Ketika Hijrah Tak Hanya Soal Hijab

Aku memang sudah menggunakan hijab dari kelas 1 SMA. Tapi, tahukah kalian bahwa aku memutuskan untuk berhijab bukan karena sesuatu hal yang orang-orang sebut hidayah atau semacamnya. Saat itu, aku memutuskan menggunakan hijab dengan tujuan untuk menutupi salah satu bentuk tubuhku, yakni betis. Namun, lambat laun aku merasakan sebuah malu ketika orang lain melihat rambutku. Aku merasa malu ketika orang lain melihat tanganku.

Hingga pada suatu titik aku memutuskan untuk benar-benar menutup auratku dengan berhijab. Tapi, apakah dengan hal tersebut aku bisa dikatakan berhijrah? Belum. Hijrah tak hanya soal menutup kepala dengan kerudung atau semacamnya. Lebih jauh hijrah bicara tentang perjalanan menuju kebaikan dalam menjalani hidup. Perjalanan untuk ikhlas dalam mendermakan hidup dijalan Tuhan. Hijrah tak hanya soal kain yang menutupi dada, tapi juga bagaimana mengendalikan hawa nafsu sebagai manusia.

Momen ramadhan adalah kesempatan untuk menciptakan hijrah bagiku. Hijrah bagaimana aku menjalani hidup. Memperbaiki setiap perilaku yang tidak disenangi Allah, menjauhi segala perbuatan yang dilarang oleh Allah. Aku ingin hijrah menjadi perempuan yang baik. Perempuan yang dicintai Allah. Perempuan yang baik menurut-Nya.

Hijrah juga bicara soal hati. Bagaimana kita mengendalikan hati kita agar tidak dikuasai nafsu duniawi yang terkadang membutakan mata hati kita. Memang berat, tapi aku memutuskan untuk terus memperbaiki diri setiap harinya. Semoga ramadhan kali ini menjadi ramadhan yang berkah bagi kita semua. Semoga ramadhan ini mempermudah kita untuk menjadi lebih baik setiap harinya.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *