Live Tarawih On Air

Dalam satu tahun penanggalan hijriyah, kita akan dipertemukan dengan satu bulan yang istimewa, yakni Ramadhan. Bulan ini teramat istimewa, karena di dalamnya Allah Swt melimpahkan rahmat, membuka lebar pintu maghfiroh, dan menjauhkan kita dari ancaman api neraka (itqum minan naar).

Banyak keistimewaan dalam bulan ini, salah satunya adalah sholat tarawih. Sholat sunnah ini hanya ada di bulan Ramadhan. Muslim pun menyambutnya dengan gegap gempita. Termasuk mereka yang ada di desa-desa. Salah satunya terlihat dari puji-pujian khas yang dilantunkan bakda adzan jelang sholat isya’ yang berupa lafadz niat puasa Ramadhan yang dinadzomkan atau dilagukan. Sehingga, nuansa Ramadhan begitu terasa.

        Nawaitu shouma ghodin

        ‘An adai fardli syahri

        Romadhoona hadzihis sanati

        Fadlo lillahi ta’ala

Itulah salah satu kekhasan sholat tarawih yang juga tidak terlepas dari tradisi-tradiri masyarakat. Begitu istimewanya tarawih di bulan seribu bulan.

Saya dan beberapa kru yang tergabung dalam Radio Komunitas Suara Tebuireng Jombang juga tidak mau melewatkan keistimewaan sholat tarawih ini. Sehingga, kami berinisiasi menyiarkan secara langsung pelaksanaan sholat tarawih. Tentu muncul pertanyaan, apa serunya atau apa istimewanya menyiarkan secara langsung sholat tarawih? Lha wong kita muslim sama-sama menjalankan ibadah ini hampir pada waktu yang sama.

Memang, tidak ada bedanya sholat tarawih di setiap musholla atau masjid. Kecuali, bilangannya. Di sisi lain, ada sebuah fenomena yang jamak terjadi di masyarakat terkait dengan sholat tarawih. Yaitu, sholat tarawih yang dilaksanakan dengan tempo yang begitu cepat. Bayangkan saja, 20 rakaat tarawih plus 3 rakaat witir bisa dilaksanakan selama 30 menit saja.

Akan tetapi tidak semua demikian. Beberapa masjid di Jombang justru menghatamkan al-quran selama sebulan penuh ramadhan. Artinya, setiap harinya imam akan membacakan 1 juz al-Qur’an  ketika menjalankan 20 rakaat sholat tarawih. Nah, jika di desa banyak yang membaca surat pendeknya dengan tempo cepat, di masjid ini justru dibaca tartilan, tumakninah dan penuh penghayatan. Para imamnya pun adalah hafidz yang hafal 30 juz Al-Qur’an. Dan, tarawihnya dilaksanakan selama 2 jam dari jam 19.00 WIB sampai jam 21.00 WIB. Nah, salah satunya adalah sholat tarawih di Masjid Agung Baitul Mukminin Kabupaten Jombang yang juga membaca 1 juz al-Quran setiap harinya, sehingga bisa hatam selama sebulan Ramadhan. Selain itu, sholat tarawih di masjid depan Alun-Alun Kota Jombang ini, khas dan selalu tepat waktu dalam pelaksanaannya sesuai dengan Jadwal Imsakiyah Kabupaten Jombang yang dikeluarkan oleh Kementarian Agama Kantor Kabupaten Jombang.

Di awal, ketika kami menyampaikan nawaitu kami untuk menyiarkan langsung, sempat terganjal. Sebab, informasi yang kami terima dari Sekertariatan Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang, bahwa radio pemerintah Kabupaten Jombang juga berencana untuk menyiarkan secara langsung. Akan tetapi, pada akhirnya kesempatan itu justru diberikan kepada Radio Komunitas Suara Tebuireng dengan beberapa pertimbangan. Jadilah kami menyiarkan secara langsung (live) sholat tersebut.

Tentu saja, dalam pelaksanaannya tidak boleh mengesampingkan hak kami untuk menjalankan sholat tarawih juga. Karena itu, kami merencanakan sebuah sistem penyiarannya.

Untuk menyiarkan secara langsung, minimal dibutuhkan 2 orang. Satu orang bertugas mengirim suara dari lokasi, satu yang lain bertugas menangkap dan mengoperatori di studio. Untuk itu, kedua crew ini sudah harus bersiap 10 menit sebelum adzan isya. Ketika suara adzan sudah siap ditransmisikan dan mesin penangkap juga sudah siap, maka suara adzan itu berkumandang melalui pemancar yang bisa tersiar hampir di seluruh Kabupaten Jombang. Maka setelah itu, kedua crew bersiap untuk menjalankan ibadah sholat isya dilanjutkan tarawih. Tentu saja, sesekali mereka harus mengecek apakah Live Tarawih berjalan lancar atau terkendala. Sehingga mereka selalu sangu radio handphone yang terhubung dengan heatset untuk mendengar dan mengecek. Begitu juga yang di studio. Biasanya, petugas studio akan selesai shalat tarawih lebih dulu, sebab sholat tarawih yang diikuti di musholla dekat studio hanya membaca surat-surat pendek, dan tidak menghatamkan 30 juz sebagaimana di masjid Agung Baitul Mukminin Kab Jombang, sehingga bisa memantau.

Hal ini, kiranya juga dialami oleh pendengar Suara Tebuireng. Meski tidak bisa menyimak dari awal, karena harus tarawih dulu. Akan tetapi, mereka bisa mengikuti selepas menjalankan ibadah sholah tarawih, dari jam 20.00 WIB sampai 21.00 WIB. Sehingga, bisa menyimak dan menyemak betapa khitmad sholat dan pembacaan ayat-ayat qur’annya oleh imam hafidz yang membacakan 1 juz Al-Quran perharinya.

Selain itu, ketika on radio, segera saja imajinasi kita mengembang, ketika takbir sembari kedua tangan diangkat “Allah”, sesaat kemudian tiba-tiba hening dalam rukuk. Terdengar kembali, “Allah” dan sepi dalam i’tidal nan tumakninah. Suara “Allah” timbul kembali, lalu segera tenggelam dalam sujud. Bertasbih dalam keheningan. Hingga, bermuara-tenggelam pada kesenyapan duduk tasyahud akhir. Alhamdulillah

Oleh: Machtumah Malayati

Dari: Desa Gondek Mojowarno, Jombang

Machtumah Malayati


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *