Fraksionasi Sesungguhnya

Outdoor Study kali ini terkesan lebih eksklusif dan elegan, karena objeknya adalah PT Pertamina UP IV Cilacap Jawa Tengah, yang memproduksi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dalam skala besar. Kurang lebih 60% kebutuhan BBM Jawa di suplai dari Pertamina Cilacap.

Tujuan kegiatan ini adalah, untuk melihat secara langsung proses pengelohan minyak mentah menjadi bahan bakar minyak, seperti Premium, avtur (bahan bakar pesawat terbang) kerosene (minyak tanah) otomotif diesel oil (solar), industrial diesel oil (IDO), industrial fuel oil (IFO) naphta, dan non BBM, seperti gas elpiji, dan aspal.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu setengah jam dari Purwokerto, kami tiba di tempat tujuan, UP IV Pertamina Cilacap. Tiba tiba, seorang personel pengamanan kilang, meminta kami untuk merapikan parkir di luar pagar.

Kesan tegang dan serius, serta merta merasuki pikiran, karena menurut informasi yang kami terima, tempat pengolahan minyak mentah seperti di UP IV Cilacap, dikelola dengan teknologi tinggi, dan sangat berisiko jika terjadi hal-hal yang menyalahi prosedur, seperti kebakaran hebat yang terjadi beberapa tahun lalu.

Udara panas Cilacap yang menyengat dalam sekejab sirna, berganti hawa dingin yang sejuk, ketika kami dipersilahkan memasuki ruangan pertemuan ber AC untuk mengikuti prosesi penyambutan dan acara seremonial. Seragam jaket yang kami pakai, terasa sangat sesuai dengan fasilitas ruangan yang dilengkapi meja rapat dan mikrofon untuk tiap orang, “seperti anggota DPR saja,” celetuk seorang siswa.

“Selamat datang di PT Pertamina UP IV Cilacap, saya juga warga Al Irsyad, karena istri saya alumni SD Al Irsyad, ” Sambut kepala Humas Pertamina sambil tersenyum kepada kami semua. Setelah itu, beliau memaparkan secara detail tentang profil PT Pertamina Persero. “Mohon para peserta untuk mematuhi aturan, sebelum memasuki area kilang.” Sambungnya.

Pertama, semua alat komunikasi mohon dinonaktifkan. Kedua, tidak boleh membawa alat apa pun yang berpotensi memercikan api. Ketiga, tidak bleh mengambil gambar. Keempat, harap tenang ketika mendengar atau melihat ledakan atau suara apa pun. Kelima, dilarang bergurau berlebihan.” “Pak, apa hubungan antara bergurau dan kilang minyak?” Tanya seorang murid menyela penjelasan protokoler. “Jika banyak bergurau, bisa menyebabkan kelalaian, jika kita lalai, bisa berakibat fatal.” Jawab Kepala Humas Pertamina sambil tersenyum.
Saya berfikir sejenak setelah mendengar penjelasan tadi, “Inilah sebuah cerminan prosedur yang dibuat dan ditaati bersama, tidak peduli tamu atau tuan rumah, atasan atau bawahan, presiden atau rakyat biasa, semua harus mengikuti prosedur yang ada dan harus memahami konsekuensi yang akan terjadi jika tidak sesuai aturan. Kesalahan yang disebabkan oleh individu tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tetapi bisa juga berakibat fatal bagi orang banyak.

Fraksionasi Sesungguhnya

Bis khusus membawa kami (rombongan siswa SMA IT Al Irsyad Purwokerto) menyusuri dari dekat area kilang yang sangat luas. Sambil menyimak penjelasan dari instruktur tentang sistem kerja kilang minyak, pikiran saya menerawang mencari persamaan filosofis antara fraksionasi (proses pemisahan) minyak mentah dan proses pendidikan di sekolah.

“Minyak mentah yang ada di PT Pertamina UP IV ini berasal dari berbagai sumur atau ladang minyak yang ada di seluruh Indonesia, dan dari negara-negara Timur Tengah, seperti Saudi Arabia. Setelah melalui pengolahan yang benar dan sesuai prosedur, minyak mentah berubah menjadi beberapa bentuk yang memiliki fungsi dan spesifikasi yang bermacam-macam, seperti Avtur, Premium, Pertamax, minyak pelumas, Solar, minyak tanah, aspal dan lain sebagainya.” Inilah kalimat pembuka dari pemandu yang menjelaskan kepada kami tentang sistem kerja kilang minyak Pertamina.

Menurut saya, “Demikian juga murid di sekolah, berasal dari berbagai daerah, kultur, budaya, dan status sosial yang berbeda-beda. Namun, mereka semua membawa potensi dasar yang luar biasa. Jika bisa diibaratkan, mereka adalah minyak mentah yang belum diolah oleh mesin-mesin canggih berteknologi tinggi (high technology). Dan sekolah, ibarat kilang minyak yang siap menempa mereka menjadi produk unggulan dengan berbagai potensi dan profesi di kemudian hari.

Murid di sekolah akan mengalami sebuah “pengolahan” sistematis oleh guru, kurikulum, sistem dan budaya sekolah yang kelak diharapkan menjadi tenaga penggerak peradaban menuju dunia yang lebih baik. Yang kita yakini bersama, bahwa mereka tidak boleh dan tidak akan menjadi “premium” semua, mereka pasti ada yang mengambil peran sebagai “solar”, “avtur”, “premium”, “gas elpiji”, bahkan “aspal”. Tidak ada anak “high intellectual” dan tidak ada pula “low intellectual”, mereka semua akan menjadi manusia yang bermanfaat untuk kehidupan mereka dan orang lain, sesuai potensi dan fungsi yang mereka kembangkan sendiri.”

Bersahabat Dengan Alam

Bahan bakar minyak adalah salah satu energi yang tidak bisa terbarukan. Dihasilkan dari fosil yang berusia jutaan tahun, yang mengalami proses alam yang sangat rumit. Minyak mentah merupakan sumber energi yang tidak bisa diperbaharui, padahal setiap detik kita terus memompanya dari dalam perut bumi. Pelan tapi pasti, cadangan minyak akan habis.

Mungkin, lima puluh atau seratus tahun ke depan, manusia akan kembali hidup seperti jaman batu. Pesawat teronggok di landasan tanpa bahan bakar. Garasi mobil akan dipenuhi besi-besi tua yang berkarat. Malam akan kembali menampakkan wajah aslinya (kegelapan), tanpa lampu kota yang menakjubkan pandangan, karena minyak penggerak generator sudah kehabisan. Sudah seharusnya kita menggunakan fasilitas dan anugerah dari Allah berupa minyak bumi dengan bijak. Marilah berlatih hemat mulai dari hal yang kecil, seperti mematikan lampu yang tidak perlu.

Di samping itu, kita harus selalu berfikir mencari energi alternatif agar tidak bergantung pada satu sumber energi saja. Ingat, rahmat Allah Swt. meliputi seluruh bumi, seluruh ciptaan Allah tidak ada yang sia-sia dan Dia akan memberikan jalan bagi orang yang mau dan bersungguh-sungguh dalam berusaha. Wallahau A’lam.


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *