penuh kekaguman. Ah indahnya.. apa aku pantas mengenakan jilbab seperti mereka?
Setelah memasuki dunia kampus aku berkenalan dengan teman-teman seperjuangan. Ada juga teman shalihahku, dialah yang menuntunku untuk berjilbab syar’i. Awalnya ketika kami para mahasiswa baru mengikuti SWIS (Studi wisata islam season 5). Ini hal yang wajib diikuti oleh mahasiswa fakultas ilmu sosial, meski kampus kami negeri. Tapi nilai islam begitu kental disini. Saat swis aku mengenal jauh mengenai islam, jilbab, mentoring bahkan batasan antara laki-laki dan perempuan. Ya Allah, ternyata banyak sekali yang belum aku ketahui. Saat semester 2 aku mencoba untuk mengenakan jilbab syari ke kampus. Teman-temanku sontak kaget begitupun sahabat shalihahku, dia merangkulku dan berkata “Alhamdulillah arni, semoga istiqomah ya”. Dia merupakan pendorong untukku memakai jilbab, dia juga yang memberiku jilbab syar’i, dan handsock. Terimakasih sahabat. Tak cukup sampai disitu ternyata ada saja ujian, godaan dan hatiku yang goyah. Orangtuaku terutama ibuku yang kurang setuju aku memakai jilbab syar’i. Dan akhirnya aku berjilbab biasa lagi. Aku juga belum istiqomah keluar rumah masih belum memakai jilbab.
Hari berganti hari bulan berganti bulan. Aku diajak oleh sahabatku untuk mengikuti kajian kemuslimahan kampus. Temanya mengenai “hijab” kemudian aku mengikuti kajian tersebut. Pengisi acaranya adalah nadia ameera beliau termasuk sosok yang tenar di media sosial. Saat itu ada salah satu jamaah yang menceritakan bahwa dia memang baru berhijrah dan langsung mengenakan niqob. Tetapi kedua orangtuanya tidak setuju, namun selang beberapa minggu orangtuanya mendapat hal yang tak terduga. Setelah anaknya berhijab dan mengenakan niqab. Ia berubah menjadi lebih baik bukan lagi yang kasar, membentak, apalagi membanting pintu ketika marah. Setelah itu ibunya pun kemudian berjilbab.
Kata-kata yang ku ingat pada kajian itu adalah “Ketika seorang wanita keluar satu langkah saja keluar rumah tanpa menutup aurat maka sama saja satu langkah Ayahnya akan ke neraka” mendengar kalimat itu hatiku bergetar, takut dan kaget. Kata-kata itulah yang selalu terngiang-ngiang dalam pikiranku. Dan ku putuskan untuk berjilbab ketika keluar rumah. Kini in syaa Allah aku mulai belajar berhijab sesuai dengan Ketentuan-Nya. Bismillah, Semoga Allah mudahkan jalanku, jalanmu dan jalan kita untuk melangkah dalam kebaikan. Aamiin


Penulis

9 COMMENTS
  • ????
    Reply

    Aamiin. Maasyaa’ Allah. Baarakallahu fiiki Yaa Shalihah 🙂

  • Sri juarsih
    Reply

    MaasyaaAllah..semoga trus istiqomah

  • Cans
    Reply

    Masya Allah ukh

  • sanny permatasari
    Reply

    Bagus nih tulisan nya. Sekarang aku pake hijab cuma sebatas klo ada acara di luar aja, aduh semoga bisa berhijab sesuai yg di anjurkan islam deh. Aamiin… jadi malu sendiri.

  • Hidayatul Abror
    Reply

    Barakallah ya ???

  • mila
    Reply

    semoga istiqomah..

  • Adjeng Ekinanty
    Reply

    Masya Allah sangat inspiratif.. terima kasih yaa.. bagus sekali pengalamannya..

  • Izma
    Reply

    Bermanfaat banget, nohok hati ini

  • Arni Zakiah
    Reply

    Terimakasih shalih/shalihah. MasyaAllah banyak yang komen. Jazakumullah khayran katsiron..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *