Ibunda Fatimah az-Zahra

Ingin rasanya bisa menatap wajah ibunda Fatimah Az-Zahra, salah satu wanita penghuni surga.

Impianku sangat sederhana bisa berjumpa dengannya lewat mimpi saja bisa membuatku sangat bahagia.

Oh iya perkenalkan namaku Humairah, nama yang di berikan oleh orang tuaku itu membuatku sangat mengidolakan sosok wanita penghuni surga yang tidak lain adalah putri Rasulullah Saw.

Entah hanya kebetulan atau memang sudah takdir Allah SWT nama ku itu membuatku sangat mengidolakan ibunda Fatimah.

Dulu sewaktu aku kecil ibu selalu bilang bahwa aku diharapkan bisa seperti ibunda Fatimah, tapi nyatanya tidak.

Mana mungkin aku bisa seperti ibunda Fatimah yang sangat luar biasa itu, aku malah merasa Tidak pantas mendapatkan nama Humairah.

karna aku takut membuat nama yang suci itu menjadi kotor oleh diriku.
Waktu kian berlalu dan usiaku sekarang sudah menginjak 17 tahun, di umur ku yang sekarang ini aku bersyukur karna masih bisa di berikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan suci Ramadhan.

Tapi anehnya tubuhku sangat susah untuk ku kendalikan, terkadang rasanya lemas dan terkadang rasanya kaku.

Lalu malam itu hari pertama aku mengikuti shalat tarawih di masjid terdekat.

Pada awalnya semua berjalan lancar tapi saat ingin sujud terakhir badan ku kaku seketika, aku sangat takut saat itu entah apa yang terjadi pada ku saat itu.

Semua orang yang ada di sekitarku langsung membantu ku saat mengetahui keadaan badan ku yang tidak bisa di gerakan.

Aku di bawa ke sebuah rumah sakit terdekat dan aku langsung terkejut saat dokter mengatakan kalau badan ku lumpuh permanen.

Memang badanku sangat tidak bisa kau gerakan saat itu juga, aku langsung menangis dengan ibu yang sudah memeluk ku sambil berkata
” Allah sayang kamu nak “.

Hari-hari ku berubah bahkan aku tidak di perbolehkan untuk ikut berpuasa oleh orang tuaku karna kondisi kesehatan ku yang setiap hari makin menurun.

Lalu aku teringat dengan kisah ibunda Fatimah yang selalu menjadi inspirasi ku itu.

Dari luar kamar ku ibu masuk sambil membawakan makanan yang berada di atas nampan yang tengah di bawanya.

” Makanlah nak supaya kau cepat sembuh ” kata ibu pada ku.

Tapi aku tidak mau membuka mulut saat itu memberiakan sebuah suapan pada ku.

Lalu aku bicara pada ibu apa yang ingin aku lakukan besok.

” Bu aku ingin berpuasa besok, izinkanlah aku satu kali ini saja bu ” kataku.

Raut wajah ibu langsung berubah menjadi khawatir, tapi akuencoba untuk menghapuskan rasa khawatirnya itu dengan seulas senyuman yang ku perlihatkan pada ibuku.

” Bu kali ini saja izinkanlah Bu ” kata ku lagi yang masih meminta izin pada ibu.

Lalu dengan wajah yang masih terlihat khawatir itu ibu menganggukan kepalanya memberikan izin pada ku dengan diiringi seulas senyuman di bibirnya dan rasanya ada secercah rasa bahagia dalam diriku saat itu juga.

Besok paginya aku berbuasa, rasanya senang sekali bisa menikmati bulan suci Ramadhan ini dengan ikut berpuasa seperti yang lainnya.

Aku sangatlah bersemangat walaupun masih dengan tubuh yang lemah terbaring di atas tempat tidur ini tapi itu tidak membuatku patah semangat.

Saat sore hari tiba saat ingin berbuka puasa aku merasa badanku bergetar seperti orang yang kesemutan namun seluruh badan.

Lalu aku mencoba memanggil ibuku karna aku sangat takut saat itu, ibu langsung datang dan langsung memelukku erat saat itu.

Pandanganku buram, aku tidak bisa melihat dengan jelas.

Nafasku tersekat sulit rasanya untuk berhadapan saat itu, lalu sayup-sayup aku melihat seorang wanita muslim yang bercahaya datang dan mengucapkan salam padaku dan anehnya aku bisa menjawab salamnya.

Dan dia terlihat tersenyum padaku sambil mengulurkan tangannya ke arahku, dan aku bisa melihat dua sosok orang yang bercahaya juga datang dan sama mengucapkan salam seperti wanita tadi.

Dan dua orang yang baru datang itu juga mengulurkan tangannya ke arahku dan aku pun mengulurkan tanganku kearah mereka.

Dan saat aku sudah meraih tangan mereka sayup-sayup aku bisa mendengar suara ayah dan ibuku mengucapkan dua kalimat syahadat tepat di samping telingaku dan saat itu juga aku bangun dan ikut bersama ketiga orang yang mengulurkan tangannya padaku.

Ibunda Fatimah adalah wanita yang sangat luar biasa yang kau idolakan sejak aku kecil dan senang rasanya bisa kembali bersama nya di akhir hidupku.

Ibu pasti bahagia sekarang karna aku sudah bisa menyusul terlebih dahulu ibunda Fatimah, karna ibu tau kalau aku sangat ingin bertemu dengan ibunda Fatimah dan sekarang impianku dan keinginanku tersampaikan.

Entah saat aku hidup di dunia ataupun Tidka ibunda Fatimah akan tetap menjadi idola ku.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *