SUKSES DI BULAN RAMADHAN

Ramadhan merupakan bulan diantara sekian bulan yang paling istimewa. Bahkan tak jarang pula orang-orang menyambutnya dengan berbagai perayaan. Mulai dari hal yang murah meriah, hingga menguras isi dompet. Namun, semata mereka lakukan adalah untuk menyambut datangnya saja.Bukan persfektif kesuksesan di dalamnya. Padahal hal ini yang terpenting.

Rahasia sukses di Bulan Ramadhan sebenarnya tak berat. Beda halnya dengan perayaan dan percikan kembang api. Hal ini cukup menguras pengeluaran. Selain itu juga tak ada hubungannya dengan suksesnya ibadah Ramadhan Anda. Parahnya, hal ini terjadi di desa saya. Dimana setiap keluarga diwajibkan membuat nasi kotak yang dibagi-bagikan ke penghuni kampung. Tak peduli kaya ataupun miskin. Hal itu telah menjadi adat istiadat. Tak menjalankan adat bagi mereka adalah durhaka pada nenek moyang. Dan secara logika pun, hal itu tidak waras. Sebab, tujuan datangnya Ramadhan adalah memperbanyak ibadah, memperoleh ampunan, dan memperbaiki diri. Dan hal ini tidak butuh banyak
pengeluaran.

Allah ?? ????? memang memerintahkan kita untuk mempersiapkan Ramadhan.
“Dan jika mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At-Taubah: 46)

Yang dimaksud disini adalah mempersiapkan diri dan mental. Bukan hanya mempersiapkan adat dan baju baru. Sebab, Ramadhan itu memanen. Sebelum memanen pasti seseorang menanam terlebih dahulu. Karena tiada buah tanpa pohon. Semakin seseorang mempersiapkannya, maka semakin
matang hasilnya. Dan semakin nyata kesuksesan itu.

Kebanyakan penduduk muslim Indonesia menganggap persiapan itu adalah persiapan lebaran. Sehingga yang dipenuhi adalah pernak-pernik lebaran. Dan ini juga merupakan kebiasaan saya dan keluarga beberapa tahun lalu. Waktu itu kami belum mengenal agama lebih jauh. Kami cenderung
memersiapkan hari raya daripada ibadah pada Ramadhan. Persfektif kebahagiaan hakiki yang harus dicapai adalah Ramadhan. Selain itu karena faktor diskon dan promo yang besar-besaran. Hal ini
membuat kami memiliki kebiasaan demikian. Dan sepertinya tak hanya saya. Beberapa orang di sekitar pun begitu. Mereka lebih mengutamakan hari raya dibanding Ramadhan.

Sebenarnya, persiapan yang dimaksud adalah memperbaiki diri sebelum Ramadhan. Hal ini saya dapatkan dari kajian muslimah SAORI (Share About Our Preparation) di Jember. Seperti memperbanyak puasa, sedekah, qiyamullail, dan berbagai amal shalih sebelum Ramadhan datang. Sebab hari-hari Ramadhan hanya sedikit sehingga harus ada persiapan sebaik-baiknya.

Abu Bakr al-Warraq al-Balkhi mengatakan, “Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan bulan untuk
memanen.”


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *