Happiness in Ramadhan of this year

Bulan Ramadhan telah datang menghampiri kita semua sebagai umat islam yang ada di seluruh dunia dan membawa sejuta kebahagiaan yang penuh berkah bagi semua manusia. Perasaan gembira dan rindu meliputi jiwa orang-orang yang beriman. Menantikan malam-malam yang khusyu’ dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan dzikir kepada ar-rahman. Suasana Ramadhan sangat menyentuh hati kita untuk selalu memohon magfiroh dan memperbanyak amalan-amalan ibadah baik itu yang bersifat wajib maupun sunnah. Hari demi hari telah kita lalui dibulan yang penuh berkah ini, tentu sebagian orang banyak mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang positif dan penuh makna. Hal serupa juga telah aku alami dengan sesuatu yang berbeda dari tahun sebelumnya. Bulan Ramadhan kali ini, aku merasa lebih kuat untuk melaksanakannya dengan keikhlasan dan kesabaran di tengah ujian yang telah Allah berikan kepadaku. Sebuah ujian yang telah diberikan kepada setiap hambaNya, tentu dibalik itu semua terdapat sebuah hidayah yang indah untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Beberapa bulan yang lalu tepatnya sebelum UN Sma 2016 tiba, suatu hari ujian itu datang kepadaku hingga membuat keluarga sedih dan menangis tak kuasa melihat peristiwa yang menimpaku tepatnya di Bulan Desember 2016. Badan ini hingga terbaring tak sadarkan diri dalam ruangan sangat dingin menyelimuti dengan peralatan medis yang terpasang di bagian tubuhku. Kecelakaan yang telah terjadi padaku membuat salah satu kakiku patah, tapi tak mengapa aku harus tetap tersenyum dan sabar menghadapinya untuk tetap bangkit dari ini semua. Berawal dari kejadian itu aku mulai menyadari bahwa Allah masih menyayangi umatNya untuk selalu mengingatnya dan memperbaiki amalan kita selama kita hidup.

Puasa kali ini memang terasa berbeda dengan kondisiku yang tidak normal, hal itu tidak membatasiku untuk melakukan aktivitas seperti orang lain pada umumnya. Seperti biasa, suara adzan selalu terdengar untuk memanggil kaum muslimin untuk segera menunaikan kewajibannya. Aku dan kawan-kawan selalu bersama-sama untuk melaksanakan kegiatan seperti biasanya yaitu melaksanakan sholat wajib berjamaah di masjid, dan menjelang sore kami mengadakan Tadarus Al-Qur’an sampai menunggu saat berbuka telah tiba. Perasaan yang senang dengan kekhusyuan dan ketenangan membuat suasana menjadi lebih mengesankan. Perasaan persaudaraan sesama umat muslim juga terjalin seiring berjalannya waktu dan intensitas bertemu satu dengan lainnya. Tadarus Al-Quran yang kami lakukan sangat bermanfaat bagi kami untuk saling mengingatkan satu dengan lainnya jika salah satu dari kami ada yang salah maka yang lainnya harus mengingatkan, seperti makhorujul khuruf dan hukum bacaan tajwid yang ada didalamnya. Ya, begitulah kami anak-anak desa yang lebih banyak meluangkan waktu di lingkungan sendiri dari pada di luar. Dibalik senyuman itu, rasa sakit sering kali aku rasakan pada salah satu kakiku. Tapi hal ini harus tetap aku tahan dan tegar untuk menerimanya. Allahlah obat pelipur lara dengan mengingatnya dalam hati dan melakukan pendekatan denganNya, insyaallah hati kita akan jauh lebih baik. Selain kegiatan bertadarus, kami juga menggelar kegiatan bakti sosial yang akan diberikan bagi mereka yang membutuhkannya. Kunjungan ke Panti Asuhan dan Panti Jompo sudah menjadi agenda kegiatan remaja masjid di desa tempat kami tinggal. Sampai pada waktu berbuka salah satu dari kami mendapat giliran untuk membunyikan alarm di masjid dan hidangan ta’jil dari tetangga telah menunggu kami. Kamipun bergegas untuk segera  berbuka bersama dengan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan. Setelah itu satu dari kami mendapat giliran untuk mengumandangkan adzan. Sholat berjamaah memang sangat dianjurkan bagi seorang muslim laki-laki sesuai sunah Rasulullah SAW.

Hari mulai petang rembulan menampakkan sinarnya menerangi gelapnya jagatraya, waktu sholat isya dan teraweh dilanjut witir akhirnya tiba yang ditandai suara bedug dengan lantunan suara adzan yang merdu membangkitkan kita semua untuk segera melaksanakannya.

Jam menunjukkan pukul 03.00 WIB pagi saatnya bagi kami untuk segera melaksanakan kegiatan membangunkan sahur dengan peralatan rebana dan perkusi, kami suarakan bersama dan keliling satu desa. Keceriaan wajah-wajah yang penuh semangat untuk selalu menjunjung solidaritas bersama membuat kebahagiaan tersendiri bagi kita semua. Senang sekali rasanya bersama-sama mengisi waktu dengan pengalaman yang mengesankan dan menarik untuk dikenang akan selalu teringat dalam bingkai memori dalam benak kita.  So, jadilah manusia yang selalu bersyukur akan nikmat Allah dan isilah hari-harimu dengan kebahagian. Bahagia itu sederhana bagaimana cara kita bisa menempatkannya pada posisi yang tepat. Tidak ada kata putus asa dalam menjalani hidup sebab keputusasaan berawal dari hati yang kotor, maka tanamkanlah nilai-nilai yang baik dan bermanfaat di dalam hati kita masing-masing ok.  “Keep Istiqomah & Never Give Up”! J

Oleh: Fatkhurofiq

Dari: Kabupaten Brebes

Fatkhurofiq


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *